Somewhere Only We Know – Alexander Thian

4924d947a26ab8c9667b02422552a667
 
 
Judul                     : Somewhere Only We Know
Penulis                 : Alexander Thian
Penerbit              : Gagasmedia
Terbit                    : Cetakan pertama, September 2015
Tebal                     : 338 halaman
Rate                       : 3.5 / 5
 
 

“Mungkin. Mungkin cinta itu seperti mi goreng. Nggak bagus buat kesehatan, tapi kamu terus makan karena enak. You just can’t help it.Somewhere Only We Know, hlm. 109

 

Ririn dan Kenzo mungkin terlihat sebagai saudara yang kelewat akur. Kadang saling toyor, tapi kadang hanya Kenzo seoranglah yang dapat mengerti Ririn, begitu juga dengan Ririn terhadap Kenzo. Keduanya menghadapi segala jenis cinta dari tahun ke tahun; Ririn yang selalu diberganti pacar; Kenzo pun berusaha untuk memungkiri dirinya.

Ririn bisa saja dikatakan putus harapan. Sampai ia menemukan sosok Silver Shadow yang menawan lewat sebuah blog. Dalam benaknya, Silver Shadow adalah pria nerd yang pintar mendongeng, namun lantaran dongeng-dongeng itulah akhirnya Ririn terinpsirasi untuk mengejar sosoknya di Pulau Dewata.

Ririn sengaja tidak membicarakan ide gilanya kepada Kenzo, demikian dengan sang adik yang kembali melarikan diri ke Viet Nam. Duduk menikmati pemandangan di pinggir Danau Hoan Kiem. Pikirannya sudah terlanjur kalut selama bertahun-tahun. Mencoba melupakan hubungannya dengan Bayu, Kenzo tak sengaja disapa oleh Hava, seseorang yang iseng ditemuinya lewat jendela chatting mIRC. Hava dengan ID yang mengundang rasa tanya, rupanya tertarik dengan Kenzo dan mengajaknya berkenalan via email.

Surel demi surel mungkin terjawab. Tapi, rasa penasaran itu tak kunjung terjawab, kendati keduanya hendak bertemu, selalu saja ada yang mengingkar. Sementara Ririn terkejut mendapati sosok Silver Shadow yang ditemuinya di Nusa Lembongan, Kenzo masih saja berangan mengenai perawakan seorang Hava yang sulit ia lupakan.

Read More »

Girl Meets Boy – Winna Efendi


 
 
Judul                     : Girl Meets Boy
Penulis                 : Winna Efendi
Penerbit              : Gagasmedia
Terbit                    : Cetakan pertama, September 2015
Tebal                     : 392 halaman
Rate                       : 3.5 / 5
 
 

Keindahan mimpi bisa bikin kita larut di dalamnya, sampai titik saat ia bisa menghancurkan. Kenapa kita harus memaksakan mimpi? Kenapa kita bersikeras hanya mengejar satu mimpi? Kenapa nggak membiarkan masa depan terbentang bebas, membawa kita ke mana pun kita mau pergi, kalau kita cukup berani untuk menghadapinya?”Girl Meets Boy, hlm. 264

 

Ava menemukan buku harian Rae sebelum ia pindah ke Alistaire School of Performing Arts and Music. Dengan berbekal catatan harian milik kakak perempuannya, Ava menelusuri lorong-lorong sekolah bergaya Eropa yang pernah menjadi dunia Rae. Rae mungkin telah tiada. Tetapi, nama Tirtadirga yang selalu menempel di belakang namanya tak ayal membuat Ava langsung dikenal.

Rae orang yang selalu ceria. Gemilang. Baik prestasinya dalam menyanyi maupun menari. Di mata Ava, Rae adalah seseorang yang sempurna. Sebaliknya, Ava bukan pribadi yang riang. Gaya berpakaiannya tidak menarik mata. Kasual. Dan begitu sederhana. Ia tak banyak bicara dan tidak percaya diri.

