[Review & Giveaway] Honeymoon for Sophie – Retha

3df427f07ee0261f94dd89389debc417
 
 
Judul                     : Honeymoon for Sophie
Penulis                 : Retha
Penerbit              : Bhuana Ilmu Populer
Terbit                    : Cetakan pertama, Maret 2016
Tebal                     : 264 halaman
 
 

“Aku benci ditanyakan hal-hal seperti ini. Waktu masih kuliah ditanya kapan lulus, udah lulus ditanya kapan kerja, udah kerja ditanya kerja di mana, udah kerja ditanya kapan nikah. Hidup selalu penuh tanda tanya.” –Honeymoon for Sophie, hlm. 43

 

Mona tidak habis pikir dengan Sophie. Baru saja mengenal seorang chef, adiknya yang manja itu ingin lekas-lekas menikah. Bagi Sophie, Maxi adalah orang yang romantis dan tahu cara memperlakukan dirinya. Dan ia tak sabar menunggu hari besar itu. Berbeda dengan Mona dan seluruh anggota keluarganya, siapa Maxi? Tidak jelas orangtuanya, tidak jelas perawakannya, tidak jelas juga latar belakang kehidupannya.

Bukannya Mona nyinyir, tapi itu demi kebaikan hidup Sophie. Ia tak ingin adik perempuan satu-satunya menikah dengan pria asing. Sementara sang ibu selalu merayunya untuk cepat-cepat menikah. Bagi keluarga Mona, 30 adalah angka kematian.

Mona tidak punya keinginan yang muluk-muluk. Ia benci dipertanyakan, benci mengingat kenangan cintanya yang pahit, dan satu lagi … Mona amat sangat membenci Bozilla, atasannya yang menurutnya, titisan Gozilla. Bagaimana tidak, Adrian si Bozilla adalah orang yang paling tidak pengertian. Menyuruhnya lembur. Dan selalu saja memintanya mengerjakan ini-itu.

Lantaran kesal, Mona sering sekali membalaskan dendamnya kepada ikan-ikan Adrian, menyirami akuarium dengan air soda, memberinya terlalu banyak makanan. Sampai ikan-ikan itu mati dan tiba-tiba saja Adrian berubah. Adrian jadi serba perhatian dan ingin mengenal barahannya, apa yang sebenarnya merasuki Adrian?

 
 

Sudah beberapa kali menjumpai novel komedi romantis dengan tema serupa. “Kapan Kawin?” bisa jadi tajuk utamanya, tapi yang menarik dari “Honeymoon for Sophie” adalah paduan konflik yang melibatkan sister complex di dalamnya. Yang mana pernikahan ini tidak melibatkan dua orang saja (Sophie dan Maxi), tapi seluruh anggota keluarga Sophie pun dilibatkan atas pemikiran pendek sepihak itu. Terutama Mona, kakaknya. Yang ikut-ikutan harus lekas mencari jodoh sebelum umurnya menginjak kepala tiga.

Jika membahas ide plotnya, “Honeymoon for Sophie” punya gaya yang cukup klise. Persoalan yang diangkatnya pun sudah sering dilansirkan novel-novel serupa, tentang masalah: mempelai perempuan yang ditinggal menjelang hari H, bos yang tiba-tiba jatuh hati pada bawahannya, dan mantan yang tidak terima; ingin merebut kembali pasangan mereka. Namun, yang berbeda dari “Honeymoon for Sophie” adalah pengemasannya. Terbukti sudah, dari konflik-konflik standar yang sudah sering diangkat pada novel lainnya, Retha berhasil mengemas “Honeymoon for Sophie” menjadi sebuah novel yang lebih centil, lebih komedi, dan lebih dilematis.

Semisal di persinggungan antara bab dengan sudut pandang Mona dan sudut pandang Sophie, Retha selalu menyelipkan rubik-rubik singkat seperti pada majalah gaya hidup wanita. Ada rubik yang membahas tentang cinta, pernikahan, sekaligus rubik konsultasi dengan Jeng Bundadari. Tiap pilihan jawaban jelas hanya candaan belaka. Namun, kadang ada benarnya lho.

Dari sederet konflik klise yang ada, Retha pun sangat hebat dalam memilih adegan. Seolah ia tak pernah kehabisan bahan candaan. Monolog yang dihadirkan Mona selalu membuat wajah mengekeret, tersenyum, lantas tertawa terbahak-bahak. Bisa-bisanya Mona tidak pernah tidak mengejek hal-hal yang terjadi di sekelilingnya.

