[Blogtour & Review] Starlight – Dya Ragil

43b936f828a19b38abe77718876b8d49
 
 
Judul                     : Starlight
Penulis                 : Dya Ragil
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : Cetakan pertama, April 2016
Tebal                     : 264 halaman
Rate                       : 3 / 5
 
 

“Karena sisi gelap bulan lebih indah daripada sisi terangnya. Kupikir kamu seperti itu.” –Starlight, hlm. 142

 

Wulan benci kelompok belajar barunya. Tiap anggotanya sama-sama egois. Bukan hanya terjebak bersama Lintang, saudara kembarnya yang lebih disayang oleh ayah, tapi ia juga harus menghadapi Bagas si jenius tukang ejek, Teguh si biang onar, dan Nindi yang perfeksionis.

Sesekali Wulan mencoba membangun atmosfer seru, tapi apa mau dikata, selepas seleksi perwakilan olimpiade sains yang dibuka oleh sekolah, hubungan kelimanya menjadi semakin runyam.

Selain masalah hati Wulan yang kerap bersinggungan dengan sikap ketus Bagas. Teguh yang dulunya bersahabat baik dengan Lintang pun kembali mengungkit-ungkit masalah SMP mereka. Lintang yang seharusnya menjaga wibawa sebagai ketua kelas tiba-tiba saja terjerumus ke dalam perkelahian di ruang laboratorium.

Di tengah persiapan olimpiade, Wulan bukan lagi tidak percaya diri karena bersanding dengan Bagas yang kerap menindasnya dengan kata-kata, tapi juga dengan ayah yang selalu meragukan dirinya dan meninggikan Lintang.

Apakah Wulan sanggup menjalani kehidupan SMA-nya atau jangan-jangan ia akan menyianyakan kesempatan yang diberikan Lintang kepadanya?

 

“Semua yang hilang, bisa kembali kalau kamu nggak menyerah. Kalau berusaha keras, impian sebesar apa pun masih mungkin diraih.”Starlight, hlm. 152

 
 

Membaca “Starlight” rasanya seperti kembali menyusupi koridor-koridor sempit yang dipadati siswa SMA. Tiap pagi kembali duduk berdua-berdua. Diabsen satu per satu oleh wali kelas. Pun pulang saat senja lantaran harus berdiskusi dalam kelompok belajar. Rindu rasanya. Tidak seperti kehidupan mahasiswa. Semuanya bersikap apatis, kadang hanya menaruh simpati semata, tidak bisa bercengkerama dan kepalang akrab dalam memecahkan masalah.

Dari segi tema, “Starlight”  terasa berbeda. Berbeda dengan hawa sebuah teenlit yang dulu malah saya baca saat SMA. Dulu seri buku berlini teenlit rata-rata bercerita tentang geng di sekolah, siswi perempuan yang berduyun-duyun menjadi yang paling populer dan naksir kakak angkatan.

“Starlight” adalah novel yang santun dan merakyat. Di tengah tren Metropop yang menjamur, tentunya “Starlight” menjadi sebuah oase baru yang tetap teguh dan mendidik. Bukan mengikuti zaman yang bergaya ke-barat-baratan, justru kembali meluruskan citra SMA khas Indonesia yang kental dengan hawa persahabatan dan kekeluargaan.

Kendati ada sedikit persinggungan roman di antara karakter Wulan dan Bagas, yang muncul sebagai saingan, tapi tema besar yang diangkat Dya Ragil pada “Starlight” bukanlah ide yang ‘ikut-ikutan’. Tidak mengikut zaman yang serba praktis, modern, dan individualis, alih-alih mempertahankan kesederahaan tiap tokohnya dan solidaritas yang dijunjung tinggi.

Cerita “Starlight” yang ditulis Dya Ragil berpusat pada tokoh Wulan, yang mana ia berada di posisi untuk melakukan ‘sesuatu’ demi menyatukan kelompok belajarnya. Tapi, seperti yang disinggung dalam sinopsis, jelas itu bukan perkara mudah. Bukan hanya terbentur oleh ego masing-masing anggota kelompoknya, tapi ada juga dendam masalah lalu yang menjadi bumbu konfliknya.

