[Blogtour & Giveaway] 100 Days – Nathalia Theodora

 
 
Judul                     : 100 Days
Penulis                 : Nathalia Theodora
Penerbit              : Grasindo
Terbit                    : Cetakan pertama, November 2015
Tebal                     : 146 halaman
 
 

“Aku sudah mencintainya nyaris seumur hidupku. Meski selalu ditolak mentah-mentah olehnya, tapi aku begitu setia padanya. Aku tidak pernah mencitai laki-laki lain selain dia.” –100 Days, hlm. 3

 

Ayah Ji-Hye tidak punya pilihan lain selain meninggalkan rumah kontrakan milik mereka. Lantaran terbelit hutang, ia memutuskan untuk bekerja pada Dae-Woon dan menitipkan putrinya kepada Park Tae-Joon. Ji-Hye mungkin bisa merasa gembira lantaran dapat tinggal seatap dengan pria yang ia cintai. Tapi, tidak dengan Park Tae-Joon yang selalu membencinya.Namun, Ji-Hye sama sekali tidak menyerah. Dengan berbekal tekad yang kuat, ia mengatur strategi yang diberinya nama: Strategi Seratus Hari, yang mana Park Tae-Joon harus berpacaran dengan dirinya dan Ji-Hye akan membuat Tae-Joon jatuh hati dalam seratus hari. Jika gagal, maka Tae-Joon boleh meninggalkannya dan ia pun akan menghilang dari kehidupan laki-laki itu.

Sekalipun merasa jengkel, Tae-Joon menerima tawaran itu. Ji-Hye yang sedikit antusias, tak menyangka kalau Shin Min-Ah—mantan pacar Tae-Joon—malahan muncul kembali dan menghancurkan harapannya. Melirik Tae-Joon, ia ragu, apakah strategi miliknya akan berhasil? Dan bagaimana dengan kata-kata Kim Dae-Won yang berengsek itu? Ia bilang, Ji-Hye tidak tahu apa-apa tentang hubungan ayahnya dengan ibu Tae-Joon.

“100 Days” bukan buku debut Nathalia Theodora, tapi merupakan sebuah debut bagi saya saat membaca karyanya. Permainan katanya sederhana. Idenya pun mudah ditangkap. Ada sebuah feel nostalgia ketika saya membaca sesuatu yang berbau Korea. Kalau diutarakan dalam dua kata, “100 Days” terasa seperti fanfiksi. Dan tipikal plot drama Korea, tentunya. Sepintas idenya pun mirip seri “Itazura na Kiss”, yang sudah diangkat menjadi drama di berbagai negara. Yang mana tokoh laki-laki merupakan seseorang yang begitu tampan, pintar, dan serius; tokoh perempuannya malah kebalikannya. Tidak percaya diri. Manja. Dan selalu ingin dekat-dekat si tokoh laki-laki. Tapi, yang tetap menarik saya saat membacanya adalah saat memperhatikan adegan-adegan drama tersebut menjadi potongan kalimat.

Tidak perlu ekspektasi yang terlalu tinggi ketika membaca “100 Days”. Bukunya mudah untuk dibaca, dicintai, lantas mudah pula untuk ditebak dan selesaikan. Kejadiannya pun tidak dibuat rumit, hanya sesuatu yang sehari-hari dan memiliki konflik yang sedikit menyerempet roman komedi. Mulai dari alasan dan motivasi konyol dari benak Seo Ji-Hye, lantas sikap Park Tae-Joon pun bisa dibilang diam-diam menerima. Hanya saja ada beberapa adegan yang memang kalau diangkat secara logika, sedikit mengada-ada. Tapi, toh hidup, siapa yang dapat menebak. Kadang kesialan bisa saja terjadi dalam satu hari berturut-turut seperti yang dialami oleh Ji-Hye dan ayahnya.

Secara gaya bahasa, sekalipun “100 Days” termasuk seperti cerita fanfiksi, tapi gaya bahasanya diperhatikan secara apik dan luar biasa rapi. Tidak seperti di blog-blog fanfiksi itu atau kadang buku fanfiksi pada umumnya yang sering kurang memperhatikan penggunaan bahasa, alih-alih, lebih menekankan pada imajinasi ide cerita dan unsur-unsur berbau Korea. Nathalia Theodora pun punya gaya menulis yang mengalir, enak disimak, mudah dibayangkan, sekalipun latarnya bukan di Indonesia, yang mana orang-orang perlu sebuah jembatan untuk membayangkan adegan tiap babnya. Tapi, dengan gaya bahasa yang sederhana dan eksploratif, penulis dapat menjelaskan hal-hal ekstrinsiknya secara baik. Penggunaan sudut pandang orang pertama yang mengacu pada karakter Seo Ji-Hyo pun dapat dikategorikan sebagai inovasi yang pandai. Alih-alih, terjebak pada ide yang simpel dan mudah ditebak, Nathalia Theodora sengaja mengambil sudut pandang Ji-Hyo yang ceplas-ceplos dan manja sebagai naratornya, dengan demikian pembaca tidak hanya disuguhi plot ide tapi juga humor-humor dari segi monolog seorang Seo Ji-Hye.