Membaca “Honeymoon for Sophie” jelas amat mengingat saya dengan genre dan tema sekaligus pengeksekusian yang kerap diusung oleh chicklit terjemahan. Bagaimana adegan-adegannya selalu cerkas, punya pesan yang kadang menyentil, tapi tetap dihadirkan bersama porsi komedi yang persuasif.

Dari konflik yang saya paparkan barusan, konflik pada “Honeymoon for Sophie” sesungguhnya ada dua, antara Mona dan Sophie. Lantas, keduanya pun menghadapi konflik masing-masing dengan pola pikir yang berbeda. Sayangnya, porsi dengan pendekatan konflik yang dilakukan Retha terasa berat sebelah dan memihak ke tokoh Mona, berbeda dengan judulnya: “Honeymoon for Sophie”. Pembaca lebih berpikir kalau, tentunya, tokoh Sophie yang seharusnya mengambil alih cerita lebih banyak. Tetapi, pada plot dan konflik yang menyinggung tokoh Sophie, aksi yang ditawarkan penulis malah terkesan amat klise. Ada bumbu komedi. Tapi tidak secerkas dan sepintar plot milik Mona. Saya agak terganggu dengan beberapa adegan penyelesaian yang dilakukan oleh tokoh Maxi. Yang mana seharusnya ini hari jadi Maxi dan Sophie, tetapi Maxi malah pergi begitu saja dan tidak mengangsurkan penjelasan hingga ke akhir cerita. Sebenarnya ada apa dengan Maxi?

Terlepas dari itu, sebagai pembaca, saya malah menunggu adegan-adegan yang dihadirkan oleh Mona dan Adrian, walaupun sama-sama klise tapi punya eksekusi dan prosedur yang baik. Terasa realistis dan dibahas dari tahap ke tahap. Sampai pemikiran mengenai umur pun punya pertimbangan yang kuat atas gestur-gestur yang mereka lakukan. Detail yang baik untuk sebuah novel roman.

Gaya menulis Retha pun terasa pas mengimbangi adegan-adegan humornya. Mirip chicklit atau Metropop. Retha tak jarang menyinggung hal-hal yang berbau fesyen modis. Berita gosip terkini. Dan artis-artis ibukota yang tengah malang-melintang menjadi perbincangan di cover majalah.

Retha tidak terlalu banyak mengombinasikan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, seperti yang kerap dilakukan para penulis Metropop pada umumnya, sebagai representasi perbincangan kasual perempuan-perempuan kosmopolit, alih-alih, banyak menggunakan celetukan-celetukan dengan singkatan gaul. Akan tetapi, hal tersebut kadang tanpa sadar malah diterapkan ke bagian monolog/narasi. Bagi saya, dialog dengan kata tidak baku, bukan masalah besar, bahkan malah memudahkan pembaca untuk masuk ke dalam inti cerita apabila sesuai dengan konteksnya. Akan tetapi, pada “Honeymoon for Sophie” mungkin dari sisi editorial, perlu lebih jeli sehingga mampu mengeliminasi beberapa kata tidak baku, yang terselip beberapa kali pada narasi yang sedari awal sudah menggunakan kalimat yang baku. Dengan demikian narasi yang dihadirkan pun akan terasa lebih konsisten.

Bergerak ke komposisi alur, Retha merancang alur yang menarik untuk novel terbarunya. “Honeymoon for Sophie” sukses membikin pembaca terjebak. Kadang maju, kadang mundur dengan menjadikan hari pernikahan Sophie sebagai tolok ukurnya. Sampai hari itu datang, alur pun begerak maju dengan dua sudut pandang yang berbeda, namun yang saya kurang sukai adalah alur penyelesaian untuk plot tokoh Sophie. Semakin ke belakang alur terasa tergesa-gesa dan di-fast-forward. Tapi, saya tetap pro dengan alur Mona. Adrian bukan pria yang dewasa, tapi dengan kedewasaannya, Mona kerap kali menjadi dilema. Dan itulah momen-momen paling menarik dari novel ini, menurut saya. Kedewasaan Adrian terasa relevan, pun memberikan pandangan baru kepada pembaca tentang sikap yang tenang, tidak agresif, tapi menunjukkan cinta dengan perbuatan.

