[Review & Giveaway] The Unbroken Vow – Kezia Evi Wiadji

25c55beda08b171ccd789a884cbf74dd
 
 
Judul                     : The Unbroken Vow
Penulis                 : Kezia Evi Wiadji
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : Cetakan pertama, Agustus 2015
Tebal                     : 232 halaman
Rate                       : 3.5 / 5
 
 

“Kamu pasti bisa melewatinya. Dan kami pasti sudah tahu, ada Tuhan yang lebih besar dari semua masalah.”The Unbroken Vow, hlm. 188

 

Nyaris semua hal telah Ivy Sutedja taklukan. Keluarga, pekerjaan, dan juga pasangan hidup. Namun, di tengah kesibukannya menangani orderan dari bisnis bridal, kehidupannya dengan Ethan Wicaksana seketika disusupi oleh orang ketiga. Miss Sally yang seharusnya menjadi guru dan pembimbing putri mereka di sekolah, tak ayal malah terseret menjadi materi pertengkaran mereka.

Hannah, sahabatnya, menganjurkan Ivy untuk move on dan mencari pria yang lebih baik. Namun, ketika pertemuannya dengan Max mulai membuahkan respons manis. Ivy malah kembali diteror ketakutan masa lalu. Ia tak ingin bernasib seperti ibunya. Meninggalkan putri semata wayang mereka menangis begitu saja.

Ivy berusaha menutupi ketakutan itu sekuat hati. Mendekati Max untuk sebuah kehidupan baru, namun, semakin Ivy mengubur semuanya dalam-dalam. Ethan mulai menuai curiga atas hasil pemeriksaan kesehatan yang ditemukannya pada ruang kerja Ivy.

 
 

Amore kedua yang saya baca tahun ini rupanya mengambil tema yang sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Jika “Remember Amsterdam” yang berlatarkan negeri Kincir Angin bercerita tentang perjodohan dari pihak orangtua, kali ini Kezia Evi Wiadji dengan novel Amore-nya yang berjudul “The Unbroken Vow” mengambil tema tentang kehidupan pasca-nikah yang ber-setting di dalam negeri.

Mengisahkan seorang perempuan independen bernama Ivy Sutedja. Di usianya yang masih terbilang muda, ia sudah mempunyai kehidupan yang mapan. Menjadi wanita independen dan berusaha menyeimbangkan waktunya antara pekerjaan dan keluarga, sekaligus mengurus putrinya, Cindy. Dan seperti yang sering terjadi kala seseorang harus memilih, pasti ada hal yang perlu dikorbankan. Demi mengembangkan sayap pada bisnis bridal-nya, pernikahan Ivy pun menjadi korban. Ethan yang mulanya mencoba mengerti dan menghabiskan lebih banyak waktu memperhatikan putri mereka, lama-lama tidak tahan.

Dari premis cuplikan singkatnya, bisa terlihat bahwa Evi Kezia Wiadji banyak mengimplikasikan hal yang bersifat sehari-hari. Bagaimana letihnya dan rumitnya membagi waktu, menjadi wanita independen yang tak lagi bisa mengandalkan usaha suami. Di kota metropolitan seperti Jakarta contohnya, perempuan sudah bukan berfungsi sebagai ibu rumah tangga, mulai dari bisnis iseng-iseng akhirnya perempuan pun kadang kala mendahulukan karier.

Kendati menggunakan tema roman pada umumnya, tapi saya menyukai pengambilan tema yang bercerita out-of-the-box tentang sebuah hubungan percintaan. Jika banyak Metropop dan Amore bercerita tentang perjuangan cinta, namun “The Unbroken Vow” seakan banyak memberikan kesan dan dampak tersendiri mengenai kehidupan yang perlu dijalani jika sudah merapalkan janji pernikahan di pelaminan. Ada tantangan tersendiri, baik dari segi bahan pembicaraan tokohnya, pun dari konflik yang hadir di tiap babnya.

Pertama kalinya saya membaca karya Evi Kezia Wiadji, gaya menulisnya saya akui cukup berbeda dari novel-novel roman lainnya yang punya nuansa mendayu dan seakan saling taut dari bab ke babnya. Pada “The Unbroken Vow”, penulis seakan membagi babnya seperti segmen drama dengan narasi yang patah-patah. Evi Kezia Wiadji punya ciri khas, nyaris membuka tiap babnya dengan sebuah percakapan dan mengakhiri tiap babnya dengan sebuah premis kecil.

Tidak mendayu-dayu, alih-alih lugas. Diksi yang Evi Kezia Wiadji tidak banyak menggunakan metafora dan permainan kata yang menari-nari. Cukup langsung ke sasaran. Dan sebagai orang ketiga yang serba-tahu, Evi Kezia Wiadji mulanya akan menyorot percakapan dua arah dari tokoh-tokohnya, lantas mengungkap rahasia masing-masing di bagian yang lain sebagai sebuah narasi dengan porsi panjang yang sangat lebar.

Mengikuti gaya menulisnya yang mirip skrip drama, “The Unbroken Vow” seakan-akan menyoroti dialog dengan sangat intens, tapi lebih mempercepat pada bagian alur yang menjelaskan narasi. Kentara pada petermuaan Ethan dan Sally lalu Ivy dan Max. Hubungan keduanya seakan cepat sekali berlalu, bertemu, dan langsung dekat begitu saja. Tidak ada penjelasan yang lebih bertahap, mengenai tahap pengenalaan dan menjadi sangat dekat, alih-alih, penulis langsung merangkumnya menjadi sebuah narasi yang telah dijalani semenjak beberapa bulan lalu. Penulis seolah ingin menggarap kedua tokohnya, Ethan dan Ivy sebagai sebagai sebuah tim yang mencoba menelaah kembali kesalahan mereka di masa lalu kendati ada dua orang baru yang tiba-tiba saja ikut terlibat dalam masalah rumah tangga mereka.

Terlepas dari terlalu lekasnya alur di beberapa segmen, “The Unbroken Vow” punya twist plot yang sangat menjebak. Jika pernah menonton film “Jesse & Celeste Forever” garapan Lee Toland Krieger tahun 2012 lalu, pastinya pembaca tidak akan terlalu asing dengan gaya twist yang dipilih Evi Kezia Wiadji. Saya sendiri malah tersenyum. Nyatanya hal-hal klise yang ditawarkan sedari awal malah ditampik jauh-jauh dengan kenyataan yang sebenarnya. Luar biasa.

Menelaah kedua tokohnya yang sudah memiliki catatan menikah, Ivy Sutedja dan Ethan Wicaksana seakan selalu menyimpan rahasia. Ivy bergerak selalu cepat dan implusif; Ethan mencoba mengerti kendati ia punya hal lain di hatinya. Narasi Evi Kezia Wiadji yang mengambil sudut pandang orang ketiga memang punya kekurangan dalam menguak rahasia, tapi justru keindahan itu datang dari sebuah kesunyian. Di mana cerita terasa baik-baik saja dengan penokohan yang serba-sunyi, twist plot yang sudah direncanakan sedari awal benar-benar menjadi pukulan telak untuk pembaca.

Perubahan penokohan terjadi cukup signifikan pada karakter Sally, yang entah saya pikir, di awal ia merupakan orang yang dewasa di usia yang muda. Menjadi guru pastinya membuatnya lebih bijak ketimbang perempuan lain di usianya, tapi sedari diceritakan menjadi dekat dengan Ethan, penokohan Sally di awal menjadi tergeser. Menjadi lebih manja dan posesif, seperti perempuan-perempuan di usianya.

Sebagai pelengkap cerita, setting yang dihadirkan oleh Evi Kezia Wiadji lebih banyak mengambil tempat di rumah, kantor, dan sekolah. Sebuah drama keluarga yang sangat orisinil. Perbedaannya hanya terletak pada lini masa setelah plot twist dan sebelum plot twist, yang mana pada sebelumnya nuansa yang dihadirkan Evi Kezia Wiadji lebih terasa hangat dan tertutup, berfokus pada dialog. Setelahnya, Evi Kezia Wiadji lebih menghadirkan nuansa yang dingin, serba-terbuka, dan penyajian porsi yang lebih banyak.

Untuk latar bridal-nya, Evi Kezia Wiadji kentara mengandalkan riset yang cukup lengkap. Walaupun hanya sebagai latar belakang sampingan, tapi setting toko bridal dihadirkan bukan sebagai sebuah tempelan. Kehadiran klien, prosedur, dan perancangan-perancangan baju pengantin turut memengaruhi kesan latar dengan cukup baik.

Secara keseluruhan, sebagai sebuah bacaan yang ringan, Evi Kezia Wiadji memberikan warna baru pada hubungan romansa kedua tokohnya. Jika novel roman lain mengangsurkan sebuah kebahagiaan dan perjuangan dalam memiliki seseorang, dengan “The Unbroken Vow”, Evi Kezia Wiadji seakan menyelipkan amanat untuk lebih menghargai orang yang telah dimiliki. Karena kebersamaan bukan saja dinikmati saat senang, pun saat sulit. Seperti yang diikrarkan dalam janji pernikahan.

 

The Unbroken Vow Blogiveaway Banner

 

Selanjutnya, bagi yang masih penasaran dengan novel “The Unbroken Vow” karya Kezia Evi Wiadji, dan ingin sekali membaca bukunya. Yuk, ikutan giveaway yang satu ini.

