Judul : Hujan Daun-Daun
Penulis : Lidya Renny Ch., Tsaki Daruchi, Putra Zaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2014
Tebal : 248 halaman
Rate : 5 / 5
“Cinta itu tak pernah ada, Lukita, bahkan setelah aku mencoba menumbuhkannya sekuat tenaga.” – Surat Alex kepada istrinya, hal 132
Hidup kadang mengungkapkan rahasianya dengan cara yang tidak terduga dan kisah hidup Tania menunjukkan bahwa khayalan tidak seindah kenyataan. Terlahir sebagai gadis yatim piatu yang sama sekali tidak punya petunjuk tentang orangtuanya, Tania tumbuh dalam tanda tanya besar. Kakek-neneknya yang seharusnya bisa menjelaskan kenyataan, ternyata selama belasan tahun hanya bungkam dan tidak pernah mau mengungkapkan sejarah masa lalu Tania.
Tapi jiwa Tania yang mengharapkan jawaban ternyata selalu hidup di dalam dirinya. Gadis yang berulang tahun setiap empat tahun sekali ini selalu mendapat mimpi-mimpi aneh yang muncul di setiap kali ulang tahunnya mulai dekat. Mimpi tentang dua orang gadis kecil yang sedang bermain petak umpet. Seorang dari gadis kecil itu adalah dirinya, tapi ia tidak bisa mengenali gadis kecil yang satunya lagi; mimpi yang sama yang selalu menghantuinya selama 20 tahun terakhir hidupnya.
Sampai akhirnya, mendekati ulang tahunnya yang ke-20, Tania yakin akan ada sesuatu yang besar terjadi di hidupnya. Bermula dari perkenalannya dengan Adrian, kakak tingkatnya di universitas, melalui kencan buta yang diprakarsai oleh sahabat-sahabatnya—hingga akhirnya cinta menyapa Tania tanpa tending aling-aling akibat percakapan menarik tentang ulang tahun mereka yang sama. Kejutan-kejutan lain mengekori dan datang bak meteor lolos yang menghantam dunianya.
Seorang wanita paruh baya tiba-tiba saja datang pada Tania dan mengungkapkan kenyataan yang menghancurkan bayangan indah tentang orangtuanya. Selama ini, Tania menyangka kalau orangtuanya menikah dalam kebahagiaan, namun ternyata wanita itu justru mengakui diri sebagai ibu tirinya—wanita yang sesungguhnya dicintai oleh ayahnya. Seperti ada kaca yang pecah di dada Tania, hatinya remuk, ia tak menyangka Kakek dan Neneknya menutupi kenyataan bahwa ayahnya kabur dari rumah dan memilih kawin lari dengan wanita lain.
Maka, dimulailah pencarian Tania tentang jati dirinya. Berbekal sebuah lukisan yang dibuat oleh ayahnya untuk dirinya, hingga mimpi-mimpi yang masih saja datang silih berganti seolah menuntut untuk diungkapkan. Tania tahu, masih banyak rahasia-rahasia lain yang disembunyikan hidup ini darinya, terutama tentang gadis kecil yang bermain petak umpet bersamanya di dalam mimpi.
Pada akhirnya, akankah Tania menemukan rahasia itu? Bisakah ia menemukan jawaban dari tanda tanya besar yang sudah menghantui hidupnya? Apakah Tania akan senang dengan jawaban tersebut atau malah kecewa karena mendapati kenyataan tak seindah khayalannya selama ini? Silakan beli bukunya segera!
Pertama-tama, aku cuman mau bilang kalau aku mendapatkan buku ini sebagai hadiah karena menang lomba #GAHDD yang diadakan ketiga penulisnya. Rasanya senang banget dan gak nyangka kalau bisa dapat buku gratisan seperti ini, hehehe. Jujur saja, awal mulanya sih aku agak pesimis dengan buku ini, ikut give away-nya pun cuman iseng-iseng karena tema lombanya kebetulan aku suka banget. Lalu, menilik buku ini adalah buku trio dengan satu cerita dan tema, aku kira akan ada kejomplangan ide atau gaya bahasa yang bakal buat aku baca skimming dari tengah-tengah buku. Hahaha. Selain itu, aku memang rada trauma sih beli buku penulis Indonesia belakangan ini—semenjak beberapa serial #STPC yang mengecewakan—jadilah Hujan Daun-Daun menjadi buku penulis Indonesia yang aku baca setelah sekian waktu.