Dari keempat tokohnya, jelas bisa ditebak siapa yang paling menyebalkan? Dari awal, gelagat Maxi, si calon mempelai laki-laki, seperti sudah bisa meramalkan ke mana cerita ini akan dibawa. Retha menjelaskan tokoh Maxi secara dramatis. Maxi punya gaya bicara sok Perancis, menyelipkan kata-kata rayuan dengan bahasa asing. Ia pun seorang chef di hotel berbintang. Sayangnya, karakter Maxi diusung dengan latar belakang yang tidak jelas. Seolah ia tidak punya keluarga, tidak punya masa lalu, tiba-tiba muncul sebagai calon mempelai yang selau dibanggakan Sophie.

Dan Sophie adalah tipikal remaja teenlit yang ingin lekas-lekas menikah. Pikirannya dangkal, naif, dan egois. Namun, dengan karakternya yang begitu saya bisa memakluminya dengan jabatan Sophie sebagai anak bungsu. Yang mana keinginannya perlu dituruti.

Berbeda dengan sosok Mona, karakter kesukaan saya pada “Honeymoon for Sophie”, Mona dijelaskan tidak perlu dengan deskripsi analitik. Tapi lewat monlog dan dialognya yang ceplas-ceplos, ia seolah bisa menjadi penghibur dalam kisah kegagalan pernikahan Sophie. Sekaligus umpan balik yang bagus untuk menjadi penutut alur cerita yang baru. Pun dengan karakter Adrian. Pria macam Adrian jelas bukan penampakan baru bagi penikmat bacaan roman komedi. Bos yang jatuh hati pada bawahan sudah sering terjadi. Tapi, Adrian dengan sosoknya yang dewasa nyatanya dihadirkan tidak sesempurna apa yang terlihat. Seolah ia punya misteri di balik ketulusan-ketulusannya pada Mona.

 “Honeymoon for Sophie” tidak terlalu menonjolkan setting sebagai hal yang perlu, tapi pada beberapa adegan, khususnya pada sudut pandang Mona, penulis sering menyelipkan jurusan kereta dan mall yang dihadiri Mona. Dengan begitu saya bisa bilang, itu Jakarta. Dan bagi karakter Mona, Jakarta pun dihadirkan dengan kesehariannya, yang mana ia pulang di sore hari yang melelahkan, harus berdiri di kereta yang padat, dan tak sengaja bertemu Kethrine, sahabatnya yang kerap kali dipanggil Mak. “Honeymoon for Sophie” memang sebuah novel yang mengangkat tema rill tapi dibumbui komedi yang menghibur.

Membaca “Honeymoon for Sophie” rasanya seperti rashomon. Satu buku dengan dua cerita. Mona yang dewasa dan Sophie yang kekanak-kanakan. Menikah memang bukan perkara yang mudah, bukan juga lantaran mempelai pria yang pandai bersilat lidah. Tapi, jangan terlalu menganggap buku ini serius, karena dijamin pembaca akan tertawa saat Retha menyuarakan sudut pandang kedua tokoh utamanya.

 
 
Honeymoon for Sophie Banner
 

Selanjutnya, bagi yang masih penasaran dengan “Honeymoon for Sophie”, dan pengin banget baca bukunya. Yuk, ikutan giveaway yang disponsori oleh Retha. Syarat dan ketentuannya seperti biasa:
  1. Event ini hanya untuk teman-teman yang berdomisili di Indonesia.
  2. Follow twitter @Retha_widya dan @frostbitiggy
  3. Share link giveaway ini di timeline Twitter dengan hashtag #HoneymoonForSophieGA. Lalu, mention @Retha_widya  dan @frostbitiggy
  4. Dan jawab pertanyaan ini di kolom komentar dengan menuliskan nama, email, dan akun twitter:

Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa? Jangan lupa sertakan alasannya ya 🙂

  1. Event giveaway ini hanya berlangsung selama empat hari, yaitu: 21 April 2016-24 April 2016.
  2. Satu orang yang beruntung bakal mendapatkan novel “Honeymoon for Sophie” karya Retha.
  3. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 25 April 2016.

Semoga beruntung :)
 
 

UPDATE

 

Sebelumnya ingin berterima kasih dulu kepada Kak Retha dan Kak Vivi Cynthia untuk kesempatannya bekerjasama menyelenggarakan giveaway ini. Juga untuk teman-teman pembaca sekalian yang sudah berpartisipasi.

Well, sekarang saatnya mengumumkan pemenang #HoneymoonforSophieGA. Dan yang berhak memenangkan novel terbaru karya Retha adalah:

 

Rini Cipta Rahayu
@rinicipta

 

Selamat kepada pemenang yang beruntung.  Saya tunggu data lengkapnya berupa nama, alamat lengkap, dan nomor ponsel via email ke azuracaelestis@outlook.com dengan subyek: Pemenang Giveaway Honeymoon for Sophie. Untuk teman-teman yang lain, jangan kecewa dan berkecil hati, mari coba peruntunganmu di event selanjutnya.

