Love in London – Silvarani

003a569bd6958536fbf8afb6f4f59c91
 
 
Judul                     : Love in London
Penulis                 : Silvarani
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : Cetakan pertama, Mei 2016
Tebal                     : 206 halaman
Rate                       : 3.5 / 5
 
 

“Life isn’t about waiting for the storm to pas, it’s about learning to dance in the rain. Right?”Love in London, hlm. 34

 

Memang tidak mudah untuk melupakan masa lalu bagi Bintang Ilham Prayoga, setelah diputuskan sepihak oleh perempuan yang ia cintai, kini Bintang berusaha untuk kembali bangkit dan mengambil kesempatan kedua untuk bersekolah di London. Entah ia sengaja atau tidak, tapi ia selalu ingat impian perempuan itu untuk bersekolah S-2 di kota yang kini dipijaknya.

London merupakan kota kuno yang cantik, namun tak ayal London pun ikut menariknya menemui perempuan itu—perempuan yang tak pernah ia bayangkan untuk bertemu kedua kali. Sementara terlena dengan perdebatannya di masa lalu, Bintang pun harus memilih di antara dua gadis lain yang tengah mengetuk hatinya.

Diguncang perbedaan kultur dan agama antara London dan Indonesia, Bintang berusaha teguh pada iman dan mendengarkan nasihat sang bapak. Namun, untuk menunggu kedatangan gadis yang tepat, Bintang tak bisa lagi mengulur waktu; seseorang mungkin saja bisa terluka lebih dalam di seberang sana.

Read More »

The Revenant – Michael Punke

cdesjt8uiaekndv
 
 
Judul                     : The Revenant
Penulis                  : Michael Punke
Penerjemah         : Reni Indardini & Putro Nugroho
Penerbit               : Penerbit Noura Books
Terbit                    : Cetakan pertama, Maret 2016
Tebal                     : 385 halaman
Rate                       : 4.5/5
 

“Aku merasakan ketertarikan pada petualangan ini, yang belum pernah aku rasakan pada apa pun sebelumnya dalam hidupku. Aku yakin, keputusanku melakukan ini adalah benar, meski aku tidak bisa memberitahumu dengan pasti alasannya.” The Revenant, hlm. 118

 

Di bawah pimpinan Andrew Henry, sejumlah pemuda dan penjelajah dikerahkan untuk terlibat dalam perdagangan bulu. Kala itu Agustus 1823, Hugh Glass—seorang penjelajah berpengalaman dan ahli mencari jejak, berhasil mengawal sepuluh orang pria untuk berjaga malam dan mengantisipasi serangan dari suku primitif. Namun, tiba-tiba saja serangan yang tidak diduga malah menerkam dirinya.

Seekor beruang grizzly menyerangnya satu lawan satu. Dengan satu ledakan senapan Anstadt dan besatan belati miliknya, beruang grizzly mati; pun dirinya yang terluka parah. Hugh Glass tercabik-cabik. Hidupnya tidak akan lama.

Setelah Kapten Henry menjahit lukanya. Satu per satu kru bergantian membawa tandu demi terus melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan mereka.  Sayangnya, medan yang perlu dilalui membuat mereka kewalahan membawa tubuh Glass yang terantuk berkali-kali. Uang $70 disayembarakan oleh Kapten Henry bagi dua orang pemuda yang rela menjaga Glass hingga ajal menjemput dan menyemayamkannya dengan adat Katolik. Fitzgerald—si Mulut Besar—rupanya tidak ingin berdusta terlalu lama. Ia ingin $70 itu. Berbeda dengan Jim Bridger yang secara sukarela ingin merawat Glass.

Itu semua akal-akalan Fitzgerald yang sudah lama mengincar Anstadt milik Glass. Ketika ia pikir Glass yang sekarat akan mati dalam hitungan detik. Pria jahat itu menakut-nakuti Bridger dan membuatnya tunggang-langgang; membawa senapan serta belati milik Glass.