Wow, dan ternyata, rasa pesimisku dipatahkan dengan cerita yang benar-benar menggugah untuk dibaca sampai habis ini. Mungkin karena faktor jenuh dengan buku-buku terjemahan yang berat hingga bacaan ringan seperti Hujan Daun-Daun terasa lebih enjoy untuk dinikmati kali ya. Tapi terlepas dari itu semua, aku benar-benar suka dengan cerita dari buku ini. Ketiga penulis benar-benar menyatukan pikiran dan menyinergikan tulisan dalam satu buku yang sangat epic ini. Angkat jempol deh, menyatukan tiga pikiran dalam satu cerita itu gak mudah loh, kadangkala nulis duet aja bisa bersinggungan apa lagi ini bertiga. Ckckck, luar biasa.
Gaya bahasa yang digunakan oleh ketiga penulis pun sangat singkron satu sama lain, tidak ada kejomplangan sehingga tidak menyulitkan pembaca untuk memahami cerita—kalau seandainya tidak melihat ketiga nama di cover depan buku, mungkin aku pun gak akan menyangka kalau yang nulis ini tiga orang. Hahaha.
Kemudian, untuk plot ceritanya, ketiga penulis memberikan banyak sekali kejutan dalam buku ini seiring dibukanya lembar demi lembar kenyataan hidup Tania. Kita tidak hanya disuguhkan perjalanan lempeng yang datar saja, emosi kita justru dibawa naik turun seiring dengan pertanyaan-pertanyaan yang terjawab dan kenyataan yang mengejutkan dari tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita ini.
Hanya saja, ada beberapa bagian yang membuat saya agak merasa terganggu, yaitu konflik antara Adrian dan Tania yang kurang kuat. Well, awalnya, saya kira masa lalu Tania akan berhubungan langsung dengan kehadiran cowok itu, tapi ternyata Adiran di sini hanya sebagai pemanis. Singkatnya, inti pokok dari cerita ini hanyalah pengungkapan masa lalu Tania sedangkan Adrian ada hanya untuk membuat buku ini menjadi ‘happly ever after’. Hehehe, lumayan lah, menambah intrik dan mempertebal buku. Meski menurut saya akan lebih bagus lagi kalau seandainya Adrian dilibatkan secara langsung dalam konflik utama buku ini, jadi kesannya bukan jadi tokoh yang terpinggirkan gitu sih. Hahaha. 😛 *Puk-puk Adrian*
Tapi sesungguhnya, saya sangat suka dengan esekusi konfliknya. Ketiga penulis tidak memaksakan konflik antara Tania dan keluarganya diganggu dengan konflik antara Tania dan Adrian. Mereka konsisten sampai akhir untuk menyelesaikan konflik keluarga Tania dan hal itu benar-benar saya nikmati sampai akhir buku. Great job!
Akhir kata, 5 bintang untuk buku ini karena ketiga penulis berhasil menyinergikan kata-kata dalam satu buku dan membuat saya kembali bersemangat untuk membaca buku-buku yang ditulis anak-anak negeri ini.
Terima kasih atas review-nya! Senang bisa menyuguhkan karya yang dapat kamu nikmati ^^
Sama-sama Kak Putraaaa! 😀 Terus berkarya ya! Saya tunggu buku-bukunya yang lain.
Haiiiiiiii…. Makasih yaaaa reviewnyaaa. Follow blogmu ah 😀
I do not even know the way I stopped up here, but I thought this submit was
good. I do not realize who you might be however certainly you’re going to a famous blogger if you
aren’t already. Cheers!
Gila! Mungkin agak telat, tapi ini buku keren banget huhu…
padahal gue gak pernah suka baca novel, berawal dari tugas literasi disekolah. Disuruh membeli buku novel dan dibikin resensinya. Awalnya sih asal pilih aja bukunya, pertama berdasarkan tebal buku (biar gak kelamaan baca karena gue bukan pembaca hehe), kedua covernya itu keliatan indah tapi khas gitu kayak simple juga. Dan gue bersyukur banget kalo kemarin kemarin yang gue ambil buku ini di gramed hehe… Mantap banget bukunya, udah dibikinin resensi lagi di blog ini 😀 jadi nggak susah susah ngerjain tugas literasinya hehe… Dan yang paling mengejutkan lagi bahkan liat si penulisnya berkomentar di blog ini 🙂 itu rasanya udah kayak ketemu artis terkenal aja 😀