Judul : Cheeky Romance
Penulis : Kim Eun Jeong
Penerjemah : Putu Pramania Adnyana
Penerbit : Penerbit Haru
Terbit : Cetakan kedua, November 2012
Tebal : 450 halaman
Rate : 4/5
“Pada dasarnya, dulu manusia hidup di masyarakat matriarkal. Berbeda dengan makhluk hidup lainnya, banyak wanita yang meninggal karena melahirkan anak sehingga para lelaki harus melindungi wanita demi memenuhi kebutuhan reproduksi mereka. Oleh sebab itu, wanita yang memegang kuasa, Seiring berjalannya waktu, karena alasan perbedaan dan kekutatan fisik laki-laki dan perempuan, posisi perempuan memang sempat ditekan kembali, tetapi sepertinya sekarang sudah tidak lagi ya?” –Cheeky Romance, hlm. 14
Di lain sisi, So Yoon Pyo tak ingin disanjung-sanjung sebagai dokter unggulan pada prodi tempatnya bekerja. Menjadi seorang dokter kandungan memang tidak mudah. Kasus demi kasus yang ia tangani semakin aneh. Hingga hari itu ia bertemu dengan seorang wanita hamil di ruang tunggu. Menggenggam telepon sembari memaki-maki tidak berniat menghapus bayi dari kandungannya.
Setelah tak sengaja mencuri dengar, siapa sangka Yoon Pyo malah memergoki perempuan yang sama di sebuah restoran. Yoo Chae yang bertugas sebagai reporter, tengah melahap bubur kacang merah dan ikan fugu dengan bersemangat. Apa ia tidak tahu kalau kacang merah dan ikan fugu tidak boleh dikonsumi oleh wanita hamil? Yoon Pyo sempat awas, namun perempuan sinting itu malah kian bertingkah. Apalagi saat ia menenggak gelas alkoholnya yang kedua. Ini sama sekali tidak bisa dibiarkan.
Yoo Chae amat terkejut saat laki-laki gila itu tiba-tiba saja menyambar acara kuliner miliknya. Meneriaki Yoo Chae sebagai ibu hamil di depan kamera yang menyiarkan acara teve ke seluruh pelosok negeri. Acara live berlangsung tanpa jeda. Dan sekarang, apa yang harus ia katakan pada keluarganya? Ia tidak hamil, begitu? Nama baiknya terlanjur rusak di mata media.
Ide “Cheeky Romance” kentara banyak mengambil sisi serius dari novel keduanya, “My Boyfriend’s Wedding Dress”, yang mana karakter utamanya seorang reporter, tapi kini, karakter konyol tersebut ditemani oleh seorang dokter dengan segala tanggungjawabnya terhadap kandungan. Menilik kata “dokter”, “Cheeky Romance” memang digarap secara profesional, terlihat dari hasil riset dan banyak isitlah serta isu kedokteran yang diangkat Kim Eun Jeong pada catatan kaki. Kalau sebelumnya di “My Boyfriend’s Wedding Dress” saya sempat merasa kalau ceritanya banyak yang mengada-ngada, kali ini—dengan dibubuhi isitlah-isitlah kajian khas kedokteran—plot “Cheeky Romance” pun terasa lebih realistis.
“Cheeky Romance” tidak hanya berbicara tentang cinta dan hubungan laki-laki dan perempuan. Melainkan perjuangan para ibu dalam menghadapi hari kelahiran putra-putri mereka. Banyak risiko yang perlu diambil; pun banyak peristiwa yang mengharukan. Dan lewat “Cheeky Romance”, agaknya Kim Eun Jeong ingin mengangkat konflik yang bersifat lebih kekeluargaan seperti dibahasnya konflik antara ibu dan anak lantaran hal di masa lalu.