Alurnya pun cukup interaktif. Berjalan maju dengan konsisten, bagian pengenalan yang tidak bertele-tele, dan seta-merta masuk ke dalam pokok permasalahan. Ada pula beberapa bagian yang kembali menarik pembaca untuk menilik masa lalu Tae-Joon dan Ji-Hye tapi penulis dapat melakukannya dengan mulus tanpa memisahkan part tersebut sebagai flashback.

Hanya saja plot yang digunakan “100 Days” adalah plot tunggal yang memungkinkan pembaca untuk segera mengetahui endingnya. Kendati ada satu konflik yang cukup menjebak, tapi saya rasa, mungkin akan lebih baik kalau “pengganggu” hubungan Tae-Joon dan Ji-Hye tidak datang dari satu pihak di masa lalu saja. Seperti misalnya, menghadirkan pengganggu lain yang datang dari pihak Ji-Hye sehingga pembaca kembali dihadang oleh beberapa kemungkinan dan membuat anti-klimaks menjadi samar.

“100 Days” punya kesan yang baik dari segi penokohan. Sebuah buku yang simpel tapi punya dua tokoh yang kuat. Dengan begitu pembaca jadi mudah masuk ke dalam kehidupan Ji-Hye yang tak lagi punya tujuan untuk membuat Tae-Joon jatuh hati padanya. Sebagai pembaca, narasi yang dibangun Nathalia Theodora secara tidak langsung membangun karakter Ji-Hye dengan sendiri. Dengan monolog-monolognya yang blak-blakan sekaligus pemikirannya yang kepalang polos. Kebalikannya, Tae-Joon diungkapkan secara misterius, tipikal tokoh-tokoh pada drama. Tapi, lagi-lagi masih tetap menarik apabila menjadi sebuah tokoh dalam sebuah novel.

Dapat terbaca dengan jelas dari kecenderungan nama-nama tokohnya, “100 Days” memang mengambil latar Korea Selatan sebagai setting tempat yang utama. Namun, bukan sekadar mengambil tempat. Nathalia Theodora kentara tahu benar seluk-beluk negara tersebut, sampai tiap sudut jalannya pun dituturkan dengan suasana yang mendukung. Istilah-istilah kulturnya pun tak lupa ia jabarkan, tapi lagi-lagi tidak dengan kadar yang berlebihan, sebagian besar naskah “100 Days” masih sangat cinta negeri, dengan istilah sepele yang masih dituliskan dalam Bahasa Indonesia.

“100 Days” mudah dihabiskan dalam hitungan jam. Secara keseluruhan, tulisan Nathalia Theodora mampu membikin pembaca jatuh cinta pada karakter-karkater ciptaannya. Tidak sekadar menulis sesuatu yang ringan tapi penulisannya terasa matang dan dewasa.

 
 

Untuk kesempatan kedua melakukan blog tour, kali ini Jane and Bookienary berkesempatan menjadi salah satu host blog tour 100 Days yang disponsori oleh Grasindo dan Nathalia Theodora.Setelah sebelumnya sudah sempat diberi cuplikan mengenai kisah perjalanan cinta Ji-Hye dalam merebut hati Tae-Joon. Pastinya banyak teman-teman yang penasaran. Dan tidak perlu berlama-lama lagi, sekarang adalah saatnya  giveaway yang berhadiah satu buku “100 Days” karya Nathalia Theodora yang diperuntukkan bagi satu orang yang beruntung.

 

Syarat dan kentuan:

1. Event ini hanya untuk teman-teman yang berdomisili di Indonesia.
2. Follow twitter @grasindo_id, @cinenathz, dan @frostbitiggy
3. Share link blog ini di timeline Twitter dengan hashtag #100DaysTour. Mention @grasindo_id, @cinenathz, dan @frostbitiggy
4. Dan jawab pertanyaan ini di kolom komentar dengan menuliskan nama, email, dan akun twitter:

Kalau kamu berkesempatan untuk menghabiskan satu hari bersama Park Tae-Joon, bagaimana strategi kencan yang bakal kamu buat untuk meluluhkan hatinya?

5. Event giveaway ini hanya berlangsung selama enam hari 20-26 November 2015.
6. Satu orang beruntung bakal mendapatkan buku “100 Days” karya Nathalia Theodora, gratis yang langsung dikirim dari penerbit.

Selamat mengikuti giveaway dan semoga beruntung 🙂
 
 

UPDATE

 

Sebelumnya ingin berterima kasih dulu kepada Kak Nathalia Theodora, Kak Atria Dewi Sartika, dan Penerbit Grasindo untuk kesempatannya bekerjasama menyelenggarakan event keren ini. Juga untuk teman-teman pembaca sekalian yang sudah berpartisipasi.

Well, sekarang saatnya mengumumkan pemenang Giveaway #100Days. Dan yang berhak memenangkan novel terbaru karya Nathalia Theodora adalah:

Eris Andriani
@RizAnNie88

 

Selamat kepada pemenang yang beruntung.  Saya tunggu data lengkapnya berupa nama, alamat lengkap, dan nomor ponsel via email ke azuracaelestis@outlook.com dengan subyek: Pemenang Blogtour 100Days. Untuk teman-teman yang lain, jangan kecewa dan berkecil hati karena bakal ada event-event giveaway selanjutnya yang gak kalah seru.