Love in London – Silvarani

003a569bd6958536fbf8afb6f4f59c91
 
 
Judul                     : Love in London
Penulis                 : Silvarani
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : Cetakan pertama, Mei 2016
Tebal                     : 206 halaman
Rate                       : 3.5 / 5
 
 

“Life isn’t about waiting for the storm to pas, it’s about learning to dance in the rain. Right?”Love in London, hlm. 34

 

Memang tidak mudah untuk melupakan masa lalu bagi Bintang Ilham Prayoga, setelah diputuskan sepihak oleh perempuan yang ia cintai, kini Bintang berusaha untuk kembali bangkit dan mengambil kesempatan kedua untuk bersekolah di London. Entah ia sengaja atau tidak, tapi ia selalu ingat impian perempuan itu untuk bersekolah S-2 di kota yang kini dipijaknya.

London merupakan kota kuno yang cantik, namun tak ayal London pun ikut menariknya menemui perempuan itu—perempuan yang tak pernah ia bayangkan untuk bertemu kedua kali. Sementara terlena dengan perdebatannya di masa lalu, Bintang pun harus memilih di antara dua gadis lain yang tengah mengetuk hatinya.

Diguncang perbedaan kultur dan agama antara London dan Indonesia, Bintang berusaha teguh pada iman dan mendengarkan nasihat sang bapak. Namun, untuk menunggu kedatangan gadis yang tepat, Bintang tak bisa lagi mengulur waktu; seseorang mungkin saja bisa terluka lebih dalam di seberang sana.

Read More »

Supernova: Gelombang – Dee Lestari

 

Judul                     : Supernova: Gelombang (Supernova #5)
Penulis                  : Dee Lestari
Penerbit               : Penerbit Bentang
Terbit                    : Cetakan pertama, 2014
Tebal                     : 492 halaman
Rate                       : 5 /5

 

 

“Saat ini, Anda adalah kain itu. Apa yang Anda cari tidak bisa ditemukan karena keterbatasan Anda sendiri. Bukan karena tidak ada.” Gelombang, hlm. 14

 

Pernyataan itu diterima Gio kala mencari Diva Anastasia di tengah hutan Cusco. Genap pada hari keempat puluh pencariannya mulai menemui jalan buntu. Diva memilih untuk hilang dan tidak pernah ditemukan; Gio bertemu dengan Amaru, seorang pria Aymara, yang memberikan segugus batu dan membuatnya mengingat, barangkali ia pernah mengenali pria asing itu.

Satu dekade sebelumnya, tepatnya di Sianjur Mula-Mula, Alfa (alias Ichon) menyaksikan atraksi besar itu. Suara gondang yang diaransemen tiupan serunai Bapak membuat bulu kuduknya berdiri. Eten dan Uton bisa saja saling sikut, tapi Alfa duduk merapat, ia melihat sosok itu di pojok rumah. Sosok hitam besar dengan manik kuning manyala. Ompu Togu Urat, orang sakti di desanya, menyebut makhluk misterius itu sebagai Si Jaga Portibi.

Mulai dari cakap senja, Ompu Togu Urat ingin mengangkat Alfa menjadi muridnya. Lantas memberinya dua gugus batu dan menyuruhnya menyimpan benda itu bak jimat. Sementara Ompu Ronggur Panghutur dari Tao Silalahi datang menjemput Alfa dengan tujuan yang sama, Alfa dibikin bingung. Siapakah yang harus ia pilih menjadi guru? Ompu Togu Urat atau Ompu Roggur dari Tao Silalahi?

 

“Hati-hati gelombang…” Nai Gomgom berkata terpatahkan. “Hati-hati air…” —Gelombang, hlm. 64

 

Kata-kata Nai Gomgom selalu terngiang di otak Alfa. Ia berkata bahwa persimpangan pertama yang harus pemuda itu pilih telah tiba. Tapi, Alfa malah memilih jalan yang salah. Ia menyaksikan Ompu Togu Urat mengkhianati janjinya dan bermaksud menenggelaminya di tengah telaga. Perasaan itu selalu menghantui Alfa, bahkan kala ia memejamkan mata. Alfa masih mengingat rasa sakit yang mencekik lehernya. Pemuda itu menjadi takut tidur. Ia mulai terjaga lebih lama di kala malam dan hanya memanfaatkan waktu ringkas di kala terang untuk tidur ayam.

