Pangeran Kertas – Syahmedi Dean

23212160

Judul                     : Pangeran Kertas

Penulis                 : Syahmedi Dean

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                    :  2014

Tebal                     : 224 halaman

Rate                       : 4 / 5

“Oh, Tuhan

Aku Jatuh Cinta

Aku tahu

Engkau pangeranku yang belum ada.” – Penggalan dari Puisi Pangeran Kertas

 

Buku ini dimulai dari sebuah keluarga kecil yang dimiliki oleh Jonatan Razi—seorang actor sinetron ternama—yang kandas di meja hijau. Anak gadis satu-satunya, Andrania, pun harus menanggung duka kesendirian serta kepedihan yang diakibatkan oleh kejadian itu. Hanya lembar-lembar puisi yang ia torehkan di buku merah itu lah yang mampu menyelamatkannya. Lambat laun, seiring berjalannya waktu, syair-syari gadis itu pun perlahan-lahan bermetamorfosis menjadi sosok imajiner berupa Pangeran Kertas, yang selalu didambakan Nania hadir di kehidupannya.

Pangeran kertas akan melipur laranya. Pangeran kertas akan datang padanya. Pengeran kertas akan membantunya melalui masa-masa berat itu.

Tapi Pangeran Kertas adalah sosok dari puisi-puisinya? Apakah ia nyata?

Maka takdir mempertemukan Nania dengan Alvin, melalui comblang dari dua sahabat terbaiknya Lilu dan Deta, gadis itu mencoba menemukan sosok Pangeran Kertas dari nada-nada indah yang Alvin berikan pada puisi-puisinya. Namun, tidak, Alvin bukanlah pangeran kertasnya. Alvin bukanlah sosok nyata dari puisi-puisi serta mimpinya.

Lalu di manakah ia? Pangeran Kertas itu?

Deta menanti pun terus mencari. Hingga seseorang, yang tak pernah Nania duga memiliki kunci dari kotak hatinya, dan membangkitkan gejolak rasa bahagia atas penantian yang berakhir dengan mantra sederhana.

‘Kau menyiksaku dengan rayuan malam. Kau tarik aku terbang ke bulan. Bisakah kau kirimkan aku kembali ke bumi?’

Nania terpesona dengan mantra itu. Ia lantas mengenali si empunya kata-kata itu bernama Raka, salah satu dari tim penulis naskah, di proyek tempat ayahnya berperan. Nania yakin inilah kesempatan pertama dan terakhir baginya untuk mengenal Pangeran Kertas-nya. Maka, segeralah ia sampaikan undangan untuk hadir pada Pekan Sastra Remaja yang diadakan oleh kampusnya. Berharap Raka hadir dan menyaksikan puisi tentang Pangeran Kertas ia kumandangkan di tengah khalayak ramai.

Namun sayang, jawaban ketus yang diterima Nania saat undangan baik itu disampaikan. Ia tak tahu Pangeran Kertas-nya ternyata orang yang begitu dingin. Maka Nania pun naik panggung dengan perasaan getir karena tak bisa menemukan Pangeran Kertas-nya di antara orang-orang. Hingga saat puisinya berakhir, dan Nania secaara spontan memutuskan untuk berlari untuk pulang; mencoba untuk mengurung diri lagi dalam kesedihan yang mendalam. Tangan itu meraihnya, menahan gerakannya, dan saat Nania berbalik untuk menemukan siapakah gerangan yang berani menyentuhnya itu, ia menemukan wajah Raka—tersenyum dan menawarinya jok belakang motornya untuk ditumpangi.

Hati Nania berbunga. Ini ketiga kalinya mereka bertemu, tapi Nania tahu jiwa mereka telah terpaut sejak dahulu kala oleh semesta. Hari itu pun menjadi hari yang paling tak terlupakan oleh kedua insan yang jiwanya bersatu dalam harmoni puisi-puisi dalam setiap kata-kata mereka.  Taman Ayodhia menjadi saksi bisu kata-kata cinta tak perlu terucap, tapi terpancar di mata mereka masing-masing; dengan bulan di mangkuk soto, percakapan tertukar dengan leluasa.

