Magnus Chase and the Gods of Asgard #1: The Sword of Summer – Rick Riordan


 
Judul                     : Magnus Chase and the Gods of Asgard #1: The Sword of Summer
Penulis                  : Rick Riordan
Penerjemah         : Reni Indardini
Penerbit               : Noura Books
Terbit                    : Cetakan pertama, Oktober 2015
Tebal                     : 623
Rate                       : 4/5
 
 

“Aku tahu rasanya menjadi cangkir kosong, merasakan semua yang kita miliki dirampas. Tapi, kau tidak sendirian. Sebanyak apa pun sihir yang pelu kaugunakan, tidak apa-apa. Akan kami lindungi kau. Kamu keluargamu.”Magnus Chase and the Gods of Asgard #1: Sword of Summer, hlm. 532

 

Sudah dua tahun Magnus Chase menggelandang di jalanan Kota Boston. Tidur dengan beralasan kantong tidur di tengah suhu ekstrem. Berkawan dengan dua tunawisma lainnya, Blitz dan Hearth. Ia berusaha melarikan diri dari kejaran polisi, kalau-kalau mereka mengenali wajahnya yang nampak familier.Kematian ibunya tak ayal membuat Magnus melarikan diri. Ia masih mengingat serigala bermata itu merangsek lewat jendela. Sementara ibunya menjadi sasaran,  ia menyuruh Magnus meloloskan diri melalui pintu.

Hingga hari perlik itu tiba, Paman Randolph—saudara laki-laki ibunya yang menjengkelkan—menemukan Magnus dan memberitahunya tentang sebuah rahasia; membawa Magnus ke dalam griya tawang warisan keluarga—tempatnya menyimpan relik-relik para Dewa Nordik.

Paman Randolph berkata kalau Magnus adalah putra dewa. Dari mulanya tak percaya, lantas keduanya diperhadapkan pada serangan seekor makhluk raksasa bernama Surt. Surt menginginkan Pedang Musim Panas milik Magnus yang merupakan warisan ayahnya, Dewa Frey.  Magnus bertarung hingga titik darah penghabisan. Surt mengempaskan dirinya, menghantam permukaan Sungai Charles.

Paman Randolph dan para kerabat mengira Magnus telah tewas. Namun, semuanya baru saja dimulai ketika ia terbangun di Valhalla.

 
 
Read More »

The Palace of Illusions ‘Istana Khayalan’ – Chitra Banerjee Divakaruni

 

Judul                     : The Palace of Illusions ‘Istana Khayalan’
Penulis                 : Chitra Banerjee Divakaruni
Penerjemah       : Gita Yuliani K.
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : Cetakan pertama, Juli 2009
Tebal                     : 496 halaman
Rate                       : 5 / 5

   

“Bukankah kita semua bidak di dalam tangan Waktu, pemain terbesar itu?” The Palace of Illusions ‘Istana Khayalan’, hlm. 93

 
 
Dropadi tidak pernah bosan mendengar kisah kelahirannya dari mulut Dhai Ma; detik-detik paling sunyi, sekaligus paling lucu ketika seorang gadis berkulit gelap melompat dari luapan api pengorbanan. Perangainya yang tergesa-gesa, membuat ia nyaris terjungkal lantaran menginjak kain sari-nya seorang diri.

Dropadi diperlakukan sangat spesial oleh Raja Panchala, sebagai satu-satunya Putri di antara kakak-kakaknya yang laki-laki. Tapi, Dropadi kecil bukan putri yang ingin diperlakukan sebagaimana seorang putri raja. Ia benci pelajaran seorang putri, alih-alih, menyelinap ke pelajaran-pelajaran penuh strategi milik kakaknya, Dre. Ditegur berulang kali dan nyaris membuat Raja Panchala yang pemarah kehabisan akal. Dropadi dekat dengan Khrisna, sahabat kakaknya, pun sahabat Arjuna, seorang pejuang tangguh dari Hestinaputra.