Dari sebuah cerita yang begitu sederhana, khas murid SMA dan kerap kali dialami oleh siapapun, “Starlight” mengajarkan pembaca untuk senantiasa mengenal kata ‘toleransi’ lantaran tiap individu pastinya punya kelemahan dan kehebatan tersendiri dengan begitu mereka perlu saling mengalah. Dan juga perihal memaafkan orang lain. Masa-masa SMA jelas harus mengalami dua hal itu. Friksi antar teman dan anggota kelompok lantaran kesempatan kedua untuk saling memaafkan akan sulit terulang apabila terjadi di masa yang berbeda. Tidak seperti di dunia kerja, walau kerja kelompok kerap kali terjadi, tapi kata maaf tidak akan semudah terucap seperti ketika seseorang berada di bangku SMA.

Terlepas dari tema cerita yang diangkat, gaya menulis Dya Ragil kentara bukan tulisan seorang siswa SMA. Penuturan kata per katanya sangat rapi, tenang, dan memang tidak padan jika disisipkan untuk cerita SMA, yang kerapnya meledak-ledak dan beranimo, tapi sebagai sudut pandang orang ketiga yang serba-tahu, Dya Ragil punya gaya menulis yang dewasa dan seakan-akan dapat menarik amanat tersendiri dari konflik para tokohnya.

Seperti judulnya “Starlight”, Dya Ragil kerap menyisipkan banyak informasi mengenai perbintangan, khususnya rasi-rasi bintang yang dianalogikan dengan kegiatan sehari-hari. Tapi, lantaran banyak analogi, bukan berarti “Starlight” adalah novel berat yang sulit dimengerti, diksi yang digunakan Dya Ragil adalah diksi yang sederahana, mudah disimak, dan minim bahasa gaul. Berbeda dengan tipikal tulisan pada lini teenlit yang dulu kerap saya baca. Untuk menekankan kesan remaja, penulis serta-merta menyelipkan singkatan-singkatan bahasa gaul yang lagi tren. Untuk “Starlight”, Dya Ragil punya pertimbangan tersendiri untuk menjaga plotnya tetap ‘gaul’ tapi juga tidak kehilangan maknanya yang santun.

Secara alur, penggarapan “Starlight” yang dilakukan oleh Dya Ragil terasa matang. Didominasi oleh alur maju, tapi narasinya secara tidak langsung ikut membawa pembaca menuju masa lalu dan menelusuri permasalahan tiap anggota kelompok 6. Dari tipe penulisan alur yang mulus, Dya Ragil kentara adalah penulis yang mumpuni, tidak seperti buku dengan tema remaja pada umumnya yang kerapnya memisahkan alur di masa sekarang dan masa lalu dengan jeda mode italic, yang menurut saya amat mengganggu.

“Starlight” punya alur yang mengundang misteri. Di depan alurnya yang mengusung permasalahan tentang ketidakcocokan para anggota kelompok 6 adalah sebuah tipuan, lantaran alur tersebut lama-kelamaan berakar ke mana-mana. Lewat sudut pandang Wulan, konflik kelompok belajar adalah sebuah konflik sahabat, tapi lewat galur ‘seleksi olimpiade’ ada masalah lain yang menyangkut kepercayaan diri Wulan dan masalah keluarganya yang rumit bersama sang ayah. Belum lagi masalah dengan Bagas yang kerap membuat jantungnya berkebit-kebit. Berbeda dengan sudut pandang Lintang yang punya masa lalu yang kelam dan permusuhannya dengan Teguh. Lewat buku setebal 259 halaman, Dya Ragil sukses membuat pembaca terus-menerus merasa waswas dengan bagian penyelesaian yang akan dituturkan nantinya.

Walau punya keunikan dari segi alur dan konflik yang rumit, “Starlight” mengusung penokohan yang klise. Seperti halnya novel remaja lain, tokoh-tokohnya dijelaskan dengan kontras. Menggunakan teknik dramatis yang mudah dibayangkan, tidak rumit, dan juga pemilihan nama-nama yang sangat umum sehingga mudah diingat oleh pembaca.

Dari lima tokoh utama yang menjadi anggota kelompok 6, kesukaan saya jatuh pada tokoh Lintang. Dari empat lainnya, saya rasa, Lintang punya penokohan yang majemuk dan menjebak. Di depan semua murid dan guru, Lintang sebagai ketua kelas adalah sosok yang karismatik, penuh wibawa, dan tegas, akan tetapi, jika berhadapan dengan Wulan, Lintang punya sikap yang kontradiktif dan menjadi lembut. Bisa dibilang Lintang adalah sosok yang paling mendekat rill dalam bayangan saya, sosok yang dapat diandalkan tapi tidak menyombongkan diri dan selalu ada untuk orang lain.