Hingga keluarga Alfa memutuskan untuk bertolak ke Jakarta, secara kebetulan seorang Gultom, kenalan Bapaktua dari Amerika, menawarinya untuk bersekolah di Hobokken, tak jauh dari New York, kota besar yang selalu menjadi mimpi Alfa. Sebuah kota yang tak pernah tidur. Alfa berangkat ke Hobokken tanpa surat-surat yang jelas dan membuatnya menjadi seorang imigran gelap. Namun, di balik sebuah status, Alfa yang jenius, berhasil meyakinkan Tom Irvine untuk bekerja di Andromeda Capital.

Kesukesesan Alfa membuatnya lupa akan kepelikan waktu tidur yang dimiliknya. Pada suatu malam, kehadiran seseorang wanita asing bernama Isthar memicu Alfa untuk menghadapi alam yang selama ini ia hindari, yaitu alam mimpinya. Yang nyatanya menyimpan rahasia masif yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

 

Read More »

Manuskrip yang Ditemukan di Accra – Paulo Coelho

manuskrip-yang-ditemukan-di-accra

Judul                     : Manuskrip yang Ditemukan di Accra

Penulis                 : Paulo Coelho

Penerjemah       : Tanti Lesmana

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                    :  2014

Tebal                     : 208 halaman

Rate                       : 4 / 5

“Mereka yang kalah adalah mereka yang tidak pernah gagal.” – hal 33

Buku ini adalah sebuah manuskrip—diceritakan kembali oleh penulis—yang mengisahkan tentang pertemuan yang diadakan di sebuah desa yang akan melakukan peperangan keesokan harinya. Seluruh penduduk desa yang belum mengungsi, para tetua agama, serta seorang Guru yang datang dari jauh berkumpul dan membicarakan tentang kehidupan.

Sang Guru yang menerima banyak sekali pertanyaan menjawab semua permasalahan mereka, tentang kekalahan, kegagalan, kekecewaan, keberuntungan, musuh, dan lain sebagainya. Kemudian memerintahkan semua yang mendengar serta mencatat apa yang tengah mereka bicarakan sekarang ini untuk terus menyebarluaskannya. Karena negeri mereka hidup di dalam kata-kata.

Ingin tahu bagaimana Sang Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan yang juga sampai sekarang masih kita pertanyakan? Ayo, beli buku ini dan temukan jawabannya!

Review:

Well, resensiku kali ini kayaknya gak bakal panjang lebar seperti alur buku ini yang teramat sangat singkat, tapi secara garis besar aku menyukai buku ini. Like always, karena menyandang status penggila berat Paulo Coelho. Meskipun pada kenyataannya isi buku ini memang benar-benar terasa seperti manuskrip walaupun Paulo Coelho mencoba membuatnya sedikit interaktif dan memiliki alur sih.

Banyak sekali pembelajaran tentang kehidupan yang bisa kalian temukan di dalam buku ini. Beberapa peresensi mungkin akan menganggap buku ini adalah buku berat, tapi entah kenapa aku merasa buku ini tidaklah berat sama sekali. Buku ini cukup ringan dan mudah dicerna, namun juga mudah dilupakan, hahaha. Buku ini seolah-olah menasihati kita, dan jika kalian membacanya keras-keras mungkin akan terdengar seperti ibu kita. And tell me, seberapa banyak nasihat ibu kita yang kita ingat sampai sekarang? Nyaris tidak semua kan? Karena kita menemukan apa arti hidup ini ketika kita melakukannya.

Aku telah membaca semua buku Paulo Coelho yang telah diterbitkan di Indonesia. Aku merasakan ada yang berubah dalam diriku tapi sampai sekarang aku tidak tahu bagaimana caranya untuk benar-benar berubah. Semua buku Paulo Coelho menunjukkan arah namun tak ada satu pun yang menjelaskan bagaimana caranya karena cara itu harus aku temukan sendiri karena aku bermimpi dan itu mimpiku.

Hehehe, wah, malah curcol (semoga gak digetok Kak Azura) akhir kata empat bintang untuk buku ini ya. Buku ini sangat cocok bagi kalian punya banyak sekali pertanyaan dalam hidup karena buku ini pasti akan menjawabnya!

The Five People You Meet in Heaven – Mitch Albom

five people

Judul                     : The Five People You Meet in Heaven

Penulis                 : Mitch Albom

Penerjemah       : Andang H. Sutopo

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                    :  Cetakan kedua, Oktober 2005

Tebal                     : 208 halaman

Rate                       : 3 / 5

 

“Bahwa setiap kehidupan mempengaruhi kehidupan berikutnya, dan kehidupan berikutnya itu mempengaruhi kehidupan berikutnya lagi, dan bahwa dunia ini penuh dengan kisah-kisah kehidupan, dan semua kisah kehidupan itu adalah satu.” – halaman 202

Eddie telah hidup di Ruby Pier sudah nyaris seumur hidupnya. Sejak kecil ia melihat ayahnya yang bekerja sebagai mekanik di taman bermain itu dan ikut terjun bersamanya untuk membenarkan baut-baut, memberi oli, dan memastikan seluruh wahana yang ada aman untuk digunakan oleh anak-anak.

Hingga semuanya pun berubah ketika ia memutuskan untuk pergi membela negaranya dengan menjadi tentara di medan perang. Menjadi tentara barang tentu merupakan pekerjaan yang jauh berbanding terbalik dengan yang selama ini ia lakukan di Ruby Pier. Ia pergi ke medan perang dengan semangat untuk merubah hidupnya dan berharap tidak berakhir seperti ayahnya yang seumur hidup di Ruby Pier. Namun, perang ternyata memang tak ramah, di sebuah kejadian penyekapan Eddie mengalami hal paling mengerikan di hidupnya serta harus kehilangan kemampuan berjalannya dan seumur hidup pincang.

Eddie pun kembali ke Ruby Pier dan berakhir menjadi seperti ayahnya. Sampai akhirnya ia meninggal karena kecelakaan untuk menyelamatkan seorang anak kecil.

Apa yang terjadi setelah Eddie meninggal?

Eddie menemui lima orang. Siapa saja mereka? Orang-orang yang hidupnya bersinggungan dengan Eddie secara langsung mau pun tidak. Melalui kelima orang itu Eddie mengetahui kalau sepanjang hidupnya yang membosankan dan penuh penyesalan serta rasa sakit itu ada kisah-kisah yang tak pernah Eddie tahu. Hingga akhirnya gejolak emosi tentang kenyataan-kenyataan yang tak pernah ia ketahui itu memenuhinya baru akhirnya ia bisa damai menyambut rumah Tuhan.

Apa-apa saja kisah yang tidak Eddie ketahui itu? Apa hal itu membuat segalanya berubah dan perasaannya lebih baik? Ayok, cari buku ini segera!

Review:Read More »

Sang Penyihir dari Portobello – Paulo Coelho

Sang-penyihir-dari-Portobello

Judul                     : Sang Penyihir dari Portobello

Penulis                 : Paulo Coelho

Penerjemah       : Olivia Gerungan

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                    :  Cetakan kelima, November 2013

Tebal                     : 304 halaman

Rate                       : 3 / 5

“Kau adalah apa yang kau percayai tentang dirimu sendiri” – Penyihir dari Portobello, hal 176

Sherine Khalil, atau biasa menyebut dirinya sendiri Anthena, menyadari kalau ia berbeda bahkan sejak ia masih kanak-kanak. Tumbuh sebagai anak seorang duta besar yang dibesarkan secara Katolik dengan taat, Sherine menjadi gadis yang cantik dan cerdas. Ia begitu dilimpahi kasih sayang oleh kedua orangtuanya, hingga tak mungkin anak yang begitu sempurna ternyata dikemudian hari menjadi begitu pembangkang dan keluar dari jalur yang sudah orangtuanya siapkan.

Dimulai dari kenyataan bahwa Sherine adalah seorang anak angkat yang diambil oleh orangtuanya di sebuah panti asuhan kumuh yang berada di daerah sengketa. Pemilik panti asuhan mengatakan bahkan Sherine adalah anak seorang gipsi, tapi ibu angkat Sherine tidak peduli dan merasa bayi itu sudah ditakdirkan sebagai anaknya. Tapi Sherine menerima kenyataan itu dengan tenang dan bilang kalau orangtua angkatnya tetap menjadi keluarganya yang tak tergantikan.

Kemudian, keanehan Sherine semakin menjadi-jadi dengan keinginan  Sherine untuk menikah muda dengan kekasihnya. Ia ingin memiliki seorang anak, hanya itu yang ia katakan ketika ditanya mengapa ia menikah muda. Akibatnya pernikahan yang premature itu tak berlangsung lama, segera setelah Sherine memiliki anak, ia terlalu sibuk mengurus anak laki-lakinya yang diberi nama Viorel itu, sementara suaminya mulai stres dengan kuangan dan biaya yang semakin menekan. Hingga keharmonisan keluarga mereka tidak bisa dipertahankan lagi dan akhirnya mereka pun bercerai.

Di sanalah titik dimana dunia Sherine berubah. Ia mulai mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya di sebuah bank dan menyewa sebuah tempat di dekat bank tempatnya bekerja. Lalu ia berkenalan dengan tetangganya yang memiliki sebuah perkumpulan dan mengajarinya sebuah tarian yang merupakan sebuah ritual dari masa lampau. Hingga akhirnya takdir menuntunnya menuju sebauh gagasan yang menjadikannya seorang guru spiritual paling berpengaruh di Inggris.

Okay, sekarang lanjut dengan review-ku. Read More »

Seperti Sungai yang Mengalir – Paulo Coelho

sepertisungai

Judul                     : Seperti Sungai yang Mengalir

Penulis                 : Paulo Coelho

Penerjemah       : Tanti Lesmana

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                    :  Cetakan ketiga, Januari 2013

Tebal                     : 303 halaman

Rate                       : 5 / 5

“Sayang sekali orang-orang hanya melihat perbedaan-perbedaan yang memisahkan mereka. Seandainya kita memandang dengan rasa sakih yang lebih besar, kita akan lebih banyak melihat kesamaan-kesamaan di antara kita dan sebagaian dari masalah-masalah di dunia ini akan terselesaikan.” Orang Katolik dan Orang Muslim, Hal 277

Buku ini adalah buku kumpulan cerpen inspiratif terbaik yang aku miliki. Berisikan lebih dari lima puluh cerpen yang merupakan cerpen-cerpen terbaik milik Paulo Coelho yang telah diterbitkan secara terpisah dan kini dikumpulkan menjadi sebuah buku.

Dalam buku kumpulan cerpen ini, tidak semua cerita merupakan cerita fiksi, ada beberapa cerita tentang pengalaman pribadi si Penulis yang dituangkan ke dalam bentuk cerpen dan mengungkapkan kejadian luar biasa yang benar-benar menggugah nurani kita untuk tenggelam lebih dalam untuk menghadapi hidup ini.

Lalu, ada satu hal unik yang aku temukan dari buku ini, dari awal sampai habis, aku sama sekali tidak menemukan judul cerpen yang sama seperti judul buku ini: Seperti Sungai yang Mengalir. Hahaha. Dibagian Prakata, mau pun penutup juga tidak ada disinggung tentang alasan pemberian judul yang seperti itu. Akhirnya, aku menyimpulkan sendiri arti dari judul buku ini, bahwa kita harus menikmati setiap cerita di dalam buku ini seperti sungai yang mengalir. Dan benar sih, ketika membaca buku ini aku benar-benar menikmatinya, seperti sungai yang mengalir dan dalam sekejap mata saja buku ini sudah habis kulahap.

Kemudian, Di sini aku akan membahas beberapa cerpen yang menurutku benar-benar mengena dan bagus. Semoga dengan memberapa cerpen ini kalian bisa tertarik untuk membeli dan menikmati buku ini sampai tetes yang terakhir.

Read More »

Veronika Memutuskan Mati – Paulo Coelho

veronika

Judul                     : Veronika Memutuskan Mati

Penulis                 : Paulo Coelho

Penerjemah       : Lina Yusuf

Penerbit              : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Terbit                    :  Cetakan ketujuh, 2012

Tebal                     : 235 halaman

Rate                       : 5 / 5

“Kegilaan adalah ketidakmampuan mengomunikasikan apa yang ada dalam pikiran. Seperti ketika berada di negeri asing, kamu bisa melihat dan memahami apa saja yang terjadi di sekitarmu, tatapi kamu tidak bisa menjelaskan apa yang kamu ketahui atau bantuan apa yang kamu perlukan, karena kamu tidak mengerti bahasa setempat.”

“Kita semua pernah pengalaminya.”

“Kita semua, apa pun bentuknya, adalah gila.”

(Percakapan Veronika dan Zedka, Hal 71)

Apakah kalian pernah berpikir untuk bunuh diri?

Tapi bukan karena tekanan kehidupan atau bahkan karena menanggung malu, melainkan karena hidup ini terlalu membosankan untuk dijalani; hidup seolah-olah hanya menjadi sebuah cangkang sempit yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Yah, memutuskan untuk mati hanya karena tidak punya gairah hidup adalah jalan yang ditempuh Veronika—seorang gadis yang tinggal di salah satu Negara pecahan Yugoslavia, Slovenia.

Namun sayang, usahanya untuk mengakhiri hidup dengan cara menegak puluhan pil tidur rupanya gagal. Veronika masih hidup. Tapi bukannya terbangun di atas ranjang rumah sakit yang nyaman, Veronika justru mendekam di sebuah rumah sakit jiwa bernama Villete. Tapi, di tangah rasa sedih, kaget dan tak menyangka kalau usahanya untuk bunuh diri gagal, Veronika justru mendapat kabar lain kalau jantungnya mengalami kerusakan hingga umurnya tinggal lima hari lagi.

Veronika yang tahu kalau umurnya hanya lima hari ini mulai merasa tidak sabaran. Ia ingin cepat-cepat mati dan meninggalkan dunia ini, ia juga tidak mau menjalani sisa hari-harinya di antara orang-orang yang sakit jiwa ini. Sungguh, percobaan bunuh dirinya berujung pada malapetaka lain yang lebih buruk dari pada kematian.

Namun, rasa ketidaknyamanan dan muak yang semula menggerogotinya mulai berubah seiring dengan terungkapnya kenyataan dibalik tembok-tembok Villete. Kenyataan bahwa sesungguhnya orang-orang gila di tempat ini ternyata tidak benar-benar gila. Mereka adalah orang-orang yang tidak sanggup menghadapi dunia ini hingga memilih menjadi gila dan menciptakan kebebasan bagi diri mereka sendiri di Villete.

Veronika mendapati dirinya kembali bercermin. Pembicaraannya dengan Zedka dan Mari—dua wanita gila yang ia kenal di Villete—membuatnya merenungkan kembali hidupnya. Hingga perlahan-lahan rasa sesal itu mulai menjalar dan membuatnya semakin sengsara. Ia kembali mengingat ambisi-ambisinya, kembali menemukan arahnya, kembali menemukan hidupnya, tapi sayang umurnya hanya tinggal menghitung hari dan Veronika mulai takut akan mati.

Veronika menjadi pembicaraan hangat di antara orang gila yang ada di Villete. ‘Veronika, gadis yang sebentar lagi akan mati’ begitu kata orang-orang. Tapi melihat cahaya yang mulai muncul dalam diri wanita itu, mendengarkan Veronika yang memainkan piano setiap malam untuk menghibur hatinya, dan diri Veronika yang pelahan-lahan berubah. Membuat rasa simpatik itu berubah menjadi sebuah semangat untuk meninggalkan Villete, terutama bagi Zedka, Mari dan juga Eduard.

Ya, Eduard, seorang pria penderita Skizofernia yang setiap malam mendekati Veronika dan mendengarkan wanita itu memainkan satu-satunya piano di dalam rumah sakit jiwa itu. Tanpa bicara Eduard menunjukkan ketertarikannya pada musik Veronika, ya, ia hanya mendekat dan menatap Veronika kosong, tapi hanya dengan begitu saja Veronika bisa memahami kalau Eduard ingin mendengarkan permainan pianonya.

Veronika menghabiskan sisa malamnya bersama Eduard. Mereka bertukar rasa dalam ruang tanpa kata-kata; hanya ada lantunan musik Veronika yang mengisi asa mereka. Namun, dengan keadaan seperti itu saja mereka sudah memiliki ikatan yang sangat kuat. Ikatan misterius yang menjerat banyak insan secara magis, ikatan yang membuat segala sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin, dan ikatan yang membuat tembok-tembok Villete terasa lebih mudah untuk di loncati.

Ya, ikatan itu bernama cinta.

Nah, bagaimanakah akhir dari kisah Veronika? Akankah gadis itu menikmati sisa-sisa akhir hayatnya dengan tenang di dalam Villete? Ataukah ada rahasia lain yang terungkap setelah hari-hari penuh inspiratif dan kejutan yang dilalui Veronika di dalam rumah sakit jiwa itu? Mari, cari bukunya dan beli segera!

Read More »