28 thoughts on “[Review & Giveaway] Honeymoon for Sophie – Retha

  1. Nama: Nyi Penengah Dewanti
    Twitter: @nyipenengah
    Email: nyipenengahdewanti@gmail.com

    Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa? Jangan lupa sertakan alasannya ya 🙂

    Jawab : Seorang suami yang mencintai istrinya. Seorang ayah yang menyimpan kebahagiaan, di mata putra-putrinya. Profesi apa pun tak jadi soal.

  2. Nama : Sagita Nur Amalia.
    Email : sagitanuramalia96@gmail.com
    Akun twitter : @Sagita_N_A

    Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa? Jangan lupa sertakan alasannya ya

    Jawab :
    Jika aku disuruh menikah aku ingin suami ku berprofesi sebagai Masinis, karena masinis itu di butuhkan oleh para penumpang KA, aku juga suka dengan kereta, suka naik kereta api kalau traveling, kan kalau traveling naik kereta apai bisa di supirin sm suami sendiri, terus juga bisa traveling bareng.
    jadi aku pengin profesi suami ku KA.
    Tapi yang terpenting itu pekerjaannya halal agar rizky yg di berikan ke istri dan anaknya berkah dan barokah

  3. Nama : Sagita Nur Amalia.
    Email : sagitanuramalia96@gmail.com
    Akun twitter : @Sagita_N_A

    Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa? Jangan lupa sertakan alasannya ya

    Jawab :
    Jika aku disuruh menikah aku ingin suami ku berprofesi sebagai Masinis, karena masinis itu di butuhkan oleh para penumpang KA, aku juga suka dengan kereta, suka naik kereta api kalau traveling, kan jadi kalau traveling dikemudiin sama suami sendiri terus kan bisa traveling bareng suami.
    jadi aku pengin profesi suami masinis.
    Tapi yang terpenting itu pekerjaannya halal agar rizky yg di berikan ke istri dan anaknya berkah dan barokah

  4. Nama: Isna Azmut Baroroh
    email: isnaazmut@ymail.com
    Twitter: @isnaazmut

    Jika kamu disuruh menikah, kira-kira
    kamu ingin calon istri/suami kamu
    berprofesi sebagai apa? Jangan lupa
    sertakan alasannya ya

    Jawaban: Jika kelak saya menikah *uhuk* saya tidak akan mengekang calon suami dalam hal memilih profesi, menurut saya mau profesi apapun yang suami pilih saya akan mendukung yang penting profesinya halal, baik dan tidak terlalu membebani. Saya juga tidak ingin terlalu memaksakan kehendak, saya hanya ingin dia nyaman saja dengan profesi yang ia geluti dan tidak ada beban dalam menjalaninya.

    Tapi kalau disuruh harus memilih, inginya suami bisa bekerja jadi guru agama, disamping dia mengajarkan ilmu agama ke murid nya dia juga dapat membimbing istri dan anaknya kelak.

  5. Arie Pradianita | ariepradianita@gmail.com | @APradianita

    DOKTER.. ^_^

    KARENA:

    Nah iki Dokter gawene nyuntik sing disenengi cah wedok. Sopo seh sing gk gelem karo Dokter?? wahh RUGIIII!!!.. Hehe maaf keceplosan pake bahasa jawa.

    Tak terbantahkan, ini adalah profesi paling wahid dalam mata wanita. Wanita mana yg ga mau ama Dokter. Pria gagah, berbaju putih, berkalung stetoskop dan jago menyuntik, dijamin para wanita klepek-klepek secara instan dan permanen. Dimata wanita, Dokter itu ibaratnya malaikat pelindung. Dan punya suami Dokter itu udah pasti idaman, tajiiir (klo prakteknya laku) dan punya Dokter pribadi standby 1×24 jam, 7 hari seminggu, dan yg lebih menarik adalah ga perlu bayar..hehehe.

    Dokter merupakan cita-cita utama setiap anak SD di seluruh pelosok Indonesia. Dari hasil survey anak-anak SD, pilihan profesi Dokter menang telak dibanding jadi Perawat atau Suster, saya yakin sih ini adalah akibat negatif dari di-expose-nya kehidupan pribadi Suster ngesot, anak-anak jadi parno ama profesi Suster, mari kita salahkan dunia perfilman Indonesia bila suatu saat nanti ga ada yang mau jadi Suster karena takut setelah mati harus ngesot kesana kemari.