Sedari kecil, Dropadi tak sabar ingin bertemu dengan pangeran tampannya. Terlebih ketika mendengar cerita-cerita Khrisna. Tanpa sepengetahuan siapapun, Dhai Ma membawa Dropadi kepada seorang suci. Memperdengarkannya pada sebuah ramalan:

 

“Kau akan mengawini lima pahlawan terbesar di masamu. Kau akan menjadi ratu segala ratu, dicemburui semua dewi. Kau akan menjadi pelayan. Kau akan menjadi penguasa istana paling hebat, lalu kehilangan itu. Kau akan diingat karena menyebabkan perang terbesar pada masamu. Kau akan menyebabkan kematian raja-raja jahat—dan anak-anakmu, dan kakakmu. Sejuta perempuan akan menjadi janda karena kau. Ya, memang, kau akan meninggalkan jejak pada sejarah. Kau akan dicintai, meskipun kau tidak selalu siapa yang mencintaimu. Meskipun kau mempunyai lima suami, kau akan mati sendirian, ditinggalkan pada akhirnya—sekaligus tidak ditinggalkan.” The Palace of Illusions ‘Istana Khayalan’, hlm. 67-68

 
 
Jantungnya berdebar-debar. Tahun demi tahun berjalan, Raja Panchala akhirnya menggelar sebuah sayembara sulit bagi para ksatriya yang hendak menikahi putrinya. Dropadi menunggu kehadiran Arjuna; Dre dan Khrisna mengantisipasi kehadiran Karna.

 
 
Read More »

Stolen Songbird ‘Kota Troll yang Hilang’ – Danielle L. Jensen


 
Judul                     : Stolen Songbird ‘Kota Troll yang Hilang’ (The Malediction Trilogi #1)
Penulis                 : Danielle L. Jensen
Penerjemah       : Nadya Adnwiani
Penerbit              : Fantasious
Terbit                    : Cetakan pertama, Oktober 2014
Tebal                     : 493 halaman
Rate                       : 4 / 5

  

“Aku takut… aku takut mencintaimu, mengetahui bahwa suatu hari kau akan pergi dan meninggalkanku di sini.” Stolen Songbird ‘Negeri Troll yang Hilang’, hlm. 375

 
 
Cécile de Troyes telah berlatih mati-matian untuk panggung kemasannya. Pergi meninggalkan Goshwk’s Hollow di hari ulang tahunnya ketujuhbelas. Lantas ia akan dapat menyaingi sang ibu, menjadi penyanyi terbaik di Trianon. Namun, siapa sangka, ketika perjalanan pulang menunju rumah, Luc, temannya yang licik, malah menjebaknya.

Luc menculik Cécile. Laki-laki itu berkata dengan menggebu-gebu tentang negeri troll yang hilang. Seketika Cécile tergelak, Luc pastinya sinting, ia memercayai anekdot itu.

 

“Kau tak pernah menghargai dongeng yang baik. Jadi baiklah, aku akan langsung saja. Aku menemukan kota Trollus yang hilang.”Stolen Songbird ‘Negeri Troll yang Hilang’, hlm. 18

  

Namun, Luc sama sekali tidak bercanda. Kota itu tidak hancur. Alih-alih, terkubur bebatuan setinggi gunung. Luc tega menjual Cécile kepada Raja Thibault demi emas seberat bobot tubuh perempuan itu.

Tidak heran, lima abad para troll berjuang keras untuk melepaskan diri dari kutukan, Cécile adalah salah satu kriteria yang tepat dalam memenuhi ramalan saudara perempuan Ratu. Namun, satu hal yang harus ia lakukan, tanpa cinta, dan tanpa mengenal Tristan, putra sulung raja, Cécile dipertalikan dengan laki-laki yang dibencinya.

