Zahir – Paulo Coelho

INDONESIA_ZAHIR

Judul                     : Zahir

Penulis                 : Paulo Coelho

Penerjemah       : Andang H. Sutopo

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                    :  Cetakan kelima, Januari 2014

Tebal                     : 440 halaman

Rate                       : 5 / 5

 

“Zahir-ku mempunyai nama, dan namanya adalah Esther.” – halaman 75

Hidup seorang penulis buku spiritual terkenal mendadak jatuh jungkir balik ketika mendapati bahwa istrinya, Esther, kabur dari apartemen mereka yang nyaman di Prancis. Seketika itu juga ia kehilangan hidupnya, di hari-hari yang ia lalui sendirian ia hanya bisa melihat bayangan istrinya berkeliaran di sekitarnya.

Sepanjang hari-hari itu ia berpikir dan menganalisa berbagai macam kemungkinan tentang mengapa istri yang sangat ia cintai itu tega meninggalkannya. Di mulai dari pertengkaran mereka beberapa tahun belakangan ini, kemudian keinginan istrinya menjadi seorang wartawan perang, lalu tentang seorang pria yang istrinya itu kenal secara tidak sengaja saat meliput perang tersebut, namanya Mikhael. Penulis itu mulanya tidak yakin dengan kemungkinan istrinya kabur bersama pria itu, namun ternyata hal itu dibenarkan dengan pertemuannya tak terduganya dengan pria bernama Mikhael ini.

Di sebuah acara penandatanganan buku terbarunya yang ia tulis karena pengaruh Zahir—Zahir, menurut Jorge Luis Borge yang dikutip dalam buku Paulo Coelho ini, adalah seseorang atau sesatu yang sekali kita mengadakan kontak dengannya atau dengan itu, lambat laun dapat memengaruhi seluruh pikiran kita hingga kita tidak dapat memikirkan hal lain selain Zahir kita itu—yang memanifestasikan diri sebagai istrinya yang hilang, sang penulis bertemu dengan Mikhael. Pertemuan itu pun memulai sebuah perjalanan panjang tentang merenungi hidup ini dengan kekuatan sang Bunda.

Sang Bunda, melalui Mikhael yang sering kali mengalami penampakan-penampakan dan mendengarkan suara-suara, menolong sang Penulis itu untuk mengerti. Bahwa kepergian istrinya juga zahirnya, Esther, bukanlah karena wanita itu membencinya, melainkan karena wanita itu begitu mencintainya. Ada hal-hal yang ingin istrinya itu sampaikan agar sang Penulis mengerti, tapi ia tahu, ia tak bisa menggunakan cara ‘biasa’ untuk itu. Jadi, ia pun pergi, pergi ke suatu tempat dan menunggu. Menunggu suaminya, sang Penulis, untuk mendatanginya dan menemukannya.

Apakah sang Penulis berhasil menemukan Zahir-nya kembali dan merebut kembali kepercayaan, cinta dan gairah kehidupannya yang selama ini hilang bersama kepergian Zahir-nya itu? Mari, beli buku ini dan temukan sendiri bagaimana sekali lagi cinta menunjukkan kekuatannya dalam kata-kata yang ditorehkan penulis bernama Paulo Coelho ini.

Review:

Untuk kesekian kalinya aku jatuh cinta dengan buku yang di tulis oleh penulis ini dan tanpa ragu memberikan bintang sempurna untuk karya-karyanya. Aku sangat mengapresiasi buku ini karena berbagai macam hal, di mulai dari tokoh-tokoh yang dibangun, alur ceritanya hingga latar, terutama pada pesan yang ingin di sampaikan.

Sang Penulis buku spiritual dalam buku ini merupakan tokoh utama yang seolah-olah menceritakan diri Paulo Coelho sendiri sebagai penulis bukunya. Sehingga dalam beberapa bagian aku percaya bahwa kejadian di dalam buku ini benar-benar terjadi, seperti bagaimana ia menggambarkan perasaan Sang Penulis menanggapi para kritikus, pandangannya pada pengangkatan buku-bukunya ke layar lebar, dan lain sebagainya. Singkat kata, tokoh utama buku ini  pun jadi terkesan lebih hidup karena Paulo Coelho memasukan dirinya sendiri dalam buku ini.