Hanya saja, ternyata malam yang dimulai dengan indah itu berakhir dengan tragis. Dua pangeran itu bertemu—Alvin dan Raka—secara tak sengaja di depan rumah Nania saat Raka mengantar gadis itu pulang. Sapaan hangat Alvin, pancaran kasih pria itu pada Nania, membuat semua rasa bahagia yang tertukar di Taman Ayodhia kandas.

Apa Raka di permainkan? Apa Pangeran Kertas bagi Nania itu tidak hanya dirinya seorang?

Maka, detik itu pun Raka berbalik pergi. Meninggalkan  Nania yang sudah terlanjur jatuh di bawah lutut cinta tanpa kabar sedikit pun. Hingga kejadian-kejadian berikutnya yang datang silih berganti, membuat kesalahpahaman terus berlanjut. Asumsi-asumsi yang berlebihan, kepengecutan dari diri, kepergian ke negeri orang, mimpi yang diraih, hingga pertemuan tak terduga di bawah gempuran warna-warni tepung Festival Holi, India. Semua itu menjadi satu dalam kisah cinta pertama Nania dan Pangeran Kertas-nya.

Nah, apakah cinta ini akan terus berlanjut meski diterjang badai kesalahpahaman? Ataukah cinta ini akhirnya kandas serta hanya mengisahkan memori tentang cinta di masa muda? Entahlah, mari, temukan sendiri akhir dari kisah Nania dan cintanya yang tak akan pernah lekang meski dunia memisahkan mereka.

Read More »

Looking for Alaska ‘Mencari Alaska’ – John Green

 

Judul                     : Looking For Alaska ‘Mencari Alaska’
Penulis                 : John Green
Penerjemah       : Barokah Ruziati & Sekar Wulandari
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    :  Cetakan pertama, 2014
Tebal                     : 286 halaman
Rate                       : 5 /5

 

 

“Sebelum datang ke sini, untuk waktu yang lama saya berpikir bahwa cara keluar dari labirin adalah dengan berpura-pura labirin itu tidak ada, membangun dunia kecil yang mandiri di sudut belakang jaringan simpang-siur itu dan berpura-pura bahwa saya tidak tersesat melainkan berada di rumah. Tapi itu hanya membawa saya pada kehidupan yang sepi, hanya ditemani kata-kata terakhir orang-orang yang sudah mati, jadi saya datang ke sini untuk mencari Kemungkinan Besar, mencari teman-teman sungguhan dan kehidupan yang lebih berarti.”

–Looking For Alaska, hlm. 275

 

Pemuda ceking itu bernama Miles Halter, dengan tinggi menjulang setinggi 182 sentimeter, Pada mulanya Miles bercerita tentang satu minggu preparasi Mom mengenai kepindahannya ke Culver Creek, sekolah asrama tempat Dad dulu menjalani SMA di Alabama. Semua orang boleh menuduhnya seperti itu, tetapi tujuan utamanya masuk ke Culver Creek lantaran ingin mencari apa yang disebut penyair Francois Rabelais sebagai “Kemungkinan Besar”.

Miles Halter adalah tipikal remaja pada umumnya, tanpa kenakalan, dengan perangai yang sedikit tertutup. Memang Dad telah memperingatinya mengenai larangan merokok dan minum minuman keras, tapi kepindahan Miles di kamar barunya, mengantarnya pada pertemuan dengan seorang Chip Martin, yang serta-merta memanggilnya dengan julukan “Pudge—lemak tubuh”. Chip adalah seorang Kolonel dari sebuah grup. Dan di grup itulah Pudge bertemu dengan Alaska Young, yang menawan, seksi, pintar, lucu, sangat memikat, sangat kacau, sangat menikmati rokok, minuman keras, dan seks.