Untuk mengimbangi konflik yang rumit, setting tempat yang diangkat Dya Ragil sangatlah sempit. Berkutat di antara sekolah dan loteng tempat ayah, Lintang, dan Wulan menghabiskan malam bersama; melihat bintang di langit. Namun, lewat dua tempat tersebut, sekolah yang dijelaskan Dya Ragil bukanlah perihal yang menyangkut spasial. Semua orang jelas sudah tahu seperti apa ruang kelas dan koridor sebuah SMA. Oleh karena itu, dalam “Starlight”, Dya Ragil lebih menjelaskan sekolah lewat kultur, kebersamaan, dan tradisi-tradisi sepele tapi sangat manis dan hanya bisa dirasakan di masa-masa kebersamaan SMA saja.

Secara keseluruhan “Starlight” adalah novel yang mampu membuat saya bernostalgia. Jika SMA kini telah mengalami pergeseran makna dan budaya, “Starlight” seolah dapat mewujudkan kembali sebuah suasana dan kultur SMA yang selalu terasa hangat dan bersahaja.

 

blogtour2

 
 

Selanjutnya, bagi yang masih penasaran dengan “Starlight” karya Dya Ragil, dan mau banget baca bukunya. Yuk, ikutan giveaway-nya. Syarat dan ketentuannya sangat mudah:
  1. Event ini hanya untuk teman-teman yang berdomisili di Indonesia.
  2. Follow twitter @dyaragil dan @frostbitiggy
  3. Share link giveaway ini di timeline Twitter dengan hashtag #Starlight. Lalu, mention @dyaragil  dan @frostbitiggy
  4. Dan jawab pertanyaan ini di kolom komentar dengan menuliskan nama, email, dan akun twitter:

Siapa guru favorit kamu di sekolah? Dan coba ceritakan sedikit kenapa guru itu begitu membekas di hati kamu?

  1. Event giveaway ini hanya berlangsung selama seminggu, yaitu: 2 Mei 2016-8 Mei 2016.
  2. Satu orang yang beruntung bakal mendapatkan novel “Starlight” karya Dya Ragil.
  3. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 9 Mei 2016.

Semoga beruntung :)

 
 

UPDATE

 

Sebelumnya saya ingin berterima kasih dulu kepada Kak Dya Ragil dan Kak Utha (Tri Saputra) untuk kesempatannya bekerjasama menyelenggarakan giveaway ini. Juga untuk teman-teman pembaca sekalian yang sudah berpartisipasi.

Well, sekarang saatnya mengumumkan pemenang giveaway #Starlight. Dan yang berhak memenangkan novel terbaru karya Dya Ragil adalah:

 

Hapudin
@adindilla

 

Selamat kepada pemenang yang beruntung.  Saya tunggu data lengkapnya berupa nama, alamat lengkap, dan nomor ponsel via email ke azuracaelestis@outlook.com dengan subyek: Pemenang Giveaway #Starlight. Untuk teman-teman yang lain, jangan kecewa dan berkecil hati, mari coba peruntunganmu di blogtour selanjutnya.

41 thoughts on “[Blogtour & Review] Starlight – Dya Ragil

  1. Kurnia Dwi Pertiwi
    kurniadwipertiwi1@gmail.com
    @KDP264

    Pak arif, ketua kejuruan teknik komputer jaringan.
    Waktu masuk SMK untuk pertama kali, yaa.. ketemu pak arif. Entah kenapa langsung suka sama karakternya. Beliau terkenal disiplin banget, terbukti TKJ salah satu kejuruan yang lumayan bagus. Tentu atas tangan dingin beliau. Kalau ketemu pak arif, entah di toilet atau di kantin sekalipun kalau pakaian kita nggak rapih, Kita langsung dapet hukuman di tempat itu juga. Itu berlaku untuk anak TKJ aja. Kejuruan yang lain yaa.. itu sih urusan kajurnya. Keras? Kadang kita memang perlu di keras in demi kebaikan juga, kan?
    Jadi, semua guru TKJ wajib menghukum siapa saja (anak TKJ) jika tidak rapih, dasi pun harus memakai dengan benar. Tau sendiri kan anak sekolah kalau pake dasi, ada yang panjang banget, ada yang pendek banget. Nah, kita ini harus pas. Sesuai ketentuan pake dasi 😀 pernah guru TKJ bilang gini, “gimana kalau kerja kantoran, kalau pake dasi aja nggak benar.” Dan saya membenarkan. Karena untuk melamar pekerjaan pun kita di tuntut untuk rapih.
    Pak arif ini, kalau ngomong lembut tapi nyelekit. Kaya di cubit gitu. Tapi ada benarnya juga kalau beliau ngomong. Terus dia kalau ngomong berasa main tebak2an kita di suruh logikanya jalan. Suka banget guru yang kaya gini. Kalau bikin bercanda juga bukan candaan konyol, tapi candaan berkualitas tapi lucu. Kita bisa ketawa? Aneh, kan.
    Tapi sayang, belum sempet di ajar sama beliau, beliau sudah terlanjur keluar dari sekolah. Sedih sih.. tapi aku yakin beliau akan sukses di tempat yang di dijalaninya sekarang.