Memasuki dunia Rae, Ava disergap dengan banyak hal yang tidak terduga. Pertemuannya dengan Fido—salah satu personil The Manic Misfits, Arabel—drummer gotik yang menjadi teman sekamarnya, Sugeng—si bule Jawa. Lantas, Kai. Playboy yang menjadi pujaan seantero sekolah.

Lewat surat-surat Rae, Ava mengenal Kai. Walau pada mulanya, ia kaget, mengetahui kalau laki-laki yang dimaksud Rae dalam jurnal-jurnalnya adalah laki-laki brengsek itu. Tapi, dengan mengumpulkan segenap keberanian, Ava ingin mengetahui jawaban yang sebenarnya.

Apakah Kai sungguh-sungguh mencintai Rae?

 
 
Read More »

Sunset Holiday – Nina Ardianti & Mahir Pradana

 

 

Judul                     : Sunset Holiday
Penulis                 : Nina Ardianti & Mahir Pradana
Penerbit              : GagasMedia
Terbit                    : Cetakan pertama, Juni 2015
Tebal                     : 470 halaman
Rate                       : 4.5 / 5

 
 

“Karena ibarat jalan panjang, hal-hal nggak enak itu adalah polisi tidur atau lubang di jalan. Memang membuat perjalanan kita melambat dan nggak enak, tapi lihat sisi positifnya, dengan jalan lebih lambat, kamu lebih bisa menikmati pemandangan.”Sunset Holiday, hlm. 198

 
 
Bermodal nekat, Audy berangkat seorang diri menjelajahi tur Eropa lewat itinerary impiannya. Sayangnya karena kepolosannya, ia pun ketinggalan kereta ke Brussels. Destinasi pertama yang seharusnya menjadi tempat menginapnya malam nanti. Mau tak mau Audy mengikuti saran Aidan, kakak laki-lakinya lewat telepon. Ia akan tinggal satu malam di Paris dan berusaha membunuh waktu dengan mengambil rute pertama; mengunjungi Menara Eiffel.

Ibi, seorang wartawan lepas yang baru juga tertinggal kereta pagi menuju Brussels, mau tak mau harus mengejar ketinggalan berita dengan meliput jumpa pers di Paris. Pertemuan Audy dan Ibi dibilang tak sengaja. Lagi-lagi lewat kepolosannya, Audy nyaris tertipu pedagang gelap yang mencoba menjual gantungan kunci. Ibi datang menolongnya. Dari embel-embel saling menolong, Ibi malah bertindak impulsif dan ikut dalam itinerary  Audy.

Audy pada mulanya menaruh curiga. Siapa sih Ibi? Kok tiba-tiba laki-laki itu bersikap akrab. Bisa saja kalau laki-laki itu hendak menculiknya. Terlebih kasus human trafficking tengah marak diperbincangkan di media. Tapi, lama-kelamaan siapa sangka di antara keduanya menyusup sebuah perasaan yang tidak pernah mereka sangka.

Mulai dari Amsterdam, Munich, Praha, Roma, Venezia, Barcelona, dan Madrid. Siapa sangka kalau Audy malah enggan pulang ke tanah air dan menghadapi meja kerjanya.
Read More »

Dear Sister – Rosemerry

 
 
Judul                     : Dear Sister
Penulis                 : Rosemerry
Penerbit              : GagasMedia
Terbit                    : Cetakan pertama, April 2015
Tebal                     : 272 halaman
Rate                       : 3 / 5
 
 

“Aku bukannya memaksa Nayla. Aku hanya ingin supaya dia tidak mengalami kegagalan seperti diriku.” Dear Sisters, hlm. 135

 
 

Nayla selalu benci menjadi bayangan Aruna, sedari TK hingga SMP bersekolah di tempat yang sama. Lantas, kehidupannya kerap disamaratakan dengan kakaknya yang serba-sempurna. Masuk ke SMA Taruna Bakti, Nayla ingin berhenti diatur. Ia sudah tahu apa yang ia suka dan mana yang akan ia pilih. Tapi kenapa sih Mbak Aruna selalu ingin campur atas semua upaya Nayla? Mulai dari ekstrakurikuler sampai-sampai kertas tugas Masa Orientasi Siswa, selalu saja ada kata koreksi dari bibir kakaknya.

Walau terlihat sempurna, namun sesungguhnya, Aruna kepalang serius menjalani kehidupannya. Selepas menamatkan SMA, Aruna selalu saja melabeli dirinya sebagai kegagalan keluarga. Cita-citanya sebagai dokter sekonyong-konyong membuatnya malu di hadapan Papa dan Kak Tian, pujaannya semasa bimbingan belajar.

Pertemuannya dengan Cesare, vokalis Morningdew, mengingatkannya pada Kak Tian. Tapi, semakin Aruna mencari tahu, hatinya semakin sakit. Elisa, sahabatnya, yang satu jurusan mengenalkan pria yang sama dengan predikat yang membuatnya kesal setengah mati. Lalu, haruskah ia berkata jujur?

Sementara Nayla berkelit dengan kakak kelasnya, Yulian, yang mengajaknya bergabung dengan kelab Pencita Alam. Aruna jelas menentang keputusan bodoh Nayla. Tapi, nyatanya motivasi Nayla mengikuti ekskul tersebut bukan semata-mata kecintaannya pada alam, alih-alih, ingin merasa dekat dengan Yulian.

 
 
Read More »

Orange – Windry Ramadhina


 
 
Judul                     : Orange
Penulis                 : Windry Ramadhina
Penerbit              : GagasMedia
Terbit                    : Cetakan pertama, 2015
Tebal                     : 306 halaman
Rate                       : 4 / 5
 
 

“Kalau begitu, kita jodohkan saja Diyan dan Faye.” Orange, hlm. 36

 
Situasi menjadi serba-pelik ketika ide itu terbersit dari benak Indra Adnan. Dan Meilanie Muid kini mulai mempertanyakan dirinya. Mengapa ia setuju atas ide kawan bisnisnya? Faye mungkin sempat menjadi pemberontak keluarga Muid, tapi mereka perlu seseorang untuk menjadi penerus bisnis Ahmad Muid.

Faye terpaksa ditunangkan. Setelah janji tololnya mengenai sekolah fotografi di New York dan bekerja di studio Erod Matin. Ia harus mendengarkan kata-kata orangtuanya; bertemu dengan Diyan Adnan, eligible bachelor nomor satu di ibukota. Bukan perawakannya saja yang tampan, kekayaannya berlimpah, tak ada tender yang tak bisa dimenangkan olehnya. Tapi sayang, setahun lalu hatinya hancur, mengejar cinta Rera yang meninggalkannya lepas landas ke Paris.

Diyan masih terbelit perasaan di masa lalu, kendati Faye mencoba untuk mendekati dirinya. Tidak ada kata cinta di antara keduanya, alih-alih, dijodohkan. Sementara Zaki Adnan mengincar perempuan mungil itu dari jauh. Siapa yang akan Diyan pilih? Rera atau Faye?

 
 
Read More »

Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri – Bernard Batubara


   
Judul                     : Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri
Penulis                  : Bernard Batubara
Penerbit                 : Gagasmedia
Terbit                     : Cetakan pertama, 2014
Tebal                      : 300
Rate                       : 5 / 5
   

“Aku tidak bersepakat dengan banyak hal, kau tahu. Kecuali, kalau kau bilang bahwa jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri. Untuk hal itu, aku setuju.” Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri, hlm. 252

 
 
Pernah mendengar selentingan kalau cinta adalah sesuatu yang manis? Banyak orang mengasumsikannya dengan premis seperti itu; manis, hangat, terang, semuanya pasti ada dalam satu paket. Tapi, di balik sebuah tatapan teduh seseorang dan buaian manis sebuah kata, ada satu hal yang tak pernah bisa lekang dari nalar seorang manusia. Manusia terlalu pandai untuk menyakiti.

Mereka dapat saling bunuh untuk lembaran uang; membunuh untuk sekadar mendapatkan apa yang meraka mau. Lantas, dengan kumpulan cerpennya Bernard Batubara mencoba mengumpulkan lima belas cerita pilu yang tak melulu tentang cinta yang manis. Jika cinta punya sisi terang, pun cinta punya sisi gelap.

  1. Hamidah Tidak Boleh Keluar Rumah
  2. Nyanyian Kuntilanak
  3. Seorang Perempuan di Loftus Road
  4. Hujan Sudah Berhenti
  5. Bayi di Tepi Sungai Are
  6. Seribu Matahari untuk Ariyani
  7. Langkahan
  8. Meriam Beranak
  9. Lukisan Nyai Ontosoroh
  10. Bayang-bayang Masa Lalu
  11. Orang yang Paling Mencintaimu
  12. Nyctophilia
  13. Bulu Mata Seorang Perempuan
  14. Menjelang Kematian Mustafa
  15. Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri

   
Read More »

Happily Ever After – Winna Efendi

 

Judul                     : Happily Ever After
Penulis                  : Winna Efendi
Penerbit                 : Gagasmedia
Terbit                     : Cetakan pertama, 2014
Tebal                      : 358
Rate                       : 3.5 /5

 

“Kurasa, pada dasarnya, memang tak ada yang pasti dalam kehidupan ini; bukan kebahagiaan, bukan stabilitas, bukan kesehatan, bukan cinta, bahkan bukan persahabatan.” –Happily Ever After, hlm. 143

 

Jika ditanya ingin menjadi apa, agaknya Lulu satu-satunya yang menjawab: ingin menjadi seperti Ayah. Ayah tukang kayu, arsitek merangkap kontraktor yang telah merancang rumah impiannya. Ayah yang sedari dulu menjadi tempatnya berbagi. Dan Ayah yang sedari dulu menceritakannya dongeng-dongeng dari Grimm Bersaudara.

Lucia Surya, atau lebih akrab dipanggil Lulu, memang berbeda dengan remaja lain seumurnya. Lulu bukannya tidak bisa bergaul, hanya saja ia memilih untuk tidak. Setelah apa yang telah dialaminya, Lulu bersikap dingin dan menarik diri. Ia lebih baik sendiri. Tidak ditemani sahabat. Tidak punya pacar. Keduanya toh tidak membutuhkan dirinya.

Lulu menjalani hari-harinya di sekolah seperti neraka; di-bully, dicela, hingga julukan Lucifer melekat pada dirinya. Tapi Lulu selalu berusaha untuk ceria di rumah. Semua itu karena ada Ayah. Namun, di ulang tahunnya ke-16 tahun, Lulu harus bisa menerima kalau waktu Ayah tak lama lagi untuk berada di sisinya.

 

“Tapi, bukan karena berarti cerita ini nggak bagus, atau karakter-karakternya nggak pernah bahagia. Kadang, sebuah cerita yang bagus punya akhir sedih. Karena itulah Ayah suka cerita ini.” Happily Ever After, hlm. 275

 

 Read More »

Sabtu Bersama Bapak – Adhitya Mulya

 

Judul                     : Sabtu Bersama Bapak
Penulis                  : Adhitya Mulya
Penerbit                 : Gagasmedia
Terbit                     : Cetakan ketiga, 2014
Tebal                      : 278 halaman
Rate                        : 3.5 /5

 

Malam itu Gunawan Garnida menatap ke arah lensa handycam, alat yang baru saja ia beli dua hari lalu bersama dengan tripod. Lantas cerita-cerita dan nasihat itu pun bergulir dari bibirnya. Sabtu sore yang dingin, satu tahun kemudian saat wajah terakhir milik Bapak selesai direkam, Satya dan Saka meraung mencari ayah mereka yang telah pergi. Ibu mengajaknya menonton video itu setiap Sabtu. Di kala anak-anak lain gemar bermain, Satya dan Saka menghabiskan Sabtu mereka bersama Bapak. Satu rekaman setiap minggu, Bapak telah merencanakan segalanya sebelum kepergiannya. Ada suka, ada duka, Satya belajar banyak dari nasihat Bapak. Bagaimana menghargai kehidupan, wanita, istri, dan makna sebuah keluarga. Bapak selalu menemani mereka.

Kini, Satya mungkin boleh dibilang mapan di umurnya yang ketiga puluh tiga. Hidup dengan keluarga dan seorang istri, bermukim di Denmark demi bekerja pada sebuah perusahaan kilang minyak dunia. Tapi, Satya tak sebahagia nampaknya. Hidupnya penuh tuntutan. Ia ingin anaknya sepandai dia, pun masakan istrinya yang ingin seenak buatan ibu di rumah.

Pun, telinga Saka panas setiap kali orang menyebutnya tidak punya jodoh. Dari acara satu ke acara lainnya, umurnya yang menginjak kepala tiga selalu dipertanyakan, kapan menikah? Ibu Itjeu ingin putra bungsunya lekas-lekas kawin dan menemukan jodoh yang tepat, seperti yang selalu ia rindukan bersama dengan Bapak.

Adalah kehidupan mereka yang lupa dengan pesan-pesan singkat milik Bapak, tapi di saat kemelut datang, Bapak selalu sayang pada anak-anaknya dan memberikan nasihat yang jitu.

 

Read More »

Tomodachi – Winna Efendi

 

Judul                     : Tomodachi (SCHOOL #2)
Penulis                  : Winna Efendi
Penerbit                 : Gagasmedia
Terbit                     : Cetakan pertama, Juli 2014
Tebal                      : 360
Rate                       : 3 /5

 

Sakura pertama di bulan April merupakan penanda tahun ajaran baru di Katakura Gakuen,  yang berarti hari pertama bagi Yamaguchi Tomomi mengenakan seifuku barunya. Saat para teman melanjutkan pendidikan di sekolah lama atau mendaftar sebagai siswa sekolah privat, mungkin hanya Sawada Chiyo, satu-satunya teman sekelasnya dulu yang mendaftar ke Katakura Gakuen. Tujuannya sederhana; kalau mungkin Katakura Gakuen adalah sekolah terbaik, tapi bagi Tomomi, satu-satu tujuannya masuk Katakura Gakuen tak lain untuk mengikuti kata hatinya yang berdebar-debar saat melihat Hasegawa senpai berlatih sepak bola di lapangan.

Dari mengintip Hasegawa senpai, tak sengaja ia malah ditempatkan bersebelahan dengan Yamashia Tomoki, yang selalu bertingkah konyol itu. Sama-sama bernama Tomo, jadi harus akur duduk berdampingan. Tomoki dan Tomomi berpartisipasi dalam kompetisi lari sekolah, di bawah didikan Oga, keduanya menjadi akrab dan selalu mendukung satu sama lain saat berlatih.

Di samping itu, Tomoki pun mengajak teman sepermainannya, Eguchi Ryuu, yang pendiam itu untuk bergabung bersama gengnya. Tomomi, Chiyo, Tomoki, Ryuu, hingga anggota terakhir bergabung. Ia bernama Tabitha, tapi mereka lebih suka menyingkatnya dengan nama Tabi. Perawakannya memang kerap kali sinis, tapi bisa juga ia rival terberat Tomomi dalam mendapatkan Hasegawa senpai.

Berlima, mereka menjalin persahabatan yang begitu unik, solid, dan selalu membantu satu sama lain. Dari sebuah jarak, mereka mengerti satu per satu rahasia, begitu juga saat di antara mereka sadar bahwa persahabatan mereka telah melewati garis lain. Lantas, mungkinkah itu cinta?

 

Read More »