Bertemu dengan Alaska seolah membuat kehidupan seorang Pudge jungkir balik. Semuanya tak lagi sama. Tidak dengan sebuah paradigma mencetak skor terbaik pada ujian-ujian sekolah dan tidak memikirkan mengenai aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar di Culver Creek. Alaska berhasil menarik Pudge masuk ke dalam dunianya yang semrawut, bebas, liar, dan penuh euforia. Hingga suatu ketika, sebuah insiden besar dan tiba-tiba membuat mereka menjadi bertanya-tanya, sesungguhnya seberapa jauhkah mereka telah mengenal satu sama lain? Mungkin Alaska Young tidak seceriwis itu. Mungkin juga tidak seceria yang terlihat. Lantas, mengapa ia memilih jalan yang pelik untuk menuntaskan hal yang seharusnya belum tuntas?

Read More »

Maya Maia – Devania Annesya

 

Judul               : Maya Maia
Penulis           : Devania Annesya
Penerbit        : Plot Point
Terbit             : Cetakan Pertama, Juli 2013
Tebal              : 272 halaman
Rate                : 3 / 5

 

Maya dan Maia, terdengar sama, namun punya penulisan yang berbeda. Maya datang dari keluarga berada, berlama-lama menetap di London, tetapi kini terpaksa pulang ke Jakarta demi perjodohan ala Siti Nurbaya. Sedangkan Maia datang dari dusun di Tulungagung, berpakaian sederhana, dan misi kedatangannya ke Jakarta adalah untuk mencari kerja.

Pesan emak, seseorang bernama Jojo akan menjemput Maia di Stasiun Senen. Tapi, celakanya Jojo yang ia kira bukan bernama lengkap Joni, tapi bernama Jonathan yang bersikeras ingin dipanggil Nathan. Maia bertemu dengan Jonathan dan Maya malah bertemu dengan Joni, si Kain Pel yang gemar merokok di atas pohon mangga. Maia takjub setengah mati saat mendapati Jonathan memiliki toserba dan mengantarnya ke sebuah apartemen mewah; Maya panik bukan kepalang menelepon mamanya kalau Joni menyuruhnya kerja di toko servis komputer.

Kejadian ‘jungkir balik’ itu bisa dibilang sekadar kebetulan. Memang lucu adanya, tapi apakah selucu jodoh mereka yang kebetulan tertukar?

Read More »

Ciuman di Bawah Hujan – Lan Fang

ciuman

Judul                     : Ciuman di Bawah Hujan

Penulis                 : Lan Fang

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                    : Maret, 2010

Tebal                     : 360 halaman

Rate                       : 4/5

“Ternyata sakit bisa jadi nikmat jika kita tahu bagaimana caranya mengubahnya.” – hal 97

Fung Lin adalah seorang wartawati yang hidupnya tanpa sengaja bersinggungan dengan Ari dan Rafi. Kedua pria itu merupakan salah dua dari para manusia yang menghuni gedung Senayan. Bersama Ari, Fung Lin menemukan keceriaan dan persahabatan yang begitu erat hingga membuatnya benar-benar merasa nyaman berada di dekat pria itu. Sementara bersama Rafi, Fung Lin justru menemukan kekacauan hati yang bernama cinta.

Kemunculan kedua pria itu membangkitkan kenangan-kenangan masa lalu Fung Lin yang sudah lama terpendam dalam-dalam. Luka-luka yang dulu ada akibat gambaran pahitnya tentang para pejabat, bapak presiden, pemilu, dan kerusuhan hebat di negeri ini yang sempat meluluhlantahkan hidup gadis-gadis bermata kuaci seperti dirinya pun terkuak.

Fung Lin mulai dihatui mimpi-mimpi aneh, tapi kebanyakan ia bermimpi tentang Rafi—pria yang ia kenal jauh sebelum kehidupannya yang sekarang. Ia menceritakan mimpi-mimpi anehnya serta firasa-firasat  tidak baik yang menakut-nakutinya kepada Rafi, tapi pria itu hanya menanggapinya dengan tenang sembari mencoba untuk realistis.