  6. Nama: Fitriscia Jacilia
    Email: fitrisciajacilia@gmail.com
    Twitter: @jacilpo

    Aku ingin suamiku berprofesi sebagai dokter.
    Sejak dulu aku sangat kagum dengan sosok seorang dokter. Ingin juga menjadi dokter, tapi karena gak memungkinkan, makanya bermimpi ingin punya suami dokter 😀 Terlepas karena impian masa kecil tak sampai dan kemudian dilampiaskan dengan ingin punya suami seorang dokter, alasan lain yaitu karena menurutku, kalau punya suami dokter, akan sangat mudah memberikan pertolongan pertama pada keluarga yang sakit. Dan akan cepat tahu juga apa yang sebaiknya dilakukan jika ada keluarga yang sakit, karena keluarga adalah bagian terpenting dalam rumah tangga. Kemudian, menjadi seorang dokter pastilah harus punya kesabaran dan ketelatenan dalam mengurus pasien. Nah, pasti juga akan sabar dan telaten dalam mengurus keluarga. Juga, kebijaksanaan yang biasa dokter gunakan dalam mengambil keputusan untuk pasien, pasti juga bermanfaat untuk mengambil keputusan yang baik bagi keluarga, dimana suami juga akan menjadi kepala keluarga.
    Jadi, aku ingin punya suami berprofesi sebagai dokter 😆

  7. nama: esty
    email: estiyuliastri@gmail.com
    akun twitter: @estiyuliastri

    Pengen banget punya suami News Anchor. Gak tau knapa, menurutku profesi ini “amazing”!
    Profesi yg menuntut selalu update dgn berita terkini, selalu “melek” informasi, menguasai lebih dari 1 bahasa, confident, dan berpikir cepat.hmmm Meskipun profesi ini sepertinya bakal menuntut suami stand by 24 jam, gak masalah kok. Yang jelas aku bangga banget misalkan punya suami berprofesi smart gini :* semacem nikah sama “koran” berjalan..hihiii ngilerrr

  8. nama : alifa
    email : ltahzan26@yahoo.com
    akun twitter: @muslimahh_

    Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa?

    Jika aku menikah aku ingin mempunyai suami guru karena guru adalah pekerjaan yang mulia dihormati oleh masyarakat, sopan, baik hati mempunyai wawasan luas dan juga sabar. seorang guru selain membimbing murid disekolah juga pastinya lebih mengerti membimbing keluarga dan anak anaknya nanti. Mempunyai suami seorang guru akan selalu merasa muda, karena setiap hari mengajar dengan penuh keceriaan.Betapa asyiknya punya suami guru yang mempunyai libur yang sangat panjang ia pun mempunyai waktu liburan yang sama dengan anak-anaknya nanti.
    Itulah alasan saya ^^

  9. nama : fatimatus zahroh
    email : fatimazzahroh@gmail.com
    twitter : the_cherriez

    Ga ada persyaratan khusus, asal pendapatannya cukup untuk kebutuhan primer dan sekunder tiap bulan. Syukur-syukur kalau tersier juga mampu dipenuhi hehe hal yang kudu dan penting bnget sebenernya; kerja keras. Karena sekeren apa pun profesinya, kalau dia males, ya ga guna juga. Karena cowok yang pekerja keras, punya passion dan tujuan hidup, itu sexy 🙂

  10. Nama : Giovanny Risky A.
    email : giovanny.risky@gmail.com
    Akun twitter : @GiovannyRisky

    Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa? Jangan lupa sertakan alasannya ya:)

    Jika disuruh menikah, pengennya punya suami yang berprofesi sebagai dokter hewan.
    dokter hewan itu mungkin standar tetapi banyak orang yang membutuhkannya. Nggak tau kenapa, untukku, profesi dokter hewan untuk cowok terlihat lebih seksi gitu. dan yang paling penting, dokter hewan itu tahu caranya memberikan kasih sayang sama hewan. selama suka ama hewan udah pasti bakalan jatuh cinta deh…. bisa bikin peternakan sendiri mungkin ke depannya. ^^

  11. Zarinkha Azizah
    Sweetmacaroon95@gmail.com
    @haelianthus.
    Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa?
    Jawaban :
    DOKTER! Karena :
    1. Dokter itu perhatian dan sabar sama pasiennya, apalagi nanti kalo sudah punya istri😂😂
    2. Sosok dokter terkesan berwibawa di setiap penampilannya. Sosoknya itu seperti menunjukkan bahwa ia dapat mengambil keputusan dengan baik dan tidak gegabah.
    3. Punya kemampuan akademik yang baik. Ya hitung hitung, kalau kita tidak punya otak jenius, kan bisa memperbaiki keturunan😜😄

