Inteligensi Embun Pagi – Dee Lestari

28937283
 
 
Judul                     : Inteligensi Embun Pagi (Supernova #6)
Penulis                 : Dee Lestari
Penerbit              : Bentang Pustaka
Terbit                    : Cetakan pertama, Februari 2016
Tebal                     : 724 halaman
Rate                       : 4.5 / 5
 
 

“Kejahatan yang paling mengerikan tidak akan muncul dengan api da tanduk, tetapi jubah malaikat. Ia membius dengan kebajikan. Mereka yang terbius akan rela mempertaruhkan nyawa untuk membela apa yang mereka kira kebajikan.” Intelegensi Embun Pagi, hlm. 459

 

Setelah mendapatkan klu terakhir dari sebuah upcara di Lembah Suci Urubamba, Gio memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Pertemuannya dengan Dimas dan Reuben bukan semata-mata sebuah pergerakan acak. Bersama keduanya, Gio berusaha mengungkap identitas di balik Supernova lewat keponakan Dimas—Toni.Toni ‘Mpret’ tahu, jika ia tak bisa selamanya bungkam tentang rahasia keberhasilannya meretas situs paling fenomenal itu. Toni mengatakan jika identitas Supernova sesungguhnya dimiliki oleh Ferre, yaitu Re, yang membuat Dimas Reuben terkejut lantaran tokoh fiksional mereka serta-merta menjadi wujud nyata.

Sementara Bodhi dan Etra mencoba memicu ingatan mereka mengenai Asko. Laki-laki itu tak ayal membuat Etra kehilangan kekuatannya. Sedangkan Zarah, yang baru saja pulang ke Desa Batu Luhur, akhirnya mendapatkan lungsuran rumah tua milik Firas, ayahnya. Zarah tahu, hatinya masih belum siap memasuki rumah itu. Sedemikian keras ia menutupinya, Zarah selalu ingin menemukan Firas lewat berkas-berkas di kamar tuanya.

Begitu juga dengan Alfa yang rela terbang puluhan jam dari New York ke Jakarta. Ditemani Kell sebagai teman seperjalanan. Laki-laki itu nyatanya bukan sekadar tabib yang menyembuhkan penyakit susah tidurnya. Melalui Kell, Alfa tahu hal yang begitu mengejutkan. Istilah-istilah aneh yang semakin jelas adanya. Dan melalui berbagai keterhubungan, akhirnya mereka mengerti jika misi hidup mereka bukan sebuah kehidupan yang penuh tanda tanya, melainkan sudah diatur sedari mula.

Read More »

Supernova: Gelombang – Dee Lestari

 

Judul                     : Supernova: Gelombang (Supernova #5)
Penulis                  : Dee Lestari
Penerbit               : Penerbit Bentang
Terbit                    : Cetakan pertama, 2014
Tebal                     : 492 halaman
Rate                       : 5 /5

 

 

“Saat ini, Anda adalah kain itu. Apa yang Anda cari tidak bisa ditemukan karena keterbatasan Anda sendiri. Bukan karena tidak ada.” Gelombang, hlm. 14

 

Pernyataan itu diterima Gio kala mencari Diva Anastasia di tengah hutan Cusco. Genap pada hari keempat puluh pencariannya mulai menemui jalan buntu. Diva memilih untuk hilang dan tidak pernah ditemukan; Gio bertemu dengan Amaru, seorang pria Aymara, yang memberikan segugus batu dan membuatnya mengingat, barangkali ia pernah mengenali pria asing itu.

Satu dekade sebelumnya, tepatnya di Sianjur Mula-Mula, Alfa (alias Ichon) menyaksikan atraksi besar itu. Suara gondang yang diaransemen tiupan serunai Bapak membuat bulu kuduknya berdiri. Eten dan Uton bisa saja saling sikut, tapi Alfa duduk merapat, ia melihat sosok itu di pojok rumah. Sosok hitam besar dengan manik kuning manyala. Ompu Togu Urat, orang sakti di desanya, menyebut makhluk misterius itu sebagai Si Jaga Portibi.

Mulai dari cakap senja, Ompu Togu Urat ingin mengangkat Alfa menjadi muridnya. Lantas memberinya dua gugus batu dan menyuruhnya menyimpan benda itu bak jimat. Sementara Ompu Ronggur Panghutur dari Tao Silalahi datang menjemput Alfa dengan tujuan yang sama, Alfa dibikin bingung. Siapakah yang harus ia pilih menjadi guru? Ompu Togu Urat atau Ompu Roggur dari Tao Silalahi?

 

“Hati-hati gelombang…” Nai Gomgom berkata terpatahkan. “Hati-hati air…” —Gelombang, hlm. 64

 

Kata-kata Nai Gomgom selalu terngiang di otak Alfa. Ia berkata bahwa persimpangan pertama yang harus pemuda itu pilih telah tiba. Tapi, Alfa malah memilih jalan yang salah. Ia menyaksikan Ompu Togu Urat mengkhianati janjinya dan bermaksud menenggelaminya di tengah telaga. Perasaan itu selalu menghantui Alfa, bahkan kala ia memejamkan mata. Alfa masih mengingat rasa sakit yang mencekik lehernya. Pemuda itu menjadi takut tidur. Ia mulai terjaga lebih lama di kala malam dan hanya memanfaatkan waktu ringkas di kala terang untuk tidur ayam.

Hingga keluarga Alfa memutuskan untuk bertolak ke Jakarta, secara kebetulan seorang Gultom, kenalan Bapaktua dari Amerika, menawarinya untuk bersekolah di Hobokken, tak jauh dari New York, kota besar yang selalu menjadi mimpi Alfa. Sebuah kota yang tak pernah tidur. Alfa berangkat ke Hobokken tanpa surat-surat yang jelas dan membuatnya menjadi seorang imigran gelap. Namun, di balik sebuah status, Alfa yang jenius, berhasil meyakinkan Tom Irvine untuk bekerja di Andromeda Capital.

Kesukesesan Alfa membuatnya lupa akan kepelikan waktu tidur yang dimiliknya. Pada suatu malam, kehadiran seseorang wanita asing bernama Isthar memicu Alfa untuk menghadapi alam yang selama ini ia hindari, yaitu alam mimpinya. Yang nyatanya menyimpan rahasia masif yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

 

Read More »