Syarat dan ketentuannya seperti biasa:
  1. Event ini hanya untuk teman-teman yang berdomisili di Indonesia.
  2. Follow twitter @KeziaEviWiadji dan @frostbitiggy
  3. Share link giveaway ini di timeline Twitter dengan hashtag #UnbrokenVow. Lalu, mention @frostbitiggy dan @KeziaEviWiadji
  4. Dan jawab pertanyaan ini di kolom komentar dengan menuliskan nama, email, dan akun twitter:

Saat menjalani hidup, pasti ada kisah senang maupun kisah sulit. Mari ceritakan kisah tersulit dalam hidupmu secara singkat dan bagaimana upaya kamu untuk keluar dari kesulitan itu?

  1. Event giveaway ini hanya berlangsung selama lima hari, yaitu: 23 Juni2016-27 Juni 2016.
  2. Pemenang pertama akan mendapatkan novel “The Unbroken Vow” bertandatangan Kezia Evi Wiadji beserta tas cantik;  pemenang kedua akan mendapatkan novel “The Unbroken Vow” bertandatangan Kezia Evi Wiadji beserta sarung handphone.
  3. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 28 Juni 2016.

Gi1Bt7bx

Selamat mengikuti giveaway dan semoga beruntung 🙂
 
 

UPDATE

 

Sebelumnya saya ingin berterima kasih dulu kepada Kak Kezia Evi Wiadji untuk kesempatannya bekerjasama menyelenggarakan giveaway ini. Juga untuk teman-teman pembaca sekalian yang sudah berpartisipasi.

Well, sekarang saatnya mengumumkan dua pemenang giveaway #UnbrokenVow. Pemenang pertama yang berhak memenangkan novel “The Unbroken Vow” karya Kezia Evi Wiadji berserta tas cantik adalah:

Devani Sasmita Ningrum
@polio_15

Pemenang kedua yang berhak memenangkan novel “The Unbroken Vow” karya Kezia Evi Wiadji berserta sarung handphone adalah:

Karina Dwi Pujisari
@rivzhk

 

Selamat kepada dua orang pemenang yang beruntung.  Saya tunggu data lengkapnya berupa nama, alamat lengkap, dan nomor ponsel via email ke azuracaelestis@outlook.com dengan subyek: Pemenang Giveaway #UnbrokenVow.

 

Untuk teman-teman yang lain, jangan kecewa dan berkecil hati, mari coba peruntunganmu di blogtour selanjutnya.

35 thoughts on “[Review & Giveaway] The Unbroken Vow – Kezia Evi Wiadji

  1. nama: Ella
    email: ellaoktaverina@gmail.com
    akun twitter: @ellaverina_

    Saat tersulit dalam hidup saya (sejauh ini) adalah ketika dulu saya mengalami krisis kepercayaan diri. Ketika saya masih kecil saya tergolong sebagai anak yang minderan, pemalu, udik, nggak menarik sama sekali bahkan untuk cari teman-pun susahnya masya Allah. I fucked up a lot of times, dan saya juga merasa kacau di semua bidang, baik itu akademik dan non-akademik. Bahkan dulu sempat ada perasaan saya malu menjadi saya sendiri, saya marah pada diri saya sendiri. Saya tahu saya sebenarnya bisa tapi semuanya omong kosong karena ketika saya harus berhadapan dengan banyak orang saya hanya mengacaukan semuanya.
    Tapi beruntunglah saya punya orangtua dan pada saat itu seorang sahabat yang saya anggap sebagai kakak sendiri, mereka membantu saya untuk keluar dari krisis kepercayaan diri itu. Mereka menyakinkan kalau mereka tahu saya bisa, mereka tahu saya mampu. Dan ucapan itu yang terus mereka tanamkan pada saya hingga akhirnya saya mengalami titik balik. Saya bertekad untuk membuktikan pada mereka yang menertawakan dan berbicara buruk tentang saya bahwa saya sebenarnya bisa. Langkah pertama yang saya lakukan adalah memotong rambut saya yang dahulu panjang jadi rambut potongan cowok gitu (kedengaran dramatis gitu ya? Tapi kenyataannya memang begitu). Dengan itu saya berharap saya yang baru tidak akan selemah dan semental tempe saya yang dahulu. Saya terus belajar, saya terus berlatih, hingga akhirnya saya dapat apa yang saya inginkan; gelar dan pengakuan.
    Pesan saya untuk siapapun yang sedang mengalami krisis kepercayaan diri, jangan malu untuk jadi dirimu sendiri. Banggalah dengan apa yang kamu punya tetapi jangan pernah berhenti untuk belajar dan berbenah diri. Because the best person you can be is yourself.

    Cheers, Kak xx

  2. Nama : April Cahaya
    Email : apriliya.cahaya@gmail.com
    Akun twitter : @AprilCahaya

    Jawaban.

    Hal tersulit dalam hidupku itu tertekan dengan pekerjaan. Yah, satu hal yang pasti banyak dialami sama semua orang. Dan pasti pemikiran yang muncul adalah ingin resign.

    Solusinya agak berbeda setiap orang, tapi mencoba menjalani pekerjaan dengan enjoy dan menikmati prosesnya pasti akan membawa dampak yang positif. Menurutku jangan berpikir kerja sebagai beban tapi sebagai sebuah kesenangan dan hobi. Dan itu yang membuatku bisa pertahan di pekerjaanku saat ini.

    Semoga bermanfaat bagi yang membaca.

  3. Nama : Selia
    Email : seliakuruta@yahoo.com
    Akun twitter: @myskebj

    Saat menjalani hidup, pasti ada kisah senang maupun kisah sulit. Mari ceritakan kisah tersulit dalam hidupmu secara singkat dan bagaimana upaya kamu untuk keluar dari kesulitan itu?

    Aku merasa mendapat perlakuan yang berbeda dari saudara dan orang tuaku. Apapun yang kulakukan dan tidak kulakukan semua adalah salahku. Aku merasa menjadi pelampiasan kekesalan mereka. Entah benar menurut medis, aku pikir aku hampir depresi. Aku mengucap kematian dengan entengnya setiap malam. Kejadian itu saat aku masih di bangku sekolah dasar. Hal itu yang membuat aku menjadi sosok yang seakan bertameng baja sekarang. Aku berhasil mengalihkan semua rasa memuakkan itu kepada K-Pop dan akhirnya buku. Oleh karena itu mereka punya arti penting dalam hidupku. Kebahagiaan yang tidak bisa ku dapat, ada di mereka. Entahlah jika saat itu aku tidak bertemu dengan mereka, akan jadi apa aku sekarang.

  4. nama : yunika anwar
    email : yunikaanwar67@gmail.com
    twitter : @yunikaanwar1

    saat tersulit dalam hidup saya saat kedua orang tua saya memilih berpisah dan pergi meninggalkan saya saat saya masih SMP. hal tersebut membuat saya depresi hingga membentuk pribadi saya yang sekarang. saya sangat sulit mempercayai orang lain karena saya terlalu takut untuk ditinggalkan orang yang saya sayangi lagi. dulu saya sempat kepikiran ingin bunuh diri tapi untung ada sahabat saya yang selalu mensuport saya dia satu satunya orang yang saya percayai.

  5. Nama : Tania Indiarty Rahayu
    E-mail : rhyuindiartytan14@gmail.com
    Akun Twitter : @TanIRhyu

    Kisah tersulit dalam hidup aku adalah seringnya ‘mundur sebelum melangkah’. Ini paling menyusahkan ketika yang namanya kesempatan itu udah ada di depan mata, tapi rasa minder aku malah membatalkannya.

    Contohnya aja kayak keseharian aku yang bercita-cita nerbitin buku ini. Waktu dapat ide cerita, semangat itu menggebu-gebu-sangat malahan. Tapi baru juga mulai mengetik-dan tiba-tiba berhenti, hati langsung minder dan rasanya pengen banget menjatuhkan kepala ke meja terus bilang; “What a f*cking empty brain!”

    Belum apa-apa udah kepikiran ditolak penerbit, cerita klise, nggak menarik, ga bakal ada yang beli bukunya, dll.

    Tapi akhir-akhir ini aku jadi lebih semangat-dan semoga aja ga luntur lagi. Karena aku menemukan solusi baru berkat dukungan dari temen-temen. Aku harus berpegangan sama prinsip; “Jalani dulu, trus nikmati akhirnya. Daripada berhenti trus gagal duluan.” Hihi.

    Thanks sebelumnya, kak. Cukup sekian dan Salam kenal ^_^

  6. nama : Asri
    email : peekthebook@gmail.com
    akun twitter : @princessashr

    Saat menjalani hidup, pasti ada kisah senang maupun kisah sulit. Mari ceritakan kisah tersulit dalam hidupmu secara singkat dan bagaimana upaya kamu untuk keluar dari kesulitan itu?

    jawaban :

    Kisah tersulit yaa? Hmm.. Aku waktu itu kenal dan dekat sama cowok. Nggak tau kenapa, rasanya udah klik aja. Udah ngomongin konsep nikahan segala macam. Tanpa diduga, ternyata ada satu kesalahan yang dilakukan sama cowok ini. Tanpa kata apapun, dan tau dari teman juga, dia nikah sama yang lain. Butuh waktu setahun buat aku bangkit dari sakitnya hati. Dari dituduh mau merebut suami orang sama itu cewek (istrinya -red), kemudian dituduh mau bunuh diri. Sampai mau kenal sama cowok lain pun masih kebayang-bayang itu cowok. Duh, gawat. Tanpa keluarga tau, aku berusaha bangkit dengan caraku. Mencoba hal-hal yang dulu pernah aku suka dan sempat berhenti. Alhasil, walaupun butuh waktu setahun, aku berhasil bangkit dari sakitnya hati dikhianati oleh cowok. And now, I’m happy.