  12. Nama: Fetreiscia Frida
    Email: fetreisciafrida@gmail.com
    Twitter: @fetreisciafrida

    Aku sebenarnya suka banget kalau lihat seorang pria yang berpakaian seragam. Entah itu tentara, dokter, atau polisi. Menurutku ketika mereka memakai seragamnya mereka akan terlihat keren sekali dan juga sangat beribawa. Aku sangat mengagumi mereka dan juga profeainya. Jadi aku memilih seorang pria yang profesinya mewajibkan mereka untuk memakai seragam. Lebih spesifik lagi, aku suka sosok seorang polisi atau tentara. Mungkin karena dulu sosok ayahku seperti seorang polisi ataupun tentara dimataku. Beliau berbadan tegap, berkarakter dan merupakan orang yang tegas. Beliau sangat galak dan disiplin. Tapi karena itu aku mengidolakannya. Berharap suamiku nanti seperti sosok ayahku. Walaupun galak tapi ayah itu penyayang. Mengutamakan keluarga dari semua hal lainnya. Aku berharap suamiku bisa seperti itu nantinya. Dan ia juga bisa memimpin dan melindungi keluarga seperti pengabdiannya pada negara dan masyarakat.
    Dari kecil aku udah ga asing sama profesi itu. Karena teman2 orangtuaku ataupun saudara ku ada yang menjadi tentara. Dan sudah pernah lihat mereka dengan seragamnya. Dan itu terlihat sangat keren! Bahkan membuatku juga ingin kelak memiliki profesi yang mengharuskanku berpakaian seragam.

  13. Nama: Arien Prakasari
    Email: rynchan978@gmail.com
    Twitter: @Arrinn_Kka

    Sebernya pengen banget punya suami tentara, soalnya disiplin dan patuh banget, cuma pasti jarang ketemu. Tapi apapun profesi suamiku kelak itu tak masalah asalkan bisa bertanggung jawab buat mencukupi semua kebutuhan keluarga.

  14. nama : Mukhammad Maimun Ridlo
    email : maimun_ridlo@yahoo.com
    akun twitter : @MukhammadMaimun

    Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa? Jangan lupa sertakan alasannya ya:)

    Aku ingin istriku sebagai guru.
    Guru di rumah bagi anak-anak, guru di sekolah yang mentransfer nilai-nilai kebudayaan, pendidikan dan pengetahuan untuk mempersiapkan generasi masa depan.

  15. nama: famia kamilia
    email: amifamia@gmail.com
    twitter: @amifamia

    jawaban:
    kalau profesi sih terserah apa saja, yang penting profesinya halal dan masih bisa menyempatkan untuk sholat 5 waktu juga untuk keluarga.

  16. Rini Cipta Rahayu
    rinspiration95@gmail.com
    @rinicipta

    Sebenarnya nggak picky sih tentang profesinya. Yang penting pekerjaannya itu bersih dan bermanfaat untuk orang lain. Kalau bisa waktunya fleksibel, tidak mengganggu waktu family time kami dan penghasilannya cukup sehingga keuangan bisa stabil.
    Tapi kalau disuruh milih secara spesifik, aku pengin dia berprofesi sebagai seorang arsitek. Cowok yang jago gambar dan jago desain itu punya nilai lebih di mataku hehe.. Merancang sebuah bangunan aja dia jago, apalagi merancang masa depannya bersamaku? *eeaa!* Kalau menikah dengan dia, aku pengin dibuatkan desain sebuah rumah untuk kami tinggali. Kalau ada rejeki juga pengin buat klinik tempat praktekku. Dari segi waktu juga fleksibel dan kemungkinan lebih banyak bisa mengerjakan pekerjaan di rumah. Dia juga bisa ambil side-job untuk proyek dan sebagainya. Duuh, ngebayangin aja bikin senyum-senyum sendiri 😀

  17. Eris Andriani
    ayaseyis@gmail.com
    @RizAnNie88

    Menikah bukanlah hal yg main-main, dan pastinya hanya sekali seumur hidup dan harus langgeng hehe.
    Setiap perempuan mendambakan calon suami yg baik. Profesi hakim adalah pilihan ku, karena hakim harus memiliki etika kepribadian, yaitu:
    1) percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
    2) berkelakuan baik dan tidak tercela
    3) menjadi teladan bagi masyarakat
    4) pandai membuat keputusan
    5) menjauhkan diri dari perbuatan asusila dan kelakuan yang dicela oleh masyarakat
    6) obyektifitas
    7) bersikap jujur, adil, penuh rasa tanggung jawab
    8) berkepribadian, sabar, bijaksana, berilmu
    9) bersemangat ingin maju
    10) dapat dipercaya
    11) berpandangan luas.

    Pastinya seorang hakim bisa
    menjaga keluarga dari perbuatan-perbuatan tercela, baik menurut norma hukum maupun norma kesusilaan,
    menjaga ketentraman dan keutuhan keluarga dan rumah tangga.
    ^_^
    Terima kasih giveawaynya..

  18. Nama : Humaira
    Email : humairabalfas5@gmail.com
    Akun Twitter : @RaaChoco

    “Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa? Jangan lupa sertakan alasannya ya”

    Aku ingin punya calon suami jujur yang mempunyai pekerjaan halal, apalagi jika dia seorang arsitek. Kelak, aku ingin dia membangun rumah masa depan untuk aku, dia dan anak-anak kami kelak. Rumah yang nyaman dan begitu terasa hangatnya kekeluargaan. Dan, Jujur juga halal adalah pedoman agar hidup kami dalam keberkahan.

    Aamiin, semoga dapat terkabul 🙂 🙂

  19. Ten | regulus_noel@yahoo.com | @ten_alten

    “Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa?”

    >> hmm.. kalo ditanya kerjaan, yang penting halal.. aku pengen arsitek.. yang kayak ayahku.. aku tumbuh dengan melihat punggung ayah di depan lampu meja dan meja gambar.. dengan lembaran-lembaran kertas dengan berbagai macam ukuran, alat tulis, penggaris, dan rapido. seperti ayah yang merancang rumah kami. seperti ayah yang membangun rumah tinggal kami untuk. dari melihat punggung ayah itulah aku berdoa untuk harapanku, untuk membangun rumah untuk keluarga kami kelak. rumah yang hangat dan dengan orang-orang berbahagia di dalamnya.. aamiiiinn. 😀

  20. Nama: Andi Afifahtul Qadriah
    Email: afifahtul.qadriah@yahoo.com
    Twitter: pippo3399

    Sebenarnya saya nggak punya kriteria khusus dalam pekerjaan buat calon suami, yang penting orangtua suka, saya suka, dan dia sudah sanggup buat ngebiayain keluarga masa depan kami.
    Tetapi percaya deh, seiring waktu —tepatnya, seiring umur yang menua, pikiran jadi sering koslet sendiri alias jadi suka ngayal yang agak di luar nalar. Saya terkadang terbesit pikiran pengen punya suami seorang idol korea,…….

    Nggak ding, becanda. =))

    Dulu saya nggak pernah sekalipun tertarik dengan dokter. Alasannya, mereka terlihat tidak gentle. Tapi akhir-akhir ini saya mendadak jadi fans berat sama dokter, entah karena sering bersinggungan atau karena jubah kebangsaan putih mereka mendadak terlihat begitu berkilau. Kadang kepikiran kalau suami dokter, setiap saya berkeluh kesah tentang kesehatan saya yang sulit dimengerti orang awam, suami khayalan saya itu bisa mengerti dan segera menindaklanjuti keluhan saya. Atau ketika ada keluarga yang sakit, doi sambil senyum-senyum habis periksa pakai stetoskopnya nyuruh konsul lebih lanjut ke dokter di RS tempatnya kerja. Aduhai, kan bisa jadi menantu kesayangan orangtua, tuh. Biarlah sibuk, saya selalu percaya kesibukan setiap pekerjaan itu ada hikmahnya sendiri. Terkhusus buat para dokter yang menyisihkan waktunya buat nyembuhin orang —dan keluarganya, aww. Dan saya melihat rata-rata orang yang bekerja di bidang kedok itu religius. Kan, bisa nyembuhin fisik dan jadi imam hati ini. Calon idaman banget deh. 😳

    Asli, geli sendiri nulisnya, Ra. Hahaha.

  21. Sophie Razak | sebelasaja@gmail.com | @sophierazak

    “Jika kamu disuruh menikah, kira-kira kamu ingin calon istri/suami kamu berprofesi sebagai apa?”