Tapi mimpi-mimpi itu tak mau pergi, mimpi itu terus datang hingga akhirnya Fung Lin mengerti mengapa mimpi-mimpi terus menghantuinya. Melalui penyerangan tikus-tikus di rumah makan tempatnya bekerja setelah ia memutuskan berhenti sebagai seorang wartawati dan hamster peliharaannya yang memakan anaknya sendiri, Fung Lin disadarkan tentang betapa bobroknya dunia politik dan ia tidak mau pria yang ia cintai hancur termakan dunia yang keji itu.

Review:Read More »

Sang Penyihir dari Portobello – Paulo Coelho

Sang-penyihir-dari-Portobello

Judul                     : Sang Penyihir dari Portobello

Penulis                 : Paulo Coelho

Penerjemah       : Olivia Gerungan

Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                    :  Cetakan kelima, November 2013

Tebal                     : 304 halaman

Rate                       : 3 / 5

“Kau adalah apa yang kau percayai tentang dirimu sendiri” – Penyihir dari Portobello, hal 176

Sherine Khalil, atau biasa menyebut dirinya sendiri Anthena, menyadari kalau ia berbeda bahkan sejak ia masih kanak-kanak. Tumbuh sebagai anak seorang duta besar yang dibesarkan secara Katolik dengan taat, Sherine menjadi gadis yang cantik dan cerdas. Ia begitu dilimpahi kasih sayang oleh kedua orangtuanya, hingga tak mungkin anak yang begitu sempurna ternyata dikemudian hari menjadi begitu pembangkang dan keluar dari jalur yang sudah orangtuanya siapkan.

Dimulai dari kenyataan bahwa Sherine adalah seorang anak angkat yang diambil oleh orangtuanya di sebuah panti asuhan kumuh yang berada di daerah sengketa. Pemilik panti asuhan mengatakan bahkan Sherine adalah anak seorang gipsi, tapi ibu angkat Sherine tidak peduli dan merasa bayi itu sudah ditakdirkan sebagai anaknya. Tapi Sherine menerima kenyataan itu dengan tenang dan bilang kalau orangtua angkatnya tetap menjadi keluarganya yang tak tergantikan.

Kemudian, keanehan Sherine semakin menjadi-jadi dengan keinginan  Sherine untuk menikah muda dengan kekasihnya. Ia ingin memiliki seorang anak, hanya itu yang ia katakan ketika ditanya mengapa ia menikah muda. Akibatnya pernikahan yang premature itu tak berlangsung lama, segera setelah Sherine memiliki anak, ia terlalu sibuk mengurus anak laki-lakinya yang diberi nama Viorel itu, sementara suaminya mulai stres dengan kuangan dan biaya yang semakin menekan. Hingga keharmonisan keluarga mereka tidak bisa dipertahankan lagi dan akhirnya mereka pun bercerai.

Di sanalah titik dimana dunia Sherine berubah. Ia mulai mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya di sebuah bank dan menyewa sebuah tempat di dekat bank tempatnya bekerja. Lalu ia berkenalan dengan tetangganya yang memiliki sebuah perkumpulan dan mengajarinya sebuah tarian yang merupakan sebuah ritual dari masa lampau. Hingga akhirnya takdir menuntunnya menuju sebauh gagasan yang menjadikannya seorang guru spiritual paling berpengaruh di Inggris.

Okay, sekarang lanjut dengan review-ku. Read More »

Negeri van Oranje – Wahyuningrat, dkk.