  7. nama:Devani sasmita ningrum
    email@gmail.com
    twitter:polio_15
    hal yang paling sulit dalam hidup saya adalah masalah ekonomi karena waktu kelas 3 smp keluarga saya mengalami krisis ekonomi dan saya ditinggal kedua ortu saya merantau ke luar jawa untuk bekerja karena saya sudah tua yang paling bekerja keras adalah ibu,dirumah saya hanya tinggal berama kakak saya itu saja ketika hari minggu karena kakak kos untuk psg dan hanya pulang ketika hari minggu jadi saya sering sendiri dirumah tiap hari sya hanya makan mi instan karena harganya yang murah,3minggu kemudian uang mulai menipis ibu sulit dihubungi alhasil saya sering makan di tetangga dan waktu kelas 3 sekolah mengadakan itighosah murid lain mengajak ortu masing2 sdangkan saya hanya dengan tetangga dekat saya merasa sedih dan iri tidak bisa seperti murid lain setelah lulus saya ingin sekolah di sman karena disana saya bisa menggapai cita” menjadi atlet meskipun disana sedikit mahal saya tetap sekolah disana dengan meminta keringanan biaya,setiap malam saya menangis menelfon ibu untuk minta uang saku tetapi ibu saya malah ikut menangis,setelah itu saya dititipkan ke saudara disana saya bisa dapat uang saku 7rb dengan syarat membantu pekerjaan rumah dan menjaga toko lama lama saya ingin marah kerana diperlakukan seperti pembantu ttapi saya menyimpan ego saya karena hanya disini saya bisa dapat uang saku dan makan nasi saya terus berlatih untuk menjadi atlet agar kelak saya mendapat pekerjaan yang layak dan dapat membahagiakan ortu amin.

  8. Nama: Kiki Suarni
    Email: kikisuarni616@yahoo.com
    Twitter: @Kimol12

    Salah satu masa sulit dalam hidupku yaitu waktu pertama kali masuk di dunia kerja selepas wisuda. Aku harus pergi keluar provinsi jauh dari keluarga, sendirian. Masa itu begitu sulit karena di lingkungan baru itu aku tidak kenal siap pun. Segala sesuatu harus mengurus sendiri, mulai dari kos, makan dan cari kendaraan buat pergi ke kantor. Belum lagi aktifitas kantor yang sama sekali asing buatku. Karena belum terbiasa dan sangat jauh berbeda dari bangku kuliah.

    Aku juga sempat stres berat waktu itu, rasanya inging berhenti dan pulang kampung. Maklum, waktu itu masih muda dan baru pengalaman pertama. Aku juga sempat menjalani bulan puasa sendirian di sana. Yah, sedih banget sih, sahur sendiri, buka sendiri dan makan juga apa adanya, gak bisa request makanan favorit ke Ibu kos. Ditambah lagi di rumah Ibu kos itu cuma ada satu kamar kosong dan aku yang menempati. Jadi bisa dibilang akulah satu-satunya anak kos di rumah itu. Nyesek banget gak ada temen sekamar.

    Tapi semua itu aku jalani dengan ikhlas dan selalu berpikir positif. Kalau aku sedang down dan stres, aku selalu membangun sebuah sugesti buat diri sendiri; demi masa depan, ingat ortu, ini adalah langkah awal menuju sukses. Jadi yah semangat lagi. Salah satu tantangan juga saat gajian, seneng sih bukqn main, tapi susahnya harus pinter-pinter pembagiannya. Bayar kos (pernah juga telat bayar karena gaji telat) dan beli keperluan pribadi lainnya. Harus hemat dan meredam nafsu belanja. Dalam situasi seperti itu aku jadi bisa belajar beli sesuatu yang dibutuhkan jauh lebih penting dibanding beli sesuatu yang diinginkan.

    Terima kasih.

  9. Nama : Umi Marfa
    Email : umi.marfa@gmail.com
    Twitter : @umimarfa
    Link share : https://twitter.com/umimarfa/status/745883136811278336
    Jawaban : Saat saya salah mengambil jurusan pada waktu di SMK, mau dilanjutin sakit batin dan tertekan, mau pindah nggak enak sama orang tua karena mereka sudah mati2an menyewakan tanah dan menjual kambing untuk biaya pendidikan. Tiap hari bagai makan buah simalakama, pusing, selalu nilai anjlok karena tak bisa mengikuti apa yang diajarkan. Yang saya lakukan? Menyadari bahwa banyak anak yang ingin berada di posisi saya, belajar sedikit demi sedikit pada teman yang bisa, bertahan selelah apapun itu, kalau capek sedih pengin nangis langsung teringat senyum orang tua, dan sekarang? Walau bukan termasuk anak pandai, saya sudah berada di bangku kuliah dan menerima beasiswa, suatu prestasi yang menurut saya amat sangat saya syukuri.

  10. Nama: Elsita F. Mokodompit
    Email: elsitaffransiska@gmail.com
    Twitter: @sitasiska95

    Salah satu saat tersulit dalam hidup saya adalah ketika salah satu unit bisnis perusahaan tempat saya bekerja ditutup karena dianggap tidak lagi produktif. Saya adalah salah satu staff yang bertanggung jawab untuk administrasi dan penutupan unit bisnis tersebut secara langsung berpengaruh terhadap pendapatan saya. Meski saya juga bekerja di perusahaan utama, akan tetapi saya yang masih berstatus sebagai honorer jelas tidak memiliki pendapatan yang besar. Masalah utamanya adalah finansial. Sebagai anak pertama yang telah meyelesaikan pendidikan, saya berkewajiban untuk mencari pekerjaan atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebisa mungkin berusaha untuk tidak meminta dukungan orang tua untuk urusan uang karena keluarga saya juga bukan berasal dari keluarga kaya dan saya masih memiliki adik perempuan yang harus orangtua saya biayai. Hal ini sedikit banyak membuat saya tertekan. Biaya hidup mulai dari makan, tempat tingga (saya tidak tinggal bersama orang tua), transportasi, serta tabungan yang harus senantiasa dipelihara untuk nanti digunakan jika terjadi hal-hal tak terduga adalah PR yang membuat saya sakit kepala. Belum lagi keperluan lainnya yang memang saya butuhkan sebagai seorang perempuan. Menceritakan kepada kedua orangtua adalah hal yang saya hindari karena tidak ingin membuat mereka kepikiran, akhirnya yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa, rajin mencari pekerjaan baru yang dapat menjanjikan karier serta kehidupan yang lebih baik dan belajar sebagai persiapan untuk kalau kalau dari lamaran yang saya kirim ada yang berhasil lolos tahapan seleksi administrasi dan mengharuskan saya untuk mengikuti tes tertulis maupun tidak tertulis untuk bisa ikut hingga ke tahapan mejadi pegawai/karyawan tetap. Selain itu, untuk menutupi ‘bolong-bolongnya’ kebutuhan (belum bisa terpenuhi), saya menyetop belanja yang tidak penting, berusaha mencari tambahan mulai dari memberi jasa privat bagi murid SMA hingga menerima permintaan perbaikan laporan-laporan penting dari siapa saja yang menawarkan.

  11. Nama: Ainun Mawa'dah Noor
    E-mail: amdnlee@gmail.com
    Twitter: @AmdnLee

    Kisah tersulit dalam hidup saya adalah ketika mempertahankan integritas di bangku SMA. Hal ini begitu berat ketika saya berada di kelas 1 SMA yang dikategorikan ‘unggulan’. Saat sebagian teman di dalam kelas berlomba dan bersaing ketat menorehkan prestasi, hingga menghalalkan segala cara. Kejujuran seperti tidak dihargai, diasingkan dan tidak dipedulikan. Sedih sekali rasanya saat kita berjuang sekuat tenanga, belajar siang malam, namun diujungnya perjuangan kita terkalahkan oleh kecurangan yang sudah dianggap biasa dan kian membudaya.

    Puncak kesulitan ini terjadi saat Ujian Nasional 2016 kemarin. Saya terus mencari motivasi dari orang tua, guru, teman, ajaran agama, artikel-artikel, quote, bahkan lagu-lagu yang tak hentinya memompa semangat bahwa semuanya akan layak pada akhirnya. Mereka sangat berjasa sebagai penguat hati saya agar tak tergoyahkan. Kata-kata yang saya sangat ingat diantaranya kurang lebih seperti ini,
    “Ibu mengajari kalian untuk menjadi orang yang sukses nak! Jadi jangan berpikir mencari cara ‘menyimpang’ untuk ujian nanti.” Disampaikan guru Kimia menjelang UN.

    “Nilai yang paling tinggi dari suatu ujian adalah kejujuran.” Dari kakak kelas.

    Dan percayalah, work hard never betray you! Saya lulus UN tanpa ada nilai yang di bawah standar dan tanpa merusak nilai integritas dalam diri saya tentunya.
    #SavePendidikanIndonesia #SaveHonesty

    Terimakasih

  12. Nama : Dosca Hutabarat
    Email : doscastrida27@gmail.com
    Twitter : @doscastrida

    Jawaban : hal tersulit dalam hidup saya adalah saat saya harus melawan rasa malas dan rasa jenuh dalam menyelesaikan skripsi saya. Dimana saat itu saya juga harus menerima tekanan dari keluarga karena saat itu teman2 seangkatan sudah lebih dulu menyelesaikannya. Sampai akhirnya ada titik dimana saya menghilang dari lingkungan pergaulan saya, menghindari interaksi dengan orang laij karena mulai lelah dengan segala tekanan yang ada. Sampai akhirnya saya tersadar bahwa yg saya lakukan salah. Tidak seharusnya saya lari. Harusnya saya menghadapi semuanya agar cepat selesai, secara perlahan saya bisa bangkit dan bisa melawan rasa malas dan jenuh.  Perlahan tapi pasti akhirnya saya bisa menyelesaikannya dan menerima hasil yg memuaskan

  13. Nama: Insan Gumelar Ciptaning Gusti
    Email: alamadt_saya@yahoo.com
    Akun: @san_fairydevil

    Sekitar satu tahun yang lalu, di bulan April tiba-tiba semua terjadi begitu aja. Bapak yang enggak pernah sakit, mendadak sakit dan lama kelamaan, beliau enggak bisa bangun dari tempatnya, susah bergerak, seperti orang lumpuh, dan selalu kesakitan setiap mau tidur. Biasanya beliau yang bergerak sangat lincah, kuat mengangkat barang-barang berat, saat itu, semakin hari semakin kurus. bahkan untuk menggerakkan dua batang sapu lidi enggak kuat. Berkali-kali mencoba mencari pengobatan, dari yang medis sampai alternative satupun tidak ada yang berhasil. Saat-saat itu aku benar-benar lelah. Mungkin aku enggak selelah ibuku yang mengurusnya 24 jam. Tapi mentalku yang lelah. Selama 19 tahun aku enggak pernah ngelihat bapak sakit parah. Lalu mendadak aku melihatnya enggak berdaya sama sekali. Selalu berteriak kesakitan.
    Lalu saat bulan Juni, aku mendaftar kuliah untuk pertama kali. Tahun sebelumnya, setelah lulus SMA aku memang enggak langsung daftar karena saat itu keuangan sedang sedikit bermasalah. AKu juga enggak begitu terlalu pusing walaupun jujur aku juga ingin seperti teman-temanku untuk langsung kuliah. Ternyata di tahun itu aku enggak lolos. Sungguh, aku benar-benar depresi. Ada semingguan aku hanya terus menerus menangis yang aku sadar tindakanku saat itu membuat yang lain khawatir. Kemudian, aku berpikir, berusaha menghibur diriku sendiri kalau aku tidak lolos tahun ini karena aku harus membantu ibuku merawat bapak. Aku akhirnya bekerja sebagai pelayan di restoran yang cukup besar tapi hanya satu bulan karena kondisi bapak semakin parah.
    Januari 2016 bapak masuk rumah sakit. Dan akhirnya ketahuan apa penyakitnya setelah dilakukan biopsy di belakang lehernya. Bapak ternyata kena kanker paru-paru stadium akhir dan benjolan itu menekan salah satu syaraf tulang belakangnya yang membuat tubuhnya tidak bisa bergerak juga kesakitan setiap mau tidur..
    22 Maret, 16 hari setelah aku ulang tahun ke 20, bapak dipanggil Tuhan. Di situlah saat terberat dalam hidupku. Aku enggak pernah membayangkan akan ditinggal secepat ini. Aku selalu bermimpi kalau nanti bapak ada di pernikahanku. Bapak akan bermain dengan anak-anakku. Bapak akan ngelihat aku sukses.Saat itulah aku merasakan untuk pertama kalinya kehilangan yang sangat besar. Perasaan rindu yang sampai sekarang tidak pernah hilang.
    Dan satu-satunya cara yang aku pakai untuk keluar dari masalah itu, situasi itu adalah dengan tetap menjalaninya. Melaluinya. Karena aku yakin, kalaupun sekarang aku masih berada di jalanan yang sepi dan gelap, kalau aku menggerakkan kakiku, suatu saat nanti aku akan sampai di jalanan yang terang, penuh lampu, dan ramai. Yang harus aku lakukan hanya terus melangkah.

  14. Nama: Rinita
    Email: @Rinitavyy
    Akun twitter : rinivir90@gmail.com

    Sebagai seorang pelajar yg ingin melanjutkan ke bangku perkuliahan, tentu itu adalah awal dari beberapa kisah tersulit yang pernah aku alami. Hanya berbekal keinginan masuk PTN lalu mendapatkan Beasiswa, dari situlah awal perjuanganku dimulai. Ku kira semua yang telah ku rancang akan mudah sesuai imajinasi. Setelah betul-betul memasuki dunia persaingan, akhirnya aku sadar kalau menggapai impian itu tidak bisa ‘Instan’. Aku harus mengawalinya dengan perjuangan tersulit yg pernah aku alami.
    Gagal jalur SNMPTN adalah hal terpahit yg kuterima, memang masih ada jalur SBMPTN. Apa boleh buat, aku pun mengambil langkah ‘itu’ dengan memilih dua Universitas negeri yg memang menjadi tujuan awal, Unair dan Unibra. Kupikir kepahitanku hanya sampai disitu, ternyata setelah menyelesaikan pendaftaran beserta adminitrasinya, aku mengetahui satu hal lagi bahwa masalahku belum betul-betul selesai. Ya, Aku harus melalui tahap selanjutnya yaitu mengikuti tes tulis dan bersaing dengan ribuan peserta se-Indonesia. Ngebayangi itu saja kepercayaan diriku mengecil. Aku bukan anak terpintar disekolahan, bisa di bilang hanya seorang anak yg beruntung bisa mendapat Nem tiga besar se-kota Kediri. Jadi aku mengerjakan tes tersebut hanya mengandalkan kemampuan apa adanya dan Doa.
    Namun ada masalah lain yang terlupakan yaitu biaya kuliah. Setelah ku survey, biayanya tidaklah murah sekaligus biaya hidupku menjadi anak kos-kosan kalo-kalo tinggal jauh dari orangtua. Tapi orangtuaku bilang aku tak perlu kuatir soal biaya, biar bapak dan ibu yang memikirkannya. Karena aku belum yakin, Aku pun sempat menanyakan hal tersebut pada wali kelasku, dan beliau mengatakan di setiap PTN ada bidik misi untuk calon mahasiswa kurang mampu yg berprestasi. Mungkin itu jalan keluar dari masalahku.
    Dan yang aku tahu, kisah perjuanganku belumlah selesai sampai disitu, sebelum aku di nyatakan lulus sebagai seorang sarjana lalu diterima kerja…

  15. Nama: Irena Ramadhanty
    Email: Irena.ramadhanty@gmail.com
    Akun Twitter: @MiwaNa_kai

    Masa tersulit dalam hidupku adalah saat aku menjadi seorang Hikkikomori. Hikkikomori dalam bahasa jepang berarti menarik diri dari dunia luar.

    Dulu, aku hampir tidak pernah keluar rumah bahkan hanya untuk sekedar pergi ke warung. Selalu berkutat dengan buku-buku, Handphone, Laptop, dan menyendiri. Itu saja kegiatan saya. Seperti tidak ada keinginan hidup lagi, tapi tidak ada keinginan bunuh diri.

    Aku seperti itu karena sebuah masalah rumit yang tak senggup aku selesaikan. Aku lari dari masalag itu, san bersembunyi. Aku menikmati duniaku, dunia Khayalanku.
    Membiarkan masalah semakin menumpuk.

    Sampai, sahabatku menolong. Dia memaksaku kembali ke luar. Membuatku lupa akan khayalanku yang terlalu sempurna. Menasihatiku, membantuku bangkit. Sampai akhirnya aku memberanikan diri muncul didepan masalahku. Menyelesaikan nya saat itu juga, dengan dorongan sahabat.

    Sahabat memang sangat penting.

    Terima kasih.

  16. Nama : Tifa Raisandra
    Email. : raisandratifa@yahoo.com
    Twitter : @tifarsndr

    Saat menjalani hidup, pasti ada kisah senang maupun kisah sulit. Mari ceritakan kisah tersulit dalam hidupmu secara singkat dan bagaimana upaya kamu untuk keluar dari kesulitan itu?

    Hal tersulit yang pernah terjadi adalah saat aku dan keluargaku hidup di negeri orang. Tempat yang sama sekali belum pernah aku bayangkan. Sewaktu kecil aku harus membuat keputusan, dimana aku akan tinggal dengan Alm. nenek atau ikut dengan orangtuaku.

    Tapi aku lebih memilih orangtuaku karena kedua saudaraku juga ikut, nggak mungkin aku membebankan nenek atau kerabatku yang lain. Jadi, aku dan keluarga berangkat ke sana. Disana aku menemukan hal baru, hal yang paling aku takutkan adalah nggak menyesuaikan diri dengan baik.

    Pertama-tama perjalanan hidupku terasa sulit dikarenakan tempat itu berbeda, dan aku merasa berbeda. Rasanya aku ingin menangis, karena tempat itu sangat asing untukku, tapi lambat laun aku dapat menyesuaikan diri dan terbiasa dengan semuanya dengan percaya diri kalau aku bisa melewati semuanya sampai masa kontrak ayahku habis.

    Sekian, Terima Kasih.

  17. Nama: Riqza Nur Aini
    Email: riqzana01@gmail.com
    Twitter: @riqzanainiee
    .
    .
    Hal tersulit dalam hidup ku adalah ketika harus melupakan masa lalu sedangkan otakku terus mengingatnya, dulu waktu kecil aku pernah jatuh dari tangga sampe bocor ni kepala,kekurangan darah juga.Rada jadi beda juga akunya kata org2 sekitar. Akibatnya itu aku jadi takut buuaangeett sama ketinggian aku trauma bgt karena kecelakaan itu kebayang2 terus sampe pusing aku nya.Naik tangga sekolah aja nggak berani padahal tingginya ngga seberapa. Pas sekolah ada acara study Tour ke Jakarta pastinya kan ke Monas tuh nahh pas semua teman2ku naik ke atas ke pucuk Monas aku mau coba, pas lg didepan lift aja aku udah pusing bgt pengen ambrug, akhirnya *ekhem pacarku nutupin mataku pake kain item, trs dia bilang ngga “usah pusing merem aja ntr sampe atas. ” yaudah aku nurut aja meski tmn2 mulutnya pada soek dan jantungku luar Biasa mau copot.pas liftnya udh jalan Aku pusing lagi tp untung *ekhem ada pacar ku. Pas udh sampai atas gila bgt jantungku ngga bisa lagi kompromi.Aku dituntun *ekhem pacarku menuju teropong apa aku ngga tau, trs waktu udah sampe baru dilepas tuh penutup mata. Aku pusing Lagi. Terus *ekhem pacarku bilang gini “tarik napas,berani aja ngapain takut,buka matamu liat noh indah bgt pemandangannya” aku beraniin aja meski kaki gemetaran. Akhirnya jeng jengg aku bisa liat pemandangan dari atas monas dan kepalaku udh rada ngga pusing. Thanks buat *ekhem pacarku yg udah buat aku berani.Dengan keberaniann aku melawan kesulitan hidupku.

  18. Nama : Humaira
    Email : humairabalfas5@gmail.com
    Akun Twitter : @RaaChoco

    Saat menjalani hidup, pasti ada kisah senang maupun kisah sulit. Mari ceritakan kisah tersulit dalam hidupmu secara singkat dan bagaimana upaya kamu untuk keluar dari kesulitan itu?

    Aku pernah menorehkan luka di hati keluargaku, terutama ayah dan ibu. Perbuatan yang aku sesali selamanya, bahkan sampai saat ini, yang membuat rasa percaya orang-orang di sekitarku berkurang dan terkikis, juga kebahagiaan yang tiba-tiba hilang dari wajah kedua orang tuaku. Saat abg hal tersebut tidak aku pikirkan dampaknya dan aku baru sadar setelah aku remaja juga saat-saat setelahnya. Meski aku tahu jika orang tua tempat pulang paling tepat yang mau membuka tangan lebar-lebar bahkan saat dunia sudah tak menerimaku lagi. Tapi tetap saja hal tersebut mengganjal di benak, di hati, juga di khayalanku. Hal yang aku lakukan dulu selalu saja terbayang-bayang.

    Yang pertama aku lakukan itu tentu saja meminta maaf. Sebuah kata yang mudah dikatakan tapi begitu sulit jika diucapkan tulus dari hati. Sadar dibutuhkan saat keadaan sudah memburuk dan hanya kesempatan kedua yang diharapkan akan terjadi. Jadi, saat kesempatan kedua itu ada jangan disia-siakan dan ini adalah kesempatan keduaku. Kesempatan yang sangat berharga itu tak akan terjadi dua kali. Meminta maaf atas kesalahan yang telah aku perbuat, memperbaiki semua sikap, sifat dan ucapanku, meminta mereka ikut membimbingku menjadi orang yang lebih baik. Menjadi orang yang selalu memperhatikan apa yang akan diperbuat dan apa akibatnya, aku juga akan berpikir dengan sangat matang semua kata yang akan aku ucap dan semua hal yang akan aku lakukan, benar-benar menyaringnya terlebih dahulu. Aku akan berusaha semaksimal mungkin agar kepercayaan yang mereka berikan setelah kesempatan kedua tidak aku hancurkan kembali.

    Hal itu tak mungkin bisa aku hapus, hanya ditimbun dengan hal-hal positif. Aku sadar, semakin besar keinginanku untuk menghapusnya, semakin besar pula ganjalan untuk aku bisa berubah. Aku mencoba hal terberat yaitu memaafkan diriku sendiri. Aku tidak akan menjadi seperti sekarang jika tanpa masa lalu yang baik atau pun yang buruk, dan masa lalu yang buruk itulah motivasiku untuk hidup dan berlaku lebih baik lagi.

  19. Nama: Ari
    Twitter: @tiarizee
    Email: muthia_batari@yahoo.com

    Kisah tersulit hingga sekarang yang menurutku merupakan kegagalan terbesar yang pernah aku alami adalah mengecewakan keluargaku. Aku tidak bisa menceritakan detailnya, tapi yang jelas pada saat itu keluargaku kaget dan ibuku menangis. Hasil yang kudapat dari hal ini? Kehilangan kepercayaan orang tuaku. Boleh jadi kejadian itu sudah lama dan tidak pernah diungkit kembali. Namun seperti ada lonceng tersendiri didalam otakku. Saat menghabiskan waktu bersama mereka, tertawa bersama mereka, lonceng tersebut dengan kejamnya berbunyi, seakan ingin mengingatkanku atas apa yang pernah kulakukan. Mengecewakan mereka. Sungguh, aku pernah merasa sangat bodoh sudah mengecewakan mereka. Sempat terbersit untuk melakukan hal yang tidak seharusnya kulakukan sebagai pelampiasan atas apa yang telah terjadi. Namun terimakasih kepada perkataan menusuk dari percakapan dengan sahabatku tentang masalah ini. Kembali aku mengingat saat pikiran kotor itu pernah ada dibenakku, rasanya ingin kutampar saja wajahku saat itu hingga aku sadar sepenuhnya.
    Kalau ditanya apakah ini salah satu kisah tersulit yang pernah aku alami? Tentu saja jawabannya iya, karena aku sebagai anak sudah mengecewakan kedua orangtuaku. Dan harga mahal yang harus kubayar adalah kehilangan kepercayaan mereka.

    Kalau ditanya bagaimana upaya aku untuk keluar dari kesulitan ini, mungkin dalam konteks masalahku adalah ‘bagaimana caraku memperbaikinya’. Tidak banyak yang bisa kuperbuat setelah mengecewakan orang tersayang. Aku juga tidak berharap mereka dengan cepat akan menaruh kepercayaannya lagi kepadaku. Hal pertama yang kulakukan adalah mencoba belajar untuk ikhlas. Sungguh, mencoba untuk ikhlas berat sekali rasanya. Mengikhlaskan apa yang sudah terjadi, tanpa harus kembali menyesalinya.
    Aku pun mencoba mulai menjadi diriku yang dulu, setidaknya sebagai tanda bahwa aku baik-baik saja. Aku tidak ingin mengkhawatirkan mereka dengan melihatku terpuruk.
    Selain itu aku sekarang sedang mencoba untuk selalu patuh kepada orang tuaku. Apa pun itu, selalu kuiyakan. Membantu ibuku di dapur, memijat ayah setelah pulang bekerja, mengurus rumah, belajar yang rajin, semua kulakukan. Bukan untuk memperoleh kepercayaan mereka kembali, ini semua aku lakukan sebagai salah satu caraku untuk menebus rasa bersalahku atas apa yang telah aku lakukan sehingga membuat mereka kecewa. Membuat mereka kecewa adalah hal yang tidak akan pernah aku lakukan lagi, sekali pun tidak akan pernah.

  20. Kisah tersulit dalam hidupku (hingga saat ini) adalah ketika teman2 (yg ketika itu saya anggap sebagai teman sesungguhnya) saya tanpa suatu alasan yg jelas, secara ajaib mereka mendiamkan saya, menganggap saya makhluk astral. Tak cukup hanya itu, mereka juga mengasingkanku seperti aku ini penderita kusta, serta secara tersirat maupun tak tersirat mengolok2ku.
    Bukan, ini bukan bualan, juga bukan mimpi. Mati2an aku berharap ini adalah mimpi buruk.
    Selama 1 semester aku menjalani kehidupan di sekolah seperti orang asing, tanpa ada yg memedulikan.
    Aku waktu itu baru berusia 13 tahun, dengan kepribadian yg tidak mudah bergaul, dan percayalah jika ada neraka di dunia, mungkin itu salah satunya.

    Bagaimaa upaya saya untuk mengatasi kesulitan itu?
    Aku mencoba untuk lebih membuka diri. Aku memang tidak ditawari pertemanan oleh temanku lainnya (yg tidak ikut2an menjauhiku), tapi bukan berarti aku tidak bisa berteman dengan mereka, kan?
    Aku mulai melakukan pendekatan dengan teman2ku yg lain. Memberanikan diri. Menakutkan, memang. Sangat sulit, memang. tapi setelah berbagai usaha, aku mendapat teman baru, teman yg benar2 teman, bukan teman yg menyakitiku dan menjauhiku di saat aku benar2 butuh seseorang.
    itulah kisahku.dari itu kini aku benar2 selektif dalam memilih teman.

  21. Nama : Claudhia Safira
    Email : claudhiasafira@yahoo.com
    Twitter : @dheaSafira28

    Kisah tersulit dalam hidupku (hingga saat ini) adalah ketika teman2 (yg ketika itu saya anggap sebagai teman sesungguhnya) saya tanpa suatu alasan yg jelas, secara ajaib mereka mendiamkan saya, menganggap saya makhluk astral. Tak cukup hanya itu, mereka juga mengasingkanku seperti aku ini penderita kusta, serta secara tersirat maupun tak tersirat mengolok2ku.
    Bukan, ini bukan bualan, juga bukan mimpi. Mati2an aku berharap ini adalah mimpi buruk.
    Selama 1 semester aku menjalani kehidupan di sekolah seperti orang asing, tanpa ada yg memedulikan.
    Aku waktu itu baru berusia 13 tahun, dengan kepribadian yg tidak mudah bergaul, dan percayalah jika ada neraka di dunia, mungkin itu salah satunya.

    Bagaimaa upaya saya untuk mengatasi kesulitan itu?
    Aku mencoba untuk lebih membuka diri. Aku memang tidak ditawari pertemanan oleh temanku lainnya (yg tidak ikut2an menjauhiku), tapi bukan berarti aku tidak bisa berteman dengan mereka, kan?
    Aku mulai melakukan pendekatan dengan teman2ku yg lain. Memberanikan diri. Menakutkan, memang. Sangat sulit, memang. tapi setelah berbagai usaha, aku mendapat teman baru, teman yg benar2 teman, bukan teman yg menyakitiku dan menjauhiku di saat aku benar2 butuh seseorang.
    itulah kisahku.dari itu kini aku benar2 selektif dalam memilih teman.

  22. Nama : Yohana
    Email: Yohanasiallagan23@gmail.com
    Akun twitter: @MrsSiallagan

    Jawababn : Hal tesulit yang saya alami adalah ketika keluarga saya tidak mampu lagi membayar uang kuliah saya, tidak mampu lagi ketika mereka harus membiayai 3 sekaligus anak kuliah. Saya akhirnya pasrah dan saya juga tidak ingin mereka terbebani dengan pemabyaran ini. Saya berusaha bekerja paruh waktu, saya mengajar les bahasa inggris, waktu itu saya mengajar 3 anak SD tetapi saya harus datang ke rumah siswanya. Saya digaji 200 ribu persiswa dan saya harus mengajar 3 kali dalam seminggu untuk 2 orang kebetulan kaka adik, dan satunya hanya seorang mengajar 2 kali seminggu, saya sempat frustasi menghadapi masalah ini, karna saya harus mengajar sana-sini selama 6 hari, lain jadwal kuliah padat, mengerjakan tugas, dll. Tidak ada waktu untuk bersenang-senang, saya berusaha supaya nilai saya meningkat, karna pembayaran uang kuliah ini dekat dengan deadling jadwal ujian, maka mau tidak mau saya harus membayar, daripada saya tidak ujian, biayanya lebih besar lagi, dan bisa-bisa saya bisa terlambat lulus. Saya sempat menggadaikan laptop saya, tetapi setelah mengajar 2 bulan dan dibantu seadanya oleh orangtua saya akhirnya bisa membayar uang kuliah saya tepat waktu, saya sangat senang sekali membayarnya dengan hasil keringat saya. Sampai sekarang, saya tetap mengajar. Saya sangat bersyukur, saya sadar bahwa saya tidak boleh boros, setiap gajian, saya selalu menyisihkan gaji saya untuk di tabung dan tak ada lagi berfoya-foya dalam hidup saya saat ini. Berusaha dan bekerja keras adalah kunci keberhasilan, tidak ada yang mustahil selama kita mencoba.

  23. nama: Aulia
    email: auliyati.online@gmail.com
    twitter: @nunaalia

    Saat menjalani hidup, pasti ada kisah senang maupun kisah sulit. Mari ceritakan kisah tersulit dalam hidupmu secara singkat dan bagaimana upaya kamu untuk keluar dari kesulitan itu?

    Kisah tersulit dalam hidupku adalah menemukan jodohku. Miris ya… tapi begitulah kenyataannya. Dalam urusan cinta aku memang kurang beruntung, selalu saja tidak pas, selalu bertepuk sebelah tangan, belum pernah bertemu dengan yg sehati. Bagiku mencintai dan dicintai seseorang pada waktu yg sama itu adalah keajaiban. Dan sayangnya aku belum mendapatkan keajaiban itu. ;(

    Di saat usia tidak muda lagi…
    Di saat teman-teman seusia sudah memiliki keluarga dan anak-anak…
    Di saat yang muda-muda sudah merencanakan pernikahan mereka…
    Aku masih berkutat dengan pertanyaan, siapa jodohku? Dimana jodohku? Kapan bisa bertemu dengan jodohku? Dan pertanyaan ‘kapan menikah?’ pun selalu datang. Membuat makin frustasi.

    Masalah jodoh memang Ketentuan Tuhan, namun kita harus berusaha, walaupun dalam usaha itu sering mengalami kecewa bahkan patah hati. Aku hanya bisa berpikir bahwa belum saatnya bertemu jodohku. Akan ada saatnya nanti, di waktu yg tepat dan akan terjadi dengan indah. Aku hanya berusaha memperbaiki diri agar pantas mendapatkan jodoh yg baik, dan selalu berdoa dan berharap Tuhan akan mempertemukanku dengan jodohku secepatnya. Amiiin… 🙂

  24. Nama: Cahya
    Twitter: @ccchhy
    Email: cahyasptm@gmail.com

    Masa tersulit itu waktu masih kuliah. Sempat merasa minder karena aku bukan termasuk mahasiswa pintar. Pernah menyandang IPK terkecil dari seluruh kelas. Yang lain sudah pasto tahu karena bisa kelihatan waktu mereka login data mahasiswa di web kampus. Sebenarnya aku nggak masalah dengan hal itu. Toh masih di semester awal. IPK masih bisa dikejar di semeter berikutnya. Tetapi beberapa dosen malah kepo nanya di depan kelas, siapa yang IPK paling kecil? Kemudian tatapan orang-orang langsung mengarah padaku. Rasanya malu. Didiskriminasi oleh dosen dan diperlakukan berbeda dari mahasiswa lainnya. Pandangan mahasiswa lain kepadaku pun mulai berbeda. Aku seperti langsung dicap sebagai salah satu nama yang nggak patut diperhitungkan untuk dijadikan teman sekelompok. Jarang dapat jarkom karena mereka cuma ngabarin teman yang dekat dengan mereka saja. Kalau jalan-jalan ke luar kota dengan bus, aku selalu duduk sendirian karena tidak ada yang mau sebangku denganku. Mereka sudah punya solmet masing-masing. Intinya aku kesepian dan melakukan semua serba sendiri. Sampai-sampai aku pasang muka badak, duduk di sebelah salah satu teman cowok yang nasibnya mirip-mirip denganku: jarang didekati. Yah, lumayan kan daripada tidak ada teman untuk sekedar bertanya.

    Baru kali itu aku merasa di hidupku kayak nggak punya teman. Sedih sudah pasti. Tapi ya aku nggak bisa begini terus. Aku bisa makin ketinggalan kalau nggak punya orang yang bisa mendukung. Apalagi pada dasarnya aku memang pendiam dan jarang memulai sesuatu duluan dengan orang lain. Jadi aku harus buat perubahan. Aku harus lebih terbuka, datang duluan supaya bisa booking bangku paling depan, tahan malu meski dipandang berbeda, aktif bertanya, meminta kontak seluruh teman sekelas dan dosen supaya kalau ada apa-apa bisa langsung hubungi. Sejak itu aku bisa punya teman. Syukurlah ada 1 gank yang mau membuka diri dan menerimaku jadi teman dekat. Mereka bukan rombongan yang ‘tenar’ dan nggak masalah punya teman bodoh sepertiku yang punya IPK lebih kecil. Untungnya aku bisa cocok bergabung dengan mereka, bisa seseruan bareng. Bersama mereka aku bisa belajar kelompok, dapat info up tp date soal kampus, pokoknya sangat terbantu dan alhamdulillah nilaiku bisa naik setelah itu.

  25. Dias Shinta Devi
    diasshinta.iyas@gmail.com
    @DiasShinta

    Masa-masa tersulitku itu sewaktu Bapak berhenti bekerja tanpa uang pesangon sepeserpun.
    Hmm ya akhirnya untuk menyambung hidup, keluarga kami memutuskan menjual rumah dan pindah ke bogor. Setelah itu, tanpa mendapat pekerjaan lagi, aku mulai berusaha sendiri cari uang. Misalnya bantu mama jualan gorengan di SMK, jualan pulsa dan lain-lain. Intinya supaya bisa bayar SPP tanpa harus minta duit ke orang tua tapi masih bisa jajan juga. Alhamdulillah dari uang jualan itu aku bisa beli laptop, hape dan bayar uang sekolah. Semua itu gak cepet, butuh waktu 2-3 tahun buat ngumpulin uangnya. Tapi kerasa enteng dan seneng karena hasil sendiri.
    Dan setelah masa-masa itu terlewati, ternyata semuanya belum selesai. Awalnya gak ada dana untuk kuliah. Berhadapan dengan pegawai keuangan kampus saat daftar kuliah di kampus negeri, Bapak berharap dapat keringanan. Tapi yg kami dapat malah “kalau bapak gak bisa bayar full segitu, nanti kursi anak bapak diganti sama calon peserta didik lain yg diterima”. Akhirnya dengan berat hati setelah berpikir ini itu, uang tabungan terakhir dipakai. Nominalnya pas dengan uang kuliah itu, tapi adikku juga butuh seragam SMP baru karena dia baru lulus SD. Saat itu aku berjanji dalam waktu dekat bisa memenuhi kebutuhan sekolah adikku jika aku yg menggunakann uang tabungan terakhir milik orang tuaku itu. Alhamdulillah, ternyata masih ada rejeki yg lain, yaitu dari hasil aku pernah lomba akuntansi dan juara, jadinya bisa buat beli seragam dan sepatu baru adik.
    Yang pasti dimana ada kesulitan pasti ada kemudahan, intinya usaha dulu 🙂
    Thanks kak… ❤

  26. Nama: Santi Rizkiyanti
    Email: santirizky95@gmail.com
    Twitter: @santirizky95

    Saat menjalani hidup, pasti ada kisah senang maupun kisah sulit. Mari ceritakan kisah tersulit dalam hidupmu secara singkat dan bagaimana upaya kamu untuk keluar dari kesulitan itu?

    Aku tidak yakin ini adalah kisah tersulit dalam hidupku, tapi aku cukup terganggu dengan hal ini. Cinta. Bukannya pobia atau apa, tapi memang sebelumnya aku belum pernah memiliki hubungan sejenis pacaran atau sekedar kakak-adekan. Rasa suka, kagum adalah perasaan yang wajar dan kerap terjadi untuk sebagian besar remaja di dunia, termasuk aku. Namun, perbedaannya aku hanya sedikit takut untuk menjalin suatu hubungan, lebih tepatnya belum tertarik. Lebih dari itu aku punya satu komitmen yang ku buat dan hanya aku yang mengetahuinya, “aku nggak akan pacaran sebelum aku menyelesaikan studi ku”. begitu lah kira-kira.
    Banyak teman dekat ku yang ngomporin agar aku mau mencoba deket sama cowok, tapi ujung-ujung nya nihil. Aku cewek yang agak pemalu, apalagi kalau berhubungan dengan cowok. Jujur. Ada rasa tak nyaman ketika berdekatan dengan mereka. beneran!. eitzzz, kecuali sahabat atau emang temen yang udah kenal lo.. (itu aja cuma satu , sahabat cowok)
    Pada suatu waktu, komitmen ku di uji. Tepat pada tanggal 09 Oktober 2015 ada seorang “temen cowok” yang nembak aku, dan kita baru aku kenal selama 45 hari. Kita saling kenal karena kita dipertemukan oleh salah satu kegiatan kampus (KKN), tepatnya pas semester 7. 45 hari bukan waktu yang lama untuk mengenal seorang teman, apalagi buat dijadiin pacar.
    Sayangnya, saat itu aku sedikit bingung dan mulai mempertanyakan perasaan dan komitmen ku sendiri! Cukup sulit untuk melepas komitmen dan menerima dia. Teman deket tiap hari kian ngebet suruh aku nerimanya. oke. Aku pikir dengan mengatasnamakan “rasa nayaman” aku menerimanya.
    Selama hubungan itu, komitmen ku masih terus terbayang-banyang di kepala. Entahlah, justru aku menjalani hubungan ini dengan rasa bersalah. lebih tepatnya bersalah pada komitmen dan diri sendiri, karena memang sebenarnya aku benar tak menginginkan hal ini. Dan mungkin rasa nyaman yang menjadi alasanku menerima nya adalah salah. Mungkin perasaan itu bukan infatuasi, melainkan hanya afeksi sementara. Hanya sebuah ephemera.

    Ini adalah hal yang sulit, ini adalah hal yang aku takutkan ketika nama “cinta” atau sejenisnya menciptakan kebencian dan semacamnya, hingga salah satu atau dua diantara hati saling terluka.

    Memisahkan kata “teman” karena “cinta” yang sebenarnya bukan cinta yang sesungguhnya, hanya sebuah ego dan ambisi.
    Mungkin dengan cara ini pula aku tau bahwa perasaan tidak dapat dipaksakan. karena cinta hanya terjalin dengan kata “saling” dan hanya karena kehendak-Nya.
    hope and dream, but keep going

  27. Nama:Rere senja
    Email:rereyurenda@gmail.com
    Akun twitter:@Yurenda1999

    Hidup memang penuh dengan ujian.Jika tak ada ujian,apalah artinya hidup.Pengalaman tersulit dalam hidupku yang cukup menyesakkan dada yaitu saat aku naik ke kelas 8 SMP,keluarga ku terkena masalah ekonomi yang mengharuskan rumah kami di jual dan pindah ikut ibu ku ke balikpapan.Sejujurnya aku nggak masalah karena aku suka banget pindah ke kota,maklum rumah ku ada di desa.Singkat cerita aku pindah sekolah dan menganggur selama 2 minggu.Berita buruk terjadi lagi.Waktu itu orang yang mau membeli rumahku nggak jadi beli karena kekurangan dana,kita semua kelimpungan.Anak-anak sudah di urus kepindahannya tetapi pembeli rumah kami malah tak jadi.Dan akhirnya aku pindah ke sekolah lain yang jaraknya cukup jauh dari rumahku,kami tetap tinggal disini untuk sementara.Ujian barupun dimulai.Disekolah baru ku aku melepas hijabku karena alasan tertentu dan dalam waktu sehari jadi anak baru semua siswa menghinaku.Guru agama panggil aku ke ruang guru,apa alasannya aku nyopot hijab yang aku pakai tapi aku cuma diem aja.Dengerin nasehatnya yang bilang kalau orang yang nggak pakai hijab,nggak bakal nyium bau surga.Saat itulah aku bimbang,disisi lain aku udah terpaksan nyopot hijabku dan jadi bahan gunjingan siswa lain tapi disisi lain aku juga ingin makai hijab lagi dan takut gunjingannya lebih besar.Jadi selama di sekolah baru aku cuma diem,,ditindas anak lain.Tapi ada 2 anak yang deketin aku dan nyemangantin aku,yah lumayan seneng lah.Kehidupan aku di sekolah baru jauhhh banget sama sekolah lamaku.Di sekolah lama aku punya banyak temen,selalu peringkat 1,dan jadi kebanggaan guru-guru,sementara di sekolah lain nasibku begitu.Ini pengalaman paling menyedihkan selama 15 tahun ini.Setelah bimbang aku memutuskan sholat istikharah untuk memohon petunjuk,dan keesokan harinya dengan niat yang kuat dan tekad baja pula aku kembali memakai hijabku kembali.Mereka kembali menggubjingku kembali dengan perkataan yang tidak-tidak,tapi aku tetap diam dan santai.Nggak papa di gunjing yang penting aku udah kembali di jalan yang benar.Aku menghilangkan kesedihanku itu dengan curhat sama temen lamaku dan hangout sama mereka,lumayan bisa meredakan kesedihanku.Setelah 4 bulan sekolah disana akhirnya aku memiliki banyak teman,kejadian itu pun terlupakan.Itu karena insiden bertengkarnya temanku dengan tema yang lain,mulai saat itulah aku sedikit senang.2 bulan kemudiaj aku udah akrab sama mereka dan berusaha nglupain masa laluAlhamdulillah sengan ijin ALLAH aku bisa kuat menghadapi cobaan yang diberikan di masa remajaku.Benakku bertanya-tanya,untuk apa tuhan memberikan ujian yang sangar berat dalam hidupku dan tak lama kemudian aku tau jawabnya.Karena tuhan ingin aku jadi remaja yang baik,remaja yang nggak neko-neko dan so pasti remaja yang sholeh.Itulah jalan tuhan untuk menguji seberapa kuat iman ku.
    Sampai sekarang ini udah nggak ada masalah lagi dalam hidupku,aku jadi lebih santai dan enjoy menjalani hidup.
    Aku hanya bisa berharap semoga saat dewasa nanti,dimana cobaan lebih berat berkali-kali,aku bisa menjadi orang yang sabar,rajin berdoa dan santai.

    Seperti yang di firmankan ALLAH pada surat al insyirah,bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan.Satu pengalaman yang nggak bakal aku lupakan,selamanya.

  28. Nurul Islamiyah
    @nurullislamiyah
    nurulislamiiyah@gmail.com

    Saat menjalani hidup, pasti ada kisah senang maupun kisah sulit. Mari ceritakan kisah tersulit dalam hidupmu secara singkat dan bagaimana upaya kamu untuk keluar dari kesulitan itu?

    Hal tersulit dalam hidupku adalah saat aku mengalami masalah keluarga atau lebih tepatnya saat kedua orangtuaku berseteru karena suatu hal. Aku menganggap hal tersebut adalah hal terberat karena aku tak pernah mau dua orang yang paling kusayangi di dunia ini bermasalah. Aku berusaha keras untuk menyatukan kembali keduanya dan berdoa kepada Tuhan agar mereka kembali dipersatukan. Alhamdulillah kini kedua orangtuaku telah membaik. Itulah upaya yang kulakukan untuk keluar dari masalah terbesarku.

  29. Karina Dwi Pujasari
    @rivzhk
    kavelania@gmail.com

    Saat tersulit dalam hidupku adalah ketika aku di SMP, saat itu aku adalah korban bullying, tidak secara fisik, namun lebih ke mental. Mereka selalu memandangku remeh seakan-akan aku adalah manusia yang nggak pantas didekati sama mereka. Penampilanku memang buruk–ya, aku akui itu–aku juga nggak secantik mereka, tapi sangat nggak pantas mereka menganggap aku rendah. Dikucilkan, dan dianggap nggak penting. Pernah, saat kelas 1 SMP, ada tugas kelompok, kelompoknya dibuatin sama guruku, tapi teman sekelompokku nggak ada yang diskusiin hal tersebut sama aku, dan saat presentasi namaku tak tercantum. Padahal aku ikut maju dan presentasi. Hal yang paling aku benci dari masa SMP ku adalah efeknya hingga sekarang aku kuliah, aku takut terhadap dunia asing, manusia-manusia yang mengganggap dirinya lebih tinggi dari yang lain. Aku takut dengan persepsi mereka terhadapku. Kesan orang baru terhadapku menganggap bahwa aku adalah sosok yang dingin dan susah didekati, bukan berarti aku dingin atau bagaimana. Aku hanya terlalu takut, karena kenangan buruk di masa lalu nggak bakal segampang itu dilupain,

    Selama SMP, aku selalu bertahan, sendirian, tanpa teman yang benar-benar “teman”, aku terus bertahan dengan hinaan tersirat mereka. Aku mungkin sampai sekarang masih teringat sama masa lalu itu, aku memang membencinya, sangat membenci momen saat SMP. Yang aku lakukan saat ini dan setelah masa SMP-ku, hanyalah tidak menjadi seperti mereka. Aku tau rasanya diabaikan, aku tau rasanya kerja kelompok tapi tidak dipedulikan, aku tau rasanya dimanfaatkan tanpa imbal balik sepadan. Cukup satu hal yang aku lakukan selama aku hidup. “Tidak seperti mereka, tidak melakukan hal-hal rendah seperti mereka.” hanya itu. Masa SMP mungkin satu masa terburukku, tapi juga adalah satu pelajaran bagi hidupku, bahwa dunia ini tak sepolos yang aku bayangkan sewaktu aku kecil.

  30. Nama: Diah P
    Email: pujiawati747@gmail.com
    Twitter: @She_Spica

    Hal tersulit yg paliiiiiing membekas di hidupku adlah kesulitan melanjutkan sekolah. Ayahku sudh meninggal sejak aku kelas 1 SD. dan sejak akhir jenjang pndidikan aku selalu dihantui ketakutan tak bisa mlnjutkan sekolah dgn kondisi ibu yg beralih tugs mnjadi kepala rumh tangga dan banting tulang mncari uang. Tapi berkat semangat beliau, akhirnya aku brhasil mlnjutan sekolah ke SMP. Ketakutan seperti ini jg kualami di akhir masa SMP. Disaat teman2 memilih untuk mlnjutkan ke sekolah mana, aku malah ketakutan bisa mlanjutkan sekolah atau tidak. Aku sampai brkali2 bertanya ke ibu yg hanya bkerja penjahit, apakah aku bisa melnjutkan sekolah atau cukup sampai SD saja? Ibu hanya diam dan mengelus2 rambutku saat itu.
    Tapi ternyata, berkat ibu yg perkasa, yg kepada Tuhan dan beliau aku menggantungkan asa, akhirnya aku bisa mlnjutkan sekolah smpai SMA. tak hnya itu, berkat doa ibuku, aku pun semakin percaya diri dgn modal super nekat untuk kuliah mski hinaan dari orang sekitar krna tak punya ayah selalu kunikmati. Dan alhmdulillah aku bsa masuk ke Kampus Negeri dgn biaya super murah. Tuhan jg seolah mmberi kmudahan padaku dgn selalu mmberiku beasiswa yg berbeda2 tiap tahunnya hingga aku tidak mmberatkan ibu. Setidaknya aku sekrang memiliki kebanggaan trsendiri mnyandang status strata satu ketimbang mereka yg dulu mencaciku, yg orang tuanya lengkap serta mapan, namun tidk mementingkan pendidikan.

  31. Ananda Nur Fitriani
    anandanftrn[at]gmail[dot]com
    @anandanf07

    Waktu itu, aku masih remaja labil yang mulai berani terjun ke hubungan percintaan. Berhubungan serius 2 tahun, dan kehidupanku seperti berpusat pada cowok itu. Semua waktu dan perhatian kucurahkan untuknya, sehingga hanya tersisa sedikit waktu untuk Tuhan, keluarga, dan teman-teman. Kesalahan besar, memang. Sehingga waktu dia pergi, aku sangat terpuruk. Ngerem di kamar, nangis sampai malam, nilai menurun, pokoknya bener-bener ngedown selama 6 bulan. Untungnya, waktu itu ada guru BK kepercayaanku yang membantu membangkitkan semangat serta rasa percaya diriku, sehingga aku mulai membuka pikiran dan melihat lebih luas ke segala hal. Aku pun segera mendekatkan diri kembali kepada Tuhan, menghabiskan banyak waktu dengan keluarga, have fun dengan teman-teman, lebih mengenal hobi, dan memikirkan masa depan. Sekarang, aku merasa jauh lebih baik tanpa dia 🙂

  32. Asep Nanang
    asepnanang59@gmail.com
    @asepnanang59
    Jawaban:
    Orang tua saya bercerai ketika saya kecil, ayah saya pergi ke Jambi sedangkan ibu saya bekerja di Jakarta. Hal tersebut membuat saya terpaksa tinggal bersama nenek saya, hal-hal yang paling menyedihkan ketika saya hidup jauh dari orang tua adalah ketika rasa rindu mendera, maklum ketika saya kecil handphone adalah barang mahal yang hanya dimiliki segelitir orang saja. Saya pun mengutuk keputusan orang tua saya untuk bercerai, karena semua itu membuat saya menderita. Waktu pun berjalan dengan cepat, usia saya terus bertambah dan saya bertemu dengan berbagai orang yang memiliki pengalaman masa kecil yang pahit, dan setelah saling berbicara dengan mereka saya tahu bahwa menerima keadaan yang saya hadapi adalah cara terbaik untuk mengobati rasa sakit yang saya rasakan.

  33. Nama: Aya Murning
    Twitter: @murniaya
    Email: ayamurning@gmail.com

    Gagal sidang dan wisuda.

    File skripsi yang kusimpan semua dalam flashdisk khusus, suatu hari flashdisk itu hilang gitu aja. Biasanya kutaruh di dekat meja komputer di sebelah ruang tengah di rumah. Salahnya adalah aku tidak mem-backup seluruh datanya ke komputer atau laptop. Sudah dicari ke seantereo rumah tapi tidak ketemu flashdisk-nya. Sudah tanya teman yang mungkin minjam tanpa kasih tahu dulu atau ada ketinggalan di tempat mereka, tak ada satu pun yang menjawab “ya, punyamu ada di sini.”

    Bingsal maksimal karena banyak yang belum sempat di-print. Sempat mencurigai teman-temannya saudaraku yang waktu itu pernah main ke rumah untuk bikin tugas. Bukan nuduh, hanya curiga, mungkin terbawa atau tertukar. Saudaraku sudah menanyakan ke semua temannya yang datang hari itu, mereka berani sumpah mereka tidak mengambil barang apa pun atau ada flashdisk yang tertukar dengan punyaku.

    Ya Tuhan… sempat pesimis dan pasrah. Rasa malu dan kecewa pada keluarga di rumah karena kehilangan modal penting untuk menuju hari bersejarah itu. Tapi akhirnya disemangati lagi oleh keluarga, teman-teman, dan dospem bahwa aku bisa coba dari awal. Masih bisa coba daftar di sidang dan wisuda periode selanjutnya. Meski rasanya berat karena semua data statistik sebagai dasar perhitungannya ada di flashdisk itu semua.

    Konon ada 5 stages of grief and loss. Pernah dengar, kan? Ada denial, anger, bargaining, depression, dan acceptance. Awalnya aku denial habis-habisan. Marah, entah mau marah sama siapa. Rasanya sangat nggak bisa diterima kenapa itu harus terjadi padaku. Kenapa? Kenapa? Kenapaaa? Hanya itu yang ada di benakku. Namun selang beberapa minggu (bahkan bulan) kemudian, akhirnya aku dapat merasakan kalau aku sudah berada di tahap akhir, acceptance. Sudah bisa menerima. Sudah bisa legowo. Sudah bisa woles. Sudah bisa ikhlas.

    Flashdisk itu tetap tidak ketemu. Tapi aku sudah mulai ‘kalem’, deal dengan keadaan, nggak denial lagi, dan memulai lagi project itu dari awal. Lalu iseng buka email di kolom sent. Aku baru sadar kalau aku pernah kirim attachment data skripsiku ke seorang alumni yang kumintai tolong untuk ikut mengoreksi hasil revisiku sebelum diserahkan ke dospem. File-nya masih ada di sana. Memang sih tidak selengkap dan serapi seperti file yang ada di flashdisk, tapi setidaknya melalui file di attachment itu aku tidak perlu mengulang semuanya dari awal. Aku bisa tinggal touch up di sana-sini untuk menyempurnakannya. Aaahhhh… dodolnya! Kenapa baru ingat sekarang? Kenapa nggak dari sebelum-sebelumnya? Tapi tetap bersyukur. Terselamatkan oleh sent email yang belum dihapus itu.

    Ini semacam keteledoran yang berujung ujian mental. Mental breakdown! Dalam situasi seperti itu aku tidak bisa berpikir jernih bahkan mengingat kalau aku sempat kirim email attachment itu. Pasca kejadian nahas itu rasanya masih shock dan aku sangat enggan menyentuh komputer, laptop, hape, apalagi buka-buka email. Setelah bisa ‘kalem’ barulah semuanya jadi lebih terang benderang.

    Intinya aku harus bisa bersikap tenang dan berpikir jernih di tiap keadaan, seburuk apa pun itu. Meski terlambat kutemukan sent email itu, namun aku akhirnya tahu bahwa sebisa mungkin kita harus segera berada di tahap penerimaan dalam musibah apa pun agar jalan keluarnya bisa cepat muncul.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s