Dan seperti biasa, “Cheeky Romance” ditulis dengan sudut pandang orang ketiga yang mengacu pada dua belah pihak tokoh utama: Yoo Chae dan Yoon Pyo. Dibanding dengan “So, I Married The Anti-Fan”, perlahan yang saya perhatian, Kim Eun Jeong tidak lagi membatasi pengetahuan pembaca hanya pada karakter wanita saja. Mulai dari “My Boyfriend’s Wedding Dress”, karakter laki-lakinya sudah dibuka terang-terangan. Seperti pembaca dapat mengetahui seluruh hatinya lewat narasi. Dan pada “Cheeky Romance”, penulis pun menerapkan gaya bercerita yang serupa.
Dan terlihat dari keseriusan Kim Eun Jeong dalam pengambilan tema, penulis juga menetapkan hal yang serupa pada pemilihan plotnya. Konflik yang disuguhkan tidak bersifat tunggal seperti pada novel pertama dan keduanya. Di novel yang paling baru ini, Kim Eun Jeong seperti bereksperimen dengan banyak hal. Konflik yang diangkat sebagai tema besar tetap sebagai konflik roman, tapi di samping roman, tugas Yoo Chae yang harus mendampingi pembuatan film dokumenter rumah sakit, membuat pembaca dapat ikut melihat tentang intrik-intrik kejam di rumah sakit. Mulai dari penanganan penyakit dan kasus yang unik, lantas ada juga kasus pencemaran nama baik dan tututan yang melibatkan awak media.
Permainan konflik yang ditebar dalam “Cheeky Romance” tak ayal membuat ceritanya terasa lebih cepat. Seperti halnya konflik dilayangkan, penyelesaian pun lekas diberikan, dan begitu seterusnya, hingga membuat “Cheeky Romance” terasa memiliki berdurasi lebih panjang walau sesungguhnya punya ketebalan kertas yang nyaris mirip dengan “So, I Married The Anti-Fan”.
Dalam penokohan, karakter laki-laki pada “Cheeky Romance” diceritakan lebih terbuka. Tidak hanya diceritakan dari segi latar belakang dan pekerjaan. Kali ini lewat dialog-dialog dan sikapnya, karakter Yoon Pyo dijelaskan dengan dramatisasi yang baik dan rill. Mulai dari motifnya ingin menjadi dokter kandungan, lantas sikapnya yang tidak sabaran, dan jika dihubungkan pada pertemuannya dengan Yoo Chae pun terasa amat logis. Dengan begitu, karakter Yoon Pyo pada “Cheeky Romance” terasa lebih hidup, mengimbangi karakter Yoo Chae yang tak kalah lucunya, hanya saja, karakter Yoo Chae terlalu sering digunakan seperti sebuah implan dari novel-novel Kim Eun Jeong sebelumnya: seorang reporter yang keras kepala, tidak sabaran, dan teledor.
Dan lagi-lagi ingin menyandingkan dengan “My Boyfriend’s Wedding Dress”, “Cheeky Romance” seperti bercerita tentang rutinitas, maka dari itu hanya menggunakan Rumah Sakit Tae Jo sebagai fokus tempat utamanya. Berbeda dengan perburuan gaun pengantin di novel kedua, yang ceritanya lebih banyak mengganti segmen dan tempat, akibatnya, jika terbayang untuk diadapatasikan ke karya film, “Cheeky Romance” lebih pas jika diadaptasi menjadi sebuah serial teve. Dengan sebuah setting yang monoton tapi di dalamnya terjadi seperti UGD. Banyak konflik yang datang dan pergi.
Membaca karya-karya Kim Eun Jeong bisa dibilang seperti pengganti menonton serial televisi. Kisahnya punya bobot tapi dikemas dengan ringan dan mudah dipahami. Mulai dari novel pertamanya yang bertajuk “So, I Married the Anti-fan”, hingga “Cheeky Romance”, banyak perubahan positif yang terasa amat signifikan. Mulai dari pemilihan tema roman yang biasa-biasa saja, sampai Kim Eun Jeong berhasil meramunya dengan komposisi yang melibatkan dunia pekerjaan secara nyata.