  2. Nama: Diah P
    Twitter: @She_Spica
    Email: pujiawati747@gmail.com

    Siapa guru yg paling kau sukai dan membekas dihatimu?
    Pak Ahmad Gunawan guru sejarah yang tiap kali menceritakan sejarah Indonesia dengan begitu menjiwai sampai terkadang menusuk ke dalam hati. Sejarah Indonesia beliau bawakan dengan tutur kata yg membuat saya seolah dibawa melewati lorong waktu dan berada d tempat kejadian perkara. Sejarah Indonesia yg paling saya sukai dari cara beliau mengisahkan adalah tentang G30SPKI atau Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia yang mana banyak sekali pembantaian terjadi smpai2 hati saya empati dan miriiiiiiss sekali ketika beliau menceritakan kisah tersebut.
    Berkat itulah saya penasarn setengah mati sampai2 saya langsung mengunjungi tempat kejadian perkara tersebut yg kini sudah dimuseumkan yakni Museum Lubang Buaya saksi pembantaian yg dilakukan oleh PKI. terima kasih.

  3. nama : rachmah wahyu
    twitter : @rachmah_wahyu
    link share : https://twitter.com/rachmah_wahyu/status/727021034356936704
    domisili :Surabaya
    Jawaban :
    Guru yang paling saya senangi saat SMA namanya Pak Zaini, beliau ada guru fisika. Saya sangat-sangat benci pelajaran fisika! Sungguh sangat tidak suka! Menurut saya fisika itu pelajaran yang tidak penting dan saya juga tidak pernah berminat menjadi fisikawan. Orang-orang fisika itu kurang kerjaan, sukanya mendorong meja, menggelindingkan bola, dan menghitung gayanya.
    Tapi Pak Zaini berhasil mengubah main set saya. Beliau menceritakan sisi lain dari ilmu fisika yang membuat saya tertarik dengan ilmu tersebut. Yang pertama tentang gelombang, yaitu gelombang cinta. Pak Zaini berkata saat kita menyukai seorang teman di kelas dan terus memandangnya lama-lama dia pasti akan menoleh pada kita. Katanya sih itu karena adanya pancaran gelombang dari otak kita yang dikirimkan padanya. (so sweet ya). Lalu beliau bercerita tenang santet, menurut beliau santet adalah ilmu fisika masa depan! Prinsipnya sama dengan mengirim SMS. Bedanya nih kalau SMS itu yang dikirim adalah tulisan, kalau santet yang dikirim adalah paku (wahaha). Lalu tentang Asbabul Kahfi para pemuda yang diceritakan tertidur di dalam gua dalam Al Quran dan Bibble selama 300 tahun lebih. Menurut Pak Zaini hal ini dapat dijelaskan melalui teori dilatasi waktu. Pak Zaini selalu mengajar dengan cara yang menarik dan dengan berbagai analogi. Misalnya ada dua orang guru saya sebut saja guru A dan guru. Guru A sangat kurus sedangkan guru B sangat gemuk. Jika kedua guru tersebut dilemparkan dari atap gedung sekolah secara bersamaan siapakah yang akan mencapai tanah lebih dulu? Jawabannya adalah sama karena massa tidak mempengaruhi accelerasi (contoh yang sedikit brutal).
    Intinya beliau adalah guru hebat yang dapat membuat murid-muridnya menyukai fisika termasuk saya.
    Review kakak benar-benar hebat dan membuat saya sangat menasaran membaca novel ini. Gimana sih Kak caranya bikin review sekeren itu? Oh iya! tanggal 11 nanti saya ulang tahun loh Kak! siapa tahu nih bisa jadi kado *merayu*.
    wish me luck….