Glass tidak menyerah. Dendam serta-merta menguasai dirinya. Dan di saat itulah, ia memutuskan untuk merangkak naik. Menyeret tubuhnya sejauh ratusan mil demi menutut Anstadt-nya kembali.

 Read More »

So, I Married The Anti-fan – Kim Eun Jeong

 

Judul                     : So, I Married The Anti-fan
Penulis                  : Kim Eun Jeong
Penerjemah         : Putu Pramania Adnyana
Penerbit               : Penerbit Haru
Terbit                    : Cetakan pertama, Maret 2012
Tebal                     : 540 halaman
Rate                       : 4/5
 
 

“Jadi, intinya, merayu anti-fan itu supaya menjadi fan kita. Dan kalau itu berhasil, kita lakukan hal yang sama ke anti-fan nomor 2, begitu seterusnya? Lalu sekitar 100 tahun lalgi, berarti semua orang di Korea ini berubah menjadi fanku, begitu?” So, I Married The Anti-fan, hlm. 82

 

 

Hu Joon memang selebriti yang kejam. Malam itu Lee Geun Yong tak sengaja menyaksikannya membentak seorang wanita di depan toilet. Wanita itu berlinang air mata dan merosot ke lantai, tepat sebelum Geun Yong mengeluarkan isi perutnya, yang lantas—tanpa sengaja—mengenai ujung sepatu sang selebriti.Hu Joon marah besar. Terlebih saat Geun Yong mengancamnya mengenai apa yang ia dengar di lorong toilet wanita. Keesokan harinya Geun Yong dipecat dari kantor berita tempatnya bekerja. Dengan alasan sepele, mengenai selebriti hipokrit itu, pimpinan redaksi menuduh Geun Yong berniat merusak reputasi mereka yang akan bekerjasama dengan selebriti paling ramah di Korea Selatan.

Geun Yong tidak terima. Dipecat secara tidak hormat, apalagi karena Hu Joon. Ia harus balas dendam. Menyusun strategi dan menjadi anti-fan anarkis yang pernah Hu Joon kenal. Usaha Geun Yong yang berdemo di depan kantor agensi Hu Joon bisa terbilang gila. Tapi, ia tidak menyerah. Malah membuatnya terkenal dan digunjingi para netizen.

Sementara Hu Joon dan manajernya tak enak hati pada Geun Yong. PD Han mencetuskan sebuah ide tentan sebuah variety show.

 

 

“Tujuannya untuk mengurangi antipati fan terhadap idolanya dengan berperan sebagai manajer dan tinggal bersama artis tersebut. Supaya anti-fan itu melihat kehidupan langsung idolanya, bukan sebagai selebriti, tetapi sebagai seorang manusia biasa.”

 

So, I Married The Anti-fan, hlm. 82

 

So, I Married The Anti-fan diperkirakan akan menyita kehidupan Lee Geun Yong selama empat bulan ke depan. Sembari diiming-imingi honor sebesar 10 juta won, perempuan itu mau tak mau jadi enggan menolak. Ia memikirkan tagihan listriknya, ibunya yang ngotot menjadikan Geun Yong petani—sama seperti saudara-saudaranya yang lain, dan Hu Joon keparat yang membuatnya dipecat.Tapi, apa yang akan terjadi seandainya selebriti yang mereka maksud adalah Hu Joon? Hu Joon dan dirinya akan tinggal di apartemen yang sama; Geun Yong mengikutinya ke mana-mana; dan setiap hari dihujani makian tak berperasaan. Glek.
 
 

Read More »

The Palace of Illusions ‘Istana Khayalan’ – Chitra Banerjee Divakaruni

 

Judul                     : The Palace of Illusions ‘Istana Khayalan’
Penulis                 : Chitra Banerjee Divakaruni
Penerjemah       : Gita Yuliani K.
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : Cetakan pertama, Juli 2009
Tebal                     : 496 halaman
Rate                       : 5 / 5

   

“Bukankah kita semua bidak di dalam tangan Waktu, pemain terbesar itu?” The Palace of Illusions ‘Istana Khayalan’, hlm. 93

 
 
Dropadi tidak pernah bosan mendengar kisah kelahirannya dari mulut Dhai Ma; detik-detik paling sunyi, sekaligus paling lucu ketika seorang gadis berkulit gelap melompat dari luapan api pengorbanan. Perangainya yang tergesa-gesa, membuat ia nyaris terjungkal lantaran menginjak kain sari-nya seorang diri.

Dropadi diperlakukan sangat spesial oleh Raja Panchala, sebagai satu-satunya Putri di antara kakak-kakaknya yang laki-laki. Tapi, Dropadi kecil bukan putri yang ingin diperlakukan sebagaimana seorang putri raja. Ia benci pelajaran seorang putri, alih-alih, menyelinap ke pelajaran-pelajaran penuh strategi milik kakaknya, Dre. Ditegur berulang kali dan nyaris membuat Raja Panchala yang pemarah kehabisan akal. Dropadi dekat dengan Khrisna, sahabat kakaknya, pun sahabat Arjuna, seorang pejuang tangguh dari Hestinaputra.

Sedari kecil, Dropadi tak sabar ingin bertemu dengan pangeran tampannya. Terlebih ketika mendengar cerita-cerita Khrisna. Tanpa sepengetahuan siapapun, Dhai Ma membawa Dropadi kepada seorang suci. Memperdengarkannya pada sebuah ramalan:

 

“Kau akan mengawini lima pahlawan terbesar di masamu. Kau akan menjadi ratu segala ratu, dicemburui semua dewi. Kau akan menjadi pelayan. Kau akan menjadi penguasa istana paling hebat, lalu kehilangan itu. Kau akan diingat karena menyebabkan perang terbesar pada masamu. Kau akan menyebabkan kematian raja-raja jahat—dan anak-anakmu, dan kakakmu. Sejuta perempuan akan menjadi janda karena kau. Ya, memang, kau akan meninggalkan jejak pada sejarah. Kau akan dicintai, meskipun kau tidak selalu siapa yang mencintaimu. Meskipun kau mempunyai lima suami, kau akan mati sendirian, ditinggalkan pada akhirnya—sekaligus tidak ditinggalkan.” The Palace of Illusions ‘Istana Khayalan’, hlm. 67-68

 
 
Jantungnya berdebar-debar. Tahun demi tahun berjalan, Raja Panchala akhirnya menggelar sebuah sayembara sulit bagi para ksatriya yang hendak menikahi putrinya. Dropadi menunggu kehadiran Arjuna; Dre dan Khrisna mengantisipasi kehadiran Karna.

 
 
Read More »

The Atlantis Gene ‘Gen Manusia Atlantis’ – A. G. Riddle

 

 

Judul                     : The Atlantis Gene ‘Gen Manusia Atlantis’ (The Origin Mystery #1)
Penulis                 : A. G. Riddle
Penerjemah       : Ahmad Alkadri
Penerbit              : Fantasious
Terbit                    : Cetakan pertama,  Januari 2015
Tebal                     : 582 halaman
Rate                       : 5 / 5

 

 

“Perhatikanlah, manusia sudah ada sebelum Luapan Api terjadi, hidup sebagai makhluk liar di hutan. Luapan itu hampir membunuh mereka, dan sang penyelamat melindungi mereka. Tapi dia tak bisa selalu ada untuk mereka. Maka, dia menganugerahkan manusia hadiah terbesar yang pernah ada: darahnya. Anugerah yang akan membuat manusia aman.”The Atlantis Gene ‘Gen Manusia Atlantis’, hlm. 290

 
 
 

Dari ajungan Kapal Riset Icefall, 140 km lepas pantai Antartika, Karl Selig bersama krunya menemukan sebuah kapal selam tua yang diduga milik Nazi, bekas perang dunia pertama dulu. Naomi, salah satu rekannya lekas-lekas terbangun dari tidur dan mengabarkan kabar hebat tersebut ke kantor pusat, sebuah organisasi penelitian bernama Immari.

Sementara di Stasiun Kereta Manggarai, Jakarta, David Vale yang tengah bersembunyi di balik bayang-bayang loket tiket mendapat serangan bom mendadak. Seluruh dunia menduga hal itu berbuatan gembong teroris, namun nyatanya, Menara Jam, sebuah organisasi tempatnya bekerja tengah disusupi musuh. Musuh tak kasat mata yang tanpa sengaja memberikannya sebuah kode rahasia tentang Protokol Toba.

Di sebuah Pusat Penelitian Autisme, di Jakarta, Dr. Kate Warner kaget bukan main ketika ruang observasinya dirangsek oleh serangkaian pasukan berjubah hitam dan bersenjata api. Ia sempat mengira, mungkin saja kedua monster itu menginginkan uang, namun, alih-alih merampok, mereka menculik Adi dan Surya, dua anak asuhnya. Dr. Kate Warner terbangun tanpa tahu menahu, mengapa dirinya ditahan di sebuah ruang interogasi Kepolisian Jakarta Barat.

Sesungguhnya apa yang tengah terjadi? Mengapa semuanya terjadi begitu tiba-tiba? Dari penemuan sebuah kapal selam milik Nazi, lantas sebuah operasi bertajuk Protokol Toba harus segera dilancarkan. Dan mengapa tidak menculik anak lainnya, apa yang sesungguhnya telah disuntikkan Dr. Kate kepada Adi dan Surya, alih-alih menyuntikkan mereka dengan senyawa yang tengah dikakulasi oleh Pusat Penelitian Immari?

 
 
Read More »

3 (Tiga) – Alicia Lidwina


   
Judul                     : 3 (Tiga)
Penulis                 : Alicia Lidwina
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : Cetakan pertama, Juli 2015
Tebal                     : 320 halaman
Rate                       : 4 / 5

 

“Ketika kau jatuh cinta … kau bisa melarangnya, tapi kau tidak bisa menolaknya.”Tiga, hlm. 89

 
 
Berita itu datang tanpa ada orang yang tahu, tiba-tiba saja semua orang berpakaian serbahitam dan Nakamura Chidori harus melihat Hashimoto Chihiro terbujur kaku di dalam peti mati. Ia masih mengenal senyum tulus itu. Senyum yang kembali membuatnya dirundung rasa bersalah.

Setelah tujuh tahun lamanya tidak saling bertegur sapa, Hashimoto memutuskan bunuh diri dan meninggalkan dirinya. Nakamura berpura-pura tidak lagi mengenal, tapi Inspektur Yamamura mendesaknya membuat alibi ketika melihat pesan terakhir Hashimoto, sebuah guratan angka tiga merah yang menggores lantai.

 

S  : Bagaimana dia meninggal?
N : Dia melompat dari puncak gedung sekolah.
S  : Mengapa?
N : Tidak ada yang tahu.
S : Hashimoto selalu bahagia selama ini. Aku tidak percaya. Orang bahagia tidak akan bunuh diri.
N: Dia tidak bunuh diri, dia hanya melompat dari atas gedung.
S : Apa bedanya? Dia mengakhiri hidupnya sendiri.
N : Tidak, dia membebaskan jiwa dari dalam raganya.

Tiga, hlm. 27

 
 
Nakamura masih tidak percaya kalau Hashimoto akan melompat dari gedung sekolah. Melihat sosoknya yang begitu gembira, senyumnya yang tak pernah lekang oleh waktu, lantas apakah lantaran Nakamura mengingkari janji itu?

Menghadiri pemakaman Hashimoto, Nakamura tahu, ia akan bertemu dengan Sakamoto Takahiro. Pria yang ia cintai diam-diam kendati ia pun tahu, Hashimoto mencintai pria yang sama ketika mereka bertiga masih mengelu-elukan janji persahabatan. Sudah tujuh tahun ia coba tutupi perasaan itu, pergi tanpa sepengetahuan kedua sahabatnya, pun ditinggal meninggal ibunya. Nakamura kini tak ayal dihantui perasaan dan bayangan menakutkan itu. Di antara memori persahabatan yang begitu indah, Hashimoto datang menagih sebuah janji dan impian yang harusnya mereka lakukan bersama.

Read More »

Falling into Place – Amy Zhang

 
 
Judul                     : Falling into Place
Penulis                 : Amy Zhang
Penerbit              : Greenwillow Books
Terbit                    : Cetakan pertama, Septermber 2014
Tebal                     : 296 halaman
Rate                       : 3.5 / 5
 
 

“Gravity is our playmate, momentum is our friend. We are blurs of motion. We are racing, and we are both winning, because we do not race each other.” Falling into Place, hlm. 168

Satu hari setelah mempelajari sederet rumusan hukum Newton, Liz mencoba mempraktikkan hal itu pada mobilnya. Mobil Mercedes Benz miliknya dipacu kencang-kencang, berlari ke luar batas jalan.

Di balik dandanan dan gaya sosialitanya yang terkenal di seantero kelas, para teman mungkin mengira Liz tidak akan mengambil keputusan naas tersebut. Tapi, nyatanya, Liz bukan gadis seceria itu, di balik kesedihan, kesendiriannya, dan kebungkamannya, tidak ada lagi yang dapat ia katakan. Kepada Monica, ibunya, yang tak hentinya bekerja seperti kaum nomaden. Telepon Liz hanya dianggapnya sebagai angin lalu.

Liz telah mengambil keputusan seutuhnya. Ia menentukan tanggal, teknik yang tepat, dan mengira seorang pun takkan pernah tahu rencananya, alih-alih, Liam Oliver sangat mengenal Mercedes milik Liz, gadis yang telah dicintainya diam-diam sedari dulu.

Read More »

Extraordinary Means – Robyn Schneider

  

Judul                     : Extraordinary Means
Penulis                 : Robyn Schneider
Penerbit              : Katherine Tegen Books
Terbit                    : Cetakan pertama, Mei 2015
Tebal                     : 324 halaman
Rate                       : 4 / 5

  

“Art is pain. And so is life.” Extraordinary Means, hlm. 23

 
 
Lane sudah memetakan hidupnya yang nyaris sempurna. Menghabiskan waktu dengan Hannah; mengikuti ujian saringan masuk untuk Universitas Stanford. Tapi, tidak dengan rencana B yang datang tiba-tiba. Diagnosis dokter mengatakan Lane terkena penyakit tuberkolosis kronis, yang membuatnya harus dikarantina selama beberapa bulan.

Hidupnya hancur. Latham House merupakan mimpi buruknya. Terlebih Dr. Barons melarangnya untuk belajar, alih-alih, ia berkeras harus mencetak skor terbaik untuk ujian saringan masuk Standford.

Di hari pertamanya menginjakkan kaki ke sanitorium itu, Lane bertemu dengan seorang gadis eksentrik dan luar biasa percaya diri, bernama Sadie.

Bukan seseorang yang ia harapkan bertemu untuk kedua kali. Ia ingat Sadie ketika tiga belas tahun dulu; Sadie dan Lane mendatangi kemah musim panas sama seperti anak-anak seumur mereka lainnya.

Tapi, apa yang membuat Sadie enggan berbicara dan menghindari Lane di Latham House? Sementara Lane begitu penasaran dengan sosok Sadie yang dulu hanya dipandanginya dari jauh.

  

Read More »

The Whispering Skull ‘Tengkorak Berisik’ – Jonathan Stroud

 
 
Judul                     : The Whispering Skull ‘Tengkorak Berbisik’ (Lockwood & Co. #2)
Penulis                 : Jonathan Stroud
Penerjemah       : Poppy D. Chusfani
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : Cetakan pertama, Januari 2015
Tebal                     : 488 halaman
Rate                       : 5 / 5

  

“Benda itu berbahaya dan jahat, dan memiliki potensi untuk mengubah kehidupanku selamanya. Benda itu berupa tengkorak.” –Lockwood & Co: Tengkorak Berbisik, hlm. 51

 
 
Setelah memecahkan kasus Undakan Menjerit beberapa bulan lalu. Agensi pembasmi hantu Lockwood & Co. tak lagi sekadar menjadi buah bibir, jasa mereka semakin dikenal, pun dengan banyaknya klien baru yang berdatangan.

Lucy yang datang tujuh bulan lalu tak ayal menunjukkan bakat yang kian fantastis. George, dengan bantuan Lucy, terobsesi memecahkan kasus benda berbahaya berupa tengkorak yang bisa berbicara di dalam wadah-hantu. Hantu tipe tiga yang nyaris tidak pernah ditemui oleh agen manapun.

Sementara dua orang ekskavator memerlukan jasa mereka; menyelidiki makam Edmund Bickerstaff—seorang dokter yang hidup pada zaman Victoria. Strategi yang disusun Tony Lockwood sekejap menjadi kacau. Mereka tak sendirian. Para agen Fittes, terutama Quill Kipps dan kaki tangannya, yang tak kenal lelah mengorek serta menguntit Lockwood & Co. untuk mendapatkan segala informasi.

Di malam kala mereka mengunjungi makam, sejurus saja sebuah hantu mengerikan lepas dan benda yang seharusnya menjadi Sumber malah lenyap dicuri dari peti mati Brickenstaff. Dan di kala yang nyaris bersamaan, tengkorak yang menjadi obsesi George bergerak di dalam wadah-hantu.

Apakah tengkorak itu hendak memperingati mereka akan sesuatu atau justru menjerumuskan mereka ke arah yang salah?

 
 
Read More »

Shades of Earth ‘Bayang-Bayang Bumi’ – Beth Revis

  

Judul                     : Shades of Earth ‘Bayang-Bayang Bumi’ (Across the Universe #3)
Penulis                 : Beth Revis
Penerjemah       : Barokah Ruziati
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : Cetakan pertama, April 2015
Tebal                     : 496 halaman
Rate                       : 5 / 5

  

“Semua yang sudah kita lakukan, semua yang sudah kita korbankan—semuanya percuma. Bumi sudah menaklukkan planet ini. Mereka datang, mereka melihat, mereka pergi. Dan sekarang kita di sini.”Shades of Earth ‘Bayang-Bayang Bumi’, hlm. 226

 
 
Separuh awak Godspeed bersuka ria; pendaratan bisa terbilang tidak terlalu mulus, namun Elder berhasil mendaratkan kapsul utama di Bumi-Centauri, planet yang akan menjadi rumah baru mereka. Tabung-tabung kronik mulai dibuka. Elder masih dihantui petuah Orion, prajurit atau budak, mengingat para manusia beku akan segera dicairkan.

Bumi-Centauri nyatanya berbeda dari yang selama ini mereka pikirkan. Dengan dua matahari yang menggantung di pucuk langit dan keberadaan para ptero yang agresif. Para koloni mencoba bertahan dan meneliti tentang planet baru mereka. Namun, semakin hari, keadaan tak bertambah baik.

Satu per satu korban berjatuhan. Elder tahu, Kolonel Robertson, Ayah Amy, memang pria yang keras kepala, tapi ia tak berhak menyembunyikan sebuah rahasia di balik danau sana. Rahasia tentang sebuah peradaban yang ada sebelum mereka tiba.

Elder tak bisa membiarkan koloninya musnah, pun dijadikan budak-budak FRX. Seiring dengan penggembokan kapsul yang dilakukan secara otomatis, tabung kronik Orion mencair tanpa bisa dicegah. Napasnya terengah. Ia sekarat. Tapi, agaknya pria itu belum berhenti bermain. Orion berpesan, bahwa masih ada satu petunjuk lagi yang tertinggal. Bukan di Bumi-Centauri, lantas apakah dengan petunjuk itu, mereka dapat menyelamatkan koloni dari serangan makhluk asing?

Read More »