Tristan merupakan sosok yang angkuh dan selalu meremehkan ras manusia. Tetapi, pertaliannya dengan Cécile merupakan suatu keharusan. Celakanya, pertalian itu sama sekali tidak mengubah apapun, kutukan tetap menabiri Kota Trollus.

Cécile pikir hidupnya berakhir; cita-citanya menjadi penyanyi terkenal pun sekejap pupus. Akan tetapi, keberadaannya di Trollus, membuatnya semakin penasaran tentang rahasia-rahasia kota itu. Dan rahasia-rahasia Tristan yang selalu ia tutupi di balik keangkuhannya. Apakah Tristan memang sekeji dan semenakutkan itu di mata ras manusia?

Read More »

Manuskrip yang Ditemukan di Accra – Paulo Coelho

manuskrip-yang-ditemukan-di-accra

Judul                     : Manuskrip yang Ditemukan di Accra

Penulis                 : Paulo Coelho

Penerjemah       : Tanti Lesmana

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                    :  2014

Tebal                     : 208 halaman

Rate                       : 4 / 5

“Mereka yang kalah adalah mereka yang tidak pernah gagal.” – hal 33

Buku ini adalah sebuah manuskrip—diceritakan kembali oleh penulis—yang mengisahkan tentang pertemuan yang diadakan di sebuah desa yang akan melakukan peperangan keesokan harinya. Seluruh penduduk desa yang belum mengungsi, para tetua agama, serta seorang Guru yang datang dari jauh berkumpul dan membicarakan tentang kehidupan.

Sang Guru yang menerima banyak sekali pertanyaan menjawab semua permasalahan mereka, tentang kekalahan, kegagalan, kekecewaan, keberuntungan, musuh, dan lain sebagainya. Kemudian memerintahkan semua yang mendengar serta mencatat apa yang tengah mereka bicarakan sekarang ini untuk terus menyebarluaskannya. Karena negeri mereka hidup di dalam kata-kata.

Ingin tahu bagaimana Sang Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan yang juga sampai sekarang masih kita pertanyakan? Ayo, beli buku ini dan temukan jawabannya!

Review:

Well, resensiku kali ini kayaknya gak bakal panjang lebar seperti alur buku ini yang teramat sangat singkat, tapi secara garis besar aku menyukai buku ini. Like always, karena menyandang status penggila berat Paulo Coelho. Meskipun pada kenyataannya isi buku ini memang benar-benar terasa seperti manuskrip walaupun Paulo Coelho mencoba membuatnya sedikit interaktif dan memiliki alur sih.

Banyak sekali pembelajaran tentang kehidupan yang bisa kalian temukan di dalam buku ini. Beberapa peresensi mungkin akan menganggap buku ini adalah buku berat, tapi entah kenapa aku merasa buku ini tidaklah berat sama sekali. Buku ini cukup ringan dan mudah dicerna, namun juga mudah dilupakan, hahaha. Buku ini seolah-olah menasihati kita, dan jika kalian membacanya keras-keras mungkin akan terdengar seperti ibu kita. And tell me, seberapa banyak nasihat ibu kita yang kita ingat sampai sekarang? Nyaris tidak semua kan? Karena kita menemukan apa arti hidup ini ketika kita melakukannya.

Aku telah membaca semua buku Paulo Coelho yang telah diterbitkan di Indonesia. Aku merasakan ada yang berubah dalam diriku tapi sampai sekarang aku tidak tahu bagaimana caranya untuk benar-benar berubah. Semua buku Paulo Coelho menunjukkan arah namun tak ada satu pun yang menjelaskan bagaimana caranya karena cara itu harus aku temukan sendiri karena aku bermimpi dan itu mimpiku.

Hehehe, wah, malah curcol (semoga gak digetok Kak Azura) akhir kata empat bintang untuk buku ini ya. Buku ini sangat cocok bagi kalian punya banyak sekali pertanyaan dalam hidup karena buku ini pasti akan menjawabnya!