  4. Gita Nurladikasari | @oneonlygzb | mrsbabe97@gmail.com

    Jawaban : Bu Dian, guru matematika
    Beliau sosok yang lemah lembut, mengerti murid-nya itu seperti apa dan bagaimana cara menghadapinya. Saat guru-guru lain menerapkan sistem galak biar di hormati. Justru Bu Dian melakukannya dengan cara berbeda. Beliau tidak pernah marah-marah atau pasang wajah galak. Tapi kita menghormatinya, menghargainya dan tidak pernah melawan.
    Beliau juga tak hanya sebagai poengajar untuk kami (khususnya kelas kami). Tapi, saat kami tidak semangat, saat kami terkena mental breakdown. Beliau justru penyemangat kami, yang memotivasi kami. Bahkan kita pernah nangis bareng-bareng sambil curhat biar kami lega biar kami tenang jadi bisa kembali menerima pelajaran.
    Jadi sosok Bu Dian itu tak hanya guru bagi kami, tapi juga teman curhat, teman nongkrong bareng, hehhe, karena masih muda jadi masih doyan jalan bareng kami.

  5. Hana Fathimah
    @hanafathimah
    sanranhana@gmail[dot]com

    Indeed, meskipun guru itu peran yang mulia, ada guru-guru yang cuma lewat di hati dan ada yang benar-benar membekas di hati. Bagiku, guru yang paling membekas di hati itu Pak Andi. Guru pendatang baru mapel seni rupa waktu SMA. Jadi waktu itu Bu Guru seni rupa yang sebelumnya cuti hamil, dan Pak Andi ini datang sebagai pengganti.

    Sebelum ini pelajaran seni rupa ya isinya cuma duduk di kelas, menggambar sesuatu yang sudah ditentukan sama Bu Guru pake pensil atau cat air. Sendiri-sendiri. Kalau nggak selesai, diselesaikan di rumah. Monoton sih, tapi kami waktu itu nggak protes. Lagian siapa yang mau repot-repot buat mapel “nggak penting”?

    Tapi semenjak Pak Andi datang, OMG, seni rupa jadi berubah 360 derajat. Pak Andi tuh rempong banget, kami disuruh melukis tembikar, menghias tembikar pakai benda-benda di alam (kemana nyari tembikar??), terus proyek paling berat adalah waktu disuruh kerja kelompok melukis kaligrafi kaca (toko kaca di sekitar sekolah tiba-tiba dipenuhi anak SMA kami).

    Yang tadinya kami cuma tahu nggambar pake pensil sama cat air, tiba-tiba dipaksa pake cat minyak sampe cat kayu, bahkan pake bahan-bahan yang gak terpikir sebelumnya macam kulit salak, kulit telor, sampe pasir pantai. Pelajaran yang tadinya cuma di dalam ruangan yang sumpek, tiba-tiba pindah ke lapangan, outdoor, ditemani semilir angin, dari siang terik sampe sore. Tiba-tiba kami harus kerja team. Tiba-tiba pelajaran seni rupa jadi terasa seperti piknik. Tiba-tiba kami jadi lebih sering tertawa.. Tiba-tiba kami jadi menanti-nanti ide gila apalagi yang bakal dicetuskan sama Pak Andi.. tiba-tiba kami jadi suka sama guru nyentrik itu..

    Mungkin Pak Andi nggak ada maksud macam-macam dengan cara mengajarnya yang “nyusahin” itu. Tapi kami jadi belajar untuk think out of the box, keluar dari zona nyaman tapi monoton. We love him.

    Suatu saat aku bakal nulis tentang dia.

  6. Nama: Anggi Santri Utami
    Email: anggisantri15@gmail.com
    Twitter: @asntrutm

    Jawaban:

    Maaf kalo sedikit panjang ya, karna guru favorit ku ada 2 :p
    1. Agung Khar, Guru Bahasa Indonesia terbaik dan termuda yang pernah aku temui. Selain guru, pak Agung juga merangkap komika (Stand up comedy) ga heran kalo dia selalu punya cara asik untuk belajar. 🙂 Kenangan paling membekas, saat taruhan cokelat, jadi kami (termasuk pak Agung) akan mengisi soal soal yang pak Agung pun belum tau jawabannya, yang nilainya paling besar dia akan dapat cokelat! aku menang beberapa kali :p Dan main werewolf didalam kelas bareng pak Agung, saat anak kelas 3 yang lain sibuk belajar buat UN kita masih sempatkan waktu untuk bermain. Kata pak Agung, biar ga setres. :’)

