[Blogtour & Review] Come Back To Me – Arini Putri

Come Back To Me Cover
 
 
Judul                     : Come Back To Me
Penulis                 : Arini Putri
Penerbit              : Twigora
Terbit                    : Cetakan pertama, Januari 2016
Tebal                     : 386 halaman
Harga                   : Rp 77.700
Genre                  : Contemporary Romance
 
 

SENNA

“Mataku tak bisa melihatnya, tapi aku merasa mengenal Ced lebih dari siapa pun. Dari tangan kasarnya, aku tahu dia adalah pekerja keras. Dari suaranya, aku bisa tahu betapa renyah tawanya. Dan tak peduli sesingkat apa pun kami bersama, kenangannya selalu bertahan lebih lama di dalam benakku.”

CED

“Mata almond Senna tak pernah terlihat sama. Terkadang gelap, terkadang mengeluarkan binar yang luar biasa indahnya. Lambat laun membuatku jadi egois, berharap sepasang mata miliknya itu bercahaya karenaku saja.”

*

Ced ternyata baru menyadari, hatinya sejak lama sudah jadi milik gadis itu,

seperti halnya hati Senna sudah dimiliki oleh laki-laki itu.

Namun ketika akhirnya menyadari cintanya pada Senna, Ced malah dihadapkan pada dilema yang teramat sulit untuk dihindari: antara harus memilih kebahagiaannya sendiri atau kebahagiaan gadis itu.

 
 

“Buat bahagia itu enggak susah, kok. Dalam keadaan apa pun seharusnya kita bisa bahagia, karena bahagia itu pilihan.”Come Back to Me, hlm. 115

 

Dari puluhan anak yang menumpangi mobil antar jemput siang itu, Senna sering bertanya, kenapa hanya dirinya yang terkena pecahan kaca? Kenapa bukan penumpang di sebelahnya atau di depannya? Kenapa hanya dirinya yang buta?

Senna hidup dalam dunianya yang gulita. Berangkat dari sebuah ketakutan, mendiang ayahnya mengajarkan anak perempuan mereka satu-satunya untuk bertahan. Senna tumbuh menjadi gadis yang cantik, berpergian seorang diri dengan ditemani tongkat besi.

Berbeda dengan Senna yang tumbuh dengan balutan kasih sayang kedua orangtuanya, Ced Pratama tumbuh sebagai anak yang tertutup. Ayahnya selalu mengekangnya dengan keputusan-keputusan sepihak. Hingga dewasa, Ced pun nekat mengambil langkah besar untuk menentang ayahnya, demi meraih cita-citanya dalam bidang carpentry.

Ced mengambil proyek furnitur untuk sebuah kafe Bittersweet ketika gadis berparas cantik itu melangkah masuk disambut Bu Mira. Gadis yang kerap mengantar cookies yang digemari para pelanggan Bittersweet. Namun, ketika tubuh rikuhnya melangkah keluar kafe dan nyaris tertabrak kendaraan, Ced tertegun mengetahui kalau gadis cantik berbeda dari gadis lain yang pernah ditemuinya.

Read More »