 

Judul               : Negeri van Oranje
Penulis           : Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Annisa Rijadi, Rizki Pandu Permana
Penerbit        : Bentang Pustaka
Terbit             : Cetakan Pertama Edisi II, Juni 2014
Tebal              : 584 halaman
Rate                : 3.5 / 5

 

Negeri Van Oranje bercerita tentang petualangan lima orang mahasiswa Indonesia yang mengejar gelar S2 di Belanda. Lintang, Banjar, Wicak, Daus, dan Geri; kelimanya pertama kali bertemu di stasiun Amersfoort, terjebak di dalam situasi tak enak menunggu badai mereda. Banjar yang pertama kali menjerit saat kotak kreteknya habis. Lantas, di balik kerumunan berwajah Kaukasia dan berambut blonde, ia menemukan sosok Wicak, yang menyuguhi rokok linting. Maklum, di Belanda rokok menjadi benda yang paling sulit didapatkan, selain larangan merokok di tempat umum, rokok filter bungkusan pun menjadi benda yang kerap membuat kantong mahasiswa cekak.

Dari perbincangan kecil, memang rokoklah yang seharusnya diberi penghargaan sebagai pemersatu. Ada Daus, yang sekonyong-konyong muncul, dan Geri, yang langsung ditatap sinis oleh ketiganya lantaran wajah gantengnya, mengangsurkan rokok kretek yang baru saja dibawa oleh salah satu kawan dari Indonesia. Terakhir, Lintang muncul. Ia satu-satunya perempuan di Aagaban, pemerkasa sekaligus pencetus nama konyol itu sebagai kependekan: Aliansi Amersfoort Gara-Gara Badai di Netherlands.

Kelimanya serta-merta akrab, tak pernah absen nongol di chatroom sekaligus bertemu dan melakukan ritual-ritual seru. Susah-senang ditanggung bersama. Iri-dengki pun dicetuskan tanpa malu-malu. Kelimanya berjanji untuk menjadi sahabat melampaui rintangan-rintangan di dunia perkuliahan. Hanya satu yang paling sulit untuk dijalani, dari satu hati ke hati lain, tiga di antaranya diam-diam memperebutkan satu hati yang selalu menjadi arah mata angin bagi persahabatan mereka.

 

Read More »

1984 – George Orwell

 

Judul               : 1984
Penulis           : George Orwell
Penerjemah : Landung Simatupang
Penerbit        : Bentang Pustaka
Terbit             : Cetakan Pertama Edisi II, Februari 2014
Tebal              : 400 halaman
Rate                : 5 / 5

 

Kala itu London tak lagi bernama London, semua orang menyebutnya Airstrip One. Winston Smith, pria berumur 39 tahun, hidup di bawah siluet Partai dan Bung Besar. Winston selalu berusaha mematuhi setiap aturan; menjadi warga negara yang baik. Kendati di lubuk hatinya, ia kerap merasakan antipati terhadap kedudukan Partai yang otoriter, Winston Smith tak berani melakukan perlawanan secara terang-terangan.

Tak mengherankan, lantaran Polisi Pikiran, keberadaan teleskrin dan mikrofon yang tersembunyi di setiap sudut kota serta ruangan membuat privasi setiap individu serupa hal utopis. Partai pun bertindak semena-mena terhadap sejarah dan menggubahnya sesuka hati. Negara berkuasa mutlak atas rakyatnya; yang tidak sejalan dan sepikiran maka akan segera diuapkan. Raib tanpa nama, juga tanpa status yang jelas.

Winston tahu semua ganjarannya: ia akan ditangkap Polisi Pikiran, lalu diuapkan. Tapi, ia tak pernah bisa menahan pertanyaan-pertanyaan itu begitu saja. Winston selalu berpikir tentang sejarah—semua yang terjadi sebelum era revolusi. Apakah semuanya baik-baik saja? Lantas, Partai dan Bung Besar yang tak pernah ditemuinya itu malah menghancurkan tata kota?

Malam itu ia berjalan tak tentu arah, menjelajahi seluk-beluk kota dan bertandang di sebuah pemukiman kumuh. Ia menemukan cakap-cakap yang tak pernah didengarnya selama ini di Kafe Chestnut Tree. Hingga menyewa sebuah kamar cadangan di atas toko Pak Charrington, sebuah toko yang mejual barang-barang antik dari era lampau.

Winston sadar kalau langkahnya diikuti oleh seseorang. Sudah berminggu-minggu lalu, seorang wanita mengikuti langkahnya. Wanita muda ber-overall biru; sama seperti dirinya yang memakai seragam partai; bekerja di departemen fiksi, Kementerian Cinta Kasih. Jatuh terjerembab dengan tangan yang dibebat dan dipapah separuh. Winston hendak menanyakan keadaan kamerad itu, namun perempuan itu justru menyelipkan secarik kertas di tangannya. Winston menjadi gugup, apa jangan-jangan wanita itu bekerja pada Polisi Pikiran? Seseorang pasti akan melaporkan acara jalan-jalan tololnya kepada Kementerian Cinta Kasih dan membuatnya diuap, pikirnya.

Winston tertegun lama sebelum akhirnya membuka pesan itu jauh-jauh dari teleskrin yang mengamati meja kerja. Namun, saat ia membaca, jantungnya berdegup kencang. Pesan itu membuat bisul di kakinya gatal tak keruan.

Read More »

Ngenest: Ngetawain Hidup Ala Ernest – Ernest Prakasa

 

Judul       : Ngenest – Ngetawain Hidup Ala Ernest
Penulis    : Ernest Prakasa
Penerbit : Rak Buku
Terbit      : Cetakan keempat, 2014
Tebal        : 170 halaman
Rate          : 3.5 / 5

 

“Ngenest: Ngetawain Hidup Ala Ernest” bercerita tentang serba-serbi hidup Ernest Prakasa, dibagi kepada dua puluh tiga cerita pendek di dalamnya. Ringan. Bikin ketagihan tapi tidak terasa kosong. Yang pasti isinya humor berat. Dari mulai menyinggung ras, politik, lantas beranjak ke sosial. Dari yang sehari-hari sampai yang tidak pernah diperhatikan, karena sepele, dibahas oleh Ernest Prakasa dengan gaya humor kritisnya.

Karena keselurhan isinya ada dua puluh lebih cerita pendek, saya hanya pengin spoiler enam yang terdepan saja:

  1. Woy, Cina!

Bercerita tentang ras Tionghoa yang sering menjadi kaum minoritas di tengah masyarakat Indonesia, begitu pun kisah hidup kedua keluarganya sebagai kaum minor.

  1. Gejala Kecanduan Twitter

Sekadar berisi kuisioner yang menjurus kepada tren penggunaan Twitter belakangan ini. Kesan saya: saya nge-skip bagian ini karena kurang menggigit sih walaupun saya suka dengan sentilannya kepada masyarakat Indonesia yang terlalu keranjingan sosial media.

  1. Koh Ahok Jagoanku

Bisa dibilang Ernest bias dengan wakil gurbernur yang satu ini. Masih berhubungan dengan bab yang pertama.

  1. Jakarta Dikepung!

Dikepung apa hayo?

  1. Pedas di Lidah, Pedas di Kantong

Kritik pedas ala Ernest dan istrinya mengenai harga cabai yang tidak kunjung turun di pasaran.

  1. Umi, Sang Babysitter

Intisarinya lebih melihat kepada keseharian masyarakat kelas bawah yang lebih tahan banting dalam menjalani hidup.

Read More »

Delapan Sisi – Adityarakhman, dkk.

 

Judul       : Delapan Sisi
Penulis    : Adityarakhman, dkk.
Penerbit : Plotpoint Publishing
Terbit      : Cetakan pertama, Juni 2013
Tebal        : 143 halaman
Rate          : 4 / 5

 

Kedelapan kisah singkat ini diawali oleh sebuah nama, tentang seorang gadis muda bernama Rini yang mulanya berwujud anak kecil cerdas yang bertanya mengenai status sosial keluarganya. Sedari kecil Rini sudah ditempa oleh sang ibu agar terus berjuang agar kelak meraih mimpinya menjadi seorang ahli hukum. Rini kecil bertumbuh besar, namun kedekatannya dengan Rendy serta-merta membuat perutnya buncit. Rini tak ingin janin itu menjadi aral bagi mimpinya, ia memutuskan untuk aborsi.