    2. Mr. Muaddin Mubarok alias Muba alias Mister alias M3. ga masuk guru favorit tapi termasuk guru paling membekas diingatan. Untuk yang muslim, kalo dia ngajar jangan coba coba ngobrol karna bakal disuruh solat atau istigfar di depan kelas! Atau, disuruh lari keliling lapangan sambil bawa tas. Tas nya ga masalah, tapi kalo tas isi laptop? ya Ampun. Apapun harus izin, minum izin, pinjam tip-x izin, ambil pulpen jatuh izin. Ya, mungkin peraturan dia inilah yang bisa buat dia dapat nominasi guru paling disiplin di Hari Guru tahun lalu.

    Sebenarnya masih banyak, tapi itu saja dulu. Lain waktu aku cerita lagi.

    With love, Anggi.

  7. Umi Marfa
    umi.marfa@gmail.com
    twitter : @umimarfa

    Pak Wariyo, guru kelas 5 dan 6 SD saya, guru yang sangat unik dalam mengajar, menggunakan metode hafalan dan permainan dalam matematika, nggak pernah ngejudge anak bandel, justru malah suruh nginep rumahnya dan les privat, gratis, kita tryout dikasih makanan, gratis juga. Guru yang hebat menurut saya, nggak diskriminasi kaya kebanyakan guru lebih suka ngajar anak pinter, bahkan anak yang akademiknya kurang bagus tetap disuruh ikut lomba walau tau hasilnya nggak juara, top banget, apalagi guru SD itu biasanya selalu merangkap semua mapel, pak Wariyo juga, ada IPA IPS MTK Keterampilan, semuanya kecuali Olahraga, Agama, Komputer dan Bahasa Inggris.

  8. Nama: Arien Prakasari
    Twitter: @Arrinn_Kka
    Email: arinprakasari@yahoo.co.id

    Bu Nur Khasanah, beliau mengajar olah raga. Kenapa jadi guru favorit? Karena meskipin beliau sudah berumur tapi semanganya itu lohh bisa buat aku yang males jadi ikut semangat. Belum lagi kalo nyangkut masalah kebersihan Bu Nur orang nomer satu, beliau selalu mengharuskan setiap kelas menabung bukan uang ya tapi sampah plastik yang bisa di daur ulang, juga beliau mengharuskan setiap siswa menyirami taman kelas secara terjadwal, kalo gak pasti langsung kena hukum *pengalaman :D* dan itu lah yang membuat beliau membekas di hati ini *eaa*

  9. Nama: Angelina Arum Wulandari
    Email: angelina_arum@yahoo.com
    Twitter: @angeliaaw249

    Jadi aku ini masih SMP ((ya terus kenapa? cuma ngasih tau aja ehehehe)) minggu depan aku UN ((ngasih tau lagi)) Selama masa sekolahku yang baru 9 tahun (- playgroup dan TK) ini, guru favoritku adalah guru kelas 9 ku ini. Wali kelasku. Beliau gak kayak guru-guru kebanyakan. Beliau ngerti banget muridnya meskipun dengan segala perbedaan antara kita dan beliau, mau dengerin curhatan kita yang absurd, ngasih cerita inspiratif dari kehidupannya sendiri, mau meluangkan waktu buat murid-muridnya yang males kebangetan ini, dan pastinya beliau gaul. Beliau juga gak segan-segan untuk ngasih ‘segalanya’ buat murid-muridnya. Waktu, tenaga, cerita kehidupan beliau yang ‘gak banget’ menurut beliau. Aku pribadi merasa berbeda semenjak diajar oleh beliau. Aku jadi lebih bisa menghargai segalanya, memahami kalau gak ada yang instan di hidup ini, mengerti bahwa kegagalan adalah langkah untuk menggapai kesuksesan, menerima segalanya dengan lapang dada dan kepala dingin, dan masih banyak lagi. Aku sangat berterima kasih kepada Pak Dikman yang sudah berhasil mengubah Lina yang kayak ulat ini menjadi seekor kupu-kupu.

  10. Nama: Fetreiscia Frida
    Email: fetreisciafrida@gmail.com
    Twitter: @fetreisciafrida

    Langsung terpikirkan olehku satu guru yang sangat favorit, bahkan idola banget! Yaitu guