Judul : The Devil and Miss Prym
Penulis : Paulo Coelho
Penerjemah : Rosi L. Shimamora
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan kelima, September 2013
Tebal : 256 halaman
Rate : 3/5
“Baik dan buruk memiliki wajah yang sama; semua bergantung dari kapan keduanya melintas di dalam kehidupan seorang manusia.” – Hal 56
Viscos adalah sebuah desa kecil di lereng gunung yang para warganya hidup dengan begitu tentram. Meski menjadi satu-satunya desa yang mempertahankan keasliannya serta tradisi-tradisi masa lalu, Viscos ternyata memiliki masalah besar yang hanya diketahui oleh penduduknya, yaitu: hilangnya generasi penerus.
Viscos hanya ditinggali oleh orang-orang tua, sementara generasi muda mereka telah pergi ke kota-kota besar dan tinggal di sana. Hanya ada seorang wanita muda di Viscos yaitu Chantal Prym. Ia sebatang kara, hidupnya hanya bergantung pada penghasilan kecilnya di satu-satunya hotel di Viscos. Ia selalu berharap suatu hari nanti ada seseorang yang mau mengajaknya pergi dari desa kecil itu seperti teman-temannya, namun seseorang itu tak kunjung datang dan ia pun mulai putus asa.
Sampai suatu hari, Berta—seorang janda tua yang kerjanya hanya duduk termenung di depan rumahnya—melihat seorang pria yang mengaku dirinya turis datang ke Viscos dengan diikuti Iblis di di hatinya. Pria itu membawa sebelas batang emas di tasnya dan menginap di hotel tempat Miss Prym bekerja.
Secara terstruktur takdir Miss Prym dan pra asing itu bersinggungan tatkala Miss Prym mendapati kalau pria asing itu menyembunyikan sebelas batang emas di hutan Viscos. Pria asing itu berkata bahwa ia akan memberikan satu batang emas kepada Miss Prym dan sisanya kepada seluruh penduduk Viscos dengan satu syarat.
Dalam waktu satu minggu harus ada yang terbunuh, siapa saja, atau karena apa saja.
Miss Prym pun gentar, ia ketakutan setengah mati dengan tawaran itu. Benar, Viscos sedang terpuruk, tapi tidak mungkin penduduknya mau melakukan pembunuhan itu. Ia diperintahkan pria asing itu untuk menyampaikan kabar tentang batangan-batangan emas itu dan syarat yang diajukan, namun beberapa hari berlalu dan Miss Prym dipenuhi keragu-raguan. Hingga akhirnya Miss Prym memutuskan untuk memberitahukannya dengan kenyakinan bahwa penduduk desa pasti tidak akan memedulikan tawaran pria asing itu?
Sebenarnya, apa tujuan pria asing itu? apakah pria itu melakukan permainan itu hanya itu bersenang-senang, atau kah ada masuk tertentu tentang pembuktian apa yang baik dan apa yang jahat? Dan apakah penduduk Viscos menerima syarat mengerikan yang ditawarkan oleh pria asing itu?
Siapa yang akan dibunuh?
Mari, beli buku ini dan temukan jawabannya segera!
Review:
Seperti biasa, Paulo Coelho selalu bisa menyihir pembacanya dengan topik-topik kehidupan serta objek manusia yang menggetarkan hati. Kali ini, Paulo Coelho mengajak kita untuk menyapa tema tentang si baik dan si jahat.
Secara garis besar aku sudah bisa menduga kalau buku ini memiliki alur dan jalan cerita yang sederhana hingga ending-nya bisa langsung ditebak sejak awal. Tapi yang harus digarisbawahi di sini adalah bagaimana Paulo Coelho mampu menggambarkan sosok si jahat dan si baik yang bergumul dalam hati setiap orang.
Sosok Pria Asing yang membawa petaka ke Viscos benar-benar digambarkan secara epic oleh Paulo Coelho, begitu juga emosi-emosi manusiawi yang ada padanya. Sama seperti Miss Prym yang juga menjadi tokoh favorite-ku di buku ini, Paulo Coelho bisa membangkitkan segala emosi-emosi kebimbangan serta panik, jika dihadapkan pada posisi terdesak seperti itu. Inilah yang paling aku sukai dari buku-buku Paulo Coelho, penulis berasil menggugah hati pembacanya dengan permainan emosi tokoh yang benar-benar nyata dan tidak terkesan ‘fiksi’. Bukunya benar-benar manusiawi.
Tapi di lain sisi, aku memang agak sedikit kecewa dengan alur ceritanya yang terlalu sederhana. Aku memang menikmati permainan emosi serta tokoh-tokohnya, namun alur yang mudah ditebak serta twist cerita yang kurang gereget membuatku kurang masuk ke dalam buku ini. Well, ini buku Paulo Coelho berbintang 3 pertama yang aku berikan, dan benar-benar sedikit dikecewakan dengan buku ini. Biasanya, meski memiliki plot cerita yang sederhana, Paulo Coelho selalu punya twist-twist kecil atau besar ditengah-tengah buku sehingga pembaca menemukan dinamika ketika membacanya. Namun, aku tidak menemukan apa pun yang mendekati seperti itu, biasa saja, datar.
Terus, untuk pesan dari bukunya, mungkin karena aku kurang menikmati alurnya jadi agak nge-blur kali ya. Tapi menurutku Paulo Coelho melalui buku ini ingin menunjukkan bahwa di dunia ini tidak ada yang benar-benar baik, pun tidak ada yang benar-benar jahat. Ada waktu di mana sisi-sisi itu menguasai seorang manusia dan kitalah yang menentukan ke sisi mana kita mau menurut.
Akhir kata, bintang tiga ya untuk buku ini. Minus dua bintang karena plotnya kurang geret serta pesannya yang agak nge-blur. Tapi yang jelas, buku-buku Paulo Coelho memang paling pantas menjadi koleksi kalian.
Reblogged this on The Book Thief.