Alur ceritanya pun sangat apik, bagaimana Paulo Coelho menggambarkan tokoh utamanya menderita karena kehilangan Zahir-nya, kemudian kejadian-kejadian setelahnya yang runut dan pembukaan-pembukaan alasan serta makna dari setiap kejadian tersebut yang kemudian menjadi bahan renungan bagi kita semua. Serta ending yang menurutku sangat romantis dan penuh emosional hingga ketika kalian menutup buku ini kalian akan tersenyum dan berkata pada diri kalian sendiri: ‘Wow, aku baru saja mengalami hal yang luar biasa.’ Hahaha, kanapa aku bisa berkata seperti itu? karena aku mengalaminya, setiap kali aku membaca buku Paulo Coelho.

Kemudian, hal yang membuat buku ini berbeda dari buku-buku Paulo Coelho yang lain adalah bagaimana ia menggambarkan hubungan suami istri yang sangat jauh berbeda dari pandangan orang-orang kebanyakan. Ia menggambarkan sang penulis dan istrinya adalah kedua orang yang saling mencintai namun membebaskan, di sana mereka memiliki kepercayaan yang sangat mendalam sampai-sampai meskipun masing-masng dari mereka memiliki affair di tempat lain, mereka percaya cinta di antara mereka tetap sama. Oh ya, aku  lupa menyebutkan tadi di atas, bahwa ketika sang Penulis dalam buku ini kehilangan istrinya serta Zahirnya, ia pun menjalin hubungan dengan wanita lain bernama Marie. Hubungan mereka tak lebih dari sekedar TTM di atas kasur, karena masing-masing dari mereka memiliki orang yang mereka cintai—sang Penulis dengan istrinya dan Marie dengan pria lain—kehadiran sosok Marie di sini benar-benar ‘pemahit’ buku yang pastinya menuai cibiran para pembaca,”Bagaimana mungkin tokoh utama buku ini terlihat begitu mencintai istrinya yang hilang itu sementara ia bisa menjadi hubungan dengan wanita lain dengan mudahnya?”

Dan menurutku, saat mendapati alur cerita yang seperti itu, aku berpikir bahwa buku ini ditulis dengan sangat berani dan akhirnya  terjawab sudah pertanyaanku kenapa buku-buku Paulo Coelho tak pernah mendapat rating lebih dari 4 di Goodreads. Hahaha. Semua buku Paulo Coelho memang seperti itu, anti mainstream, hingga banyak sekali menuai kritikan. Pandangan Paulo Coelho tentang para pengkritiknya pun tertuang di dalam buku ini di halaman 89, saat tokoh utama dalam buku ini, sang Penulis, menerbitkan bukunya yang terbaru lantas menuai kritikan dari para kritikus buku. Aku sangat suka dengan gaya Paulo Coelho yang tidak ambil pusing dengan para kritikus itu, dan malah menjawab  semua hal itu melalui karya-karyanya. Keep goin’ Eyang! XD

Penutup, tentang apa yang aku dapat saat membaca buku ini, tentu saja banyak sekali. Buku-buku Paulo Coelho sebenarnya mengulang-ulang fenomena-fenomena kehidupan yang sama, namun bagaimana ia menyampaikannya dalam setiap bukunyalah yang menjadi pembeda. Dan aku sangat menyukai cara Paulo Coelho menyampaikan ide tentang kehidupan di bukunya yang satu ini. Ada sebuah kutipan yang menurutku benar-benar cocok untuk diriku sekarang ini, dan mengkin juga untuk kalian yang sedang bimbang tentang definisi kebebasan dalam hidup.

“Kebebasan bukanlah ketiadaan tanggung jawab, melainkan kemampuan untuk menentukan pilihan—dan melibatkan diri—pada apa yang terbaik bagi diri sendiri.”halaman 33

Akhir resensi, jadi bintang sempurna ya untuk buku ini. Buku-buku Paulo Coelho memang sangat pantas bagi kalian yang ingin menyelami kehidupan dengan cara yang berbeda dan menemukan sendiri arti dari kebebasan itu.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s