Duduk berdua di atas becak milik Mujis. Rini dan Yani, ibunya, diantar ke dalam sebuah gang milik Dr. Urip, seorang spesialis yang sudah mumpuni menangani kasus serupa. Dan di sanalah kisah-kisah lainnya bergulir, memutar balik sebuah ekistensi nama samaran Urip.

Lahir tanpa diingini oleh sang ibu. Surti dengan terpaksa membuang bayi laki-laki yang dihasilkannya akibat bekerja dalam bidang prostitusi demi menghidupi anak perempuan satu-satunya yang tersisa setelah menjadi pelarian politik.

Pagi itu ia duduk di sebuah kamar mandi umum dan membuang bayi yang dilahirkannya seorang diri di samping bilik terakhir. Lastri menemukan bayi merah itu dan menamainya Sugeng Wicaksono; kelak menjadi seorang yang bijaksana. Lastri membesarkan Sugeng seperti anaknya sendiri namun keadaan berkata lain, semua orang menyukai Sugeng, bocah yang kenes, pintar dan gemar memainkan headset bekas sebagai stetoskop miliknya. Hati Lastri renyuk tiap kali calon orangtua asuh ingin memiliki hak asuh atas Sugeng. Tapi, di antara puluhan anak asuh di pantinya, Lastri harus rela untuk menyerahkan satu demi menghidupi yang lainnya.

Sugeng yang hidup dengan Nyonya dan Tuan Wicaksono, memiliki bakat luar biasa menjadi seorang dokter, bahkan di masa kuliahnya pun ia kerap menerima pujian dari sang dosen. Sayang, keadaan berkata lain, kedua orangtua asuhnya bangkrut, Sugeng memilih jalan yang salah. Ia memegang prinsip: setiap orang punya bebas menetukan pilihan hidupnya, lantas membuka praktik aborsi ilegal di sebuah gang.

Polisi berhasil merangsek ke tempat praktik Sugeng alias Urip. Dan berita itu begitu cepat mengepul terlansir di televisi menuai rasa kecewa dari sang dosen, Tris yang dulu begitu membanggakan Sugeng di depan sang almarhum istri.

Read More »

Blue Romance – Sheva

 

Judul       : Blue Romance
Penulis    : Sheva
Penerbit : Plotpoint Publishing
Terbit      : Cetakan pertama, 2012
Tebal        : 224 halaman
Rate          : 4 / 5

 

Ada ekspektasi tersendiri saat pertama kali melihat Blue Romance ada di toko buku, ya kira-kira, nyaris setahun lebih silam. Dengan sampul yang manis, saya suka bagaimana desainer sampulnya memadukan kata “Blue Romance” sebagai sebuah kafe tempat bersantai namun terkesan sentimentil di tiap cerita, ilustrasi tersebut pun tertuang dengan media cat air yang terasa tidak intens, tapi pas untuk ditampilkan sebagai sampul depannya.

Bergulir ke isinya, awalnya saya kira, “Blue Romance” karya Sheva ini mirip dengan “The Espressologist” karya Kristina Springer. Satu kedai kopi, namun penulisnta mencoba untuk membedah tiap karakter pengunjungnya sesuai dengan kopi yang mereka pesan, tapi “Blue Romance” sepertinya berbeda. Yang sangat asyik untuk disimak di sini; Sheva mencoba merangkai “Blue Romance” dari berbagai sudut pandang. Bukan dari kisah-kisah pengunjungnya saja. Baristanya ikut terlibat. Sekaligus yang sekadar bernostalgia tentang “Blue Romance” pun lantas akan ikut menjadi tokoh utama.

Read More »