    Jawab :

    ARSITEK – why? Karena arsitek jago merancang rumah, kata orang membangun keluarga itu kan ibarat membangun rumah. Rumah adalah tempat dimana kita selalu ingin pulang. Konsep menikah versi saya adalah berbagi “ruang” jadi kalu suami saya arsitek bisa memikirkan bagaimana membangun sebuah ruang yang nyaman untuk berbagi dalam kehangatan “rumah” tangga. Hehehe..absurd ya mimpi saya..

  22. Nama: ari
    Email: muthia_batari@yahoo.com
    Twitter: @tiarizee

    Aku ingin memiliki suami yang berprofesi sebagai Guru. Ntahlah, dari dulu menurutku seorang guru selalu mempunyai wawasan yang luas dan pandangan yang berbeda dalam menjalani hidup. Mungkin ini aku pelajari dari ibuku yang juga seorang guru.

    Guru itu penyabar dan telaten karena sudah berpengalaman menghadapi berbagai karakter anak muridnya, beda banget sama aku yang ceroboh dan sembrono. Kalau suami aku guru, pastinya dia menguasai satu bidang tertentu. Aku bisa belajar dari dia karena pengetahuannya yang dalam pada bidang ini. Anak kami pun nantinya bisa senang diajar langsung sama ayahnya yang seorang guru.
    Dan yang paling penting adalah jam kerja. Jam kerja seorang guru itu nggak padat-padat sekali dan diselingi libur beberapa hari dalam seminggu. Ditambah juga ikut libur setiap anak sekolah libur. Jadi ayahnya bisa lebih dekat dengan anaknya. Kami bisa menghabiskan waktu bersama keluarga hanya dengan mengobrol-ngobrol tanpa harus pusing mikirin deadline kerjaan.

    Terakhir, yang paling penting adalah dia juga udah biasa sama keteraturan. Setidaknya aku nggak perlu harus selalu posesif dengan dia, karena dia sudah tahu aturan bagaimana semestinya dalam berumah tangga, dan bertanggung jawab penuh dalam membina keluarga.

    Semoga bisa menemukan calon suami yang seorang guru hihi.

  23. Nama : Alfiani Z Fitri
    Akun twt : @falfanyfitri
    Email : alfiani[dot]fitri901[at]gmail[dot]com

    Kalau disuruh memilih, aku ingin suami berprofesi polisi. Profesi ayah. Ya, aku mencari seseorang yang bisa memberiku kenyamanan setelah ayah. Karena sejauh ini–selama ayah ada di sisiku, aku selalu merasa nyaman dan terlindungi.

    Sosok polisi memang jarang pulang. Jarang punya waktu cuti. Tapi, aku bangga punya Ayah seorang polisi! :))

  24. Nama : Ratih M
    Email : ratihmulyati02@gmail.com
    Twitter: @Jju_naa

    Guru. Atau apapun itu, yang penting:
    Aku maunya profesi yang jam pulangnya jelas (malem sudah istirahat di rumah) dan waktu libur bisa ngumpul sama keluarga (karena ayah aku juga pulangnya ga tentu, jadi pengennya anak aku ntar ga ngalamin rindu berkepanjangan sama ayahnya nanti. Kaya apa yg sering aku rasain sekarang).

    Untuk guru sendiri:
    Seneng kalau liat anak-anak sekolah pada dateng ke rumah. Nyiapin makanan buat mereka. Kalau ketemu cium tangan.
    Dengerin kicauan mereka.
    Terus kalau senggang, suami bisa cerita2 tingkah2 anak di kelas. Anak kami bisa banyak kakak-adik (pengalaman).
    Guru, berarti sabar dan banyak pengalan untuk mendidik anak. Dan juga bersahaja 🙂

  25. Kartika
    kartikahoshino[at]gmail[dot]com
    @hoshinotika

    Karena saat ini idolaku masihlah seorang pemain sepak bola. Jadi aku selalu memimpikan akan mempunyai suami seorang pemain sepak bola.
    90 menit berlarian setiap pertandingan, tubuh pemain sepak bola tak diragukan lagi pasti sixpack! Oh, maksudku dia pasti sehat. XD Dan menjadi istri seorang pesepak bola itu sangat mengagumkan! Aku bahagia, ketika aku duduk di antara ribuan penonton di sebuah stadion yang mengelu-elukan namanya, dan aku tahu dia hanya akan menyebut namaku. Aku senang ketika matanya menemukanku di sana ketika dia melakukan selebrasi atas golnya. Dan aku selalu menginginkan berlari ke tengah lapangan sepak bola hanya untuk memeluknya. Memberi tahu dunia bahwa pria ini hanyalah untukku. Milikku.

    Oh, I really i hope i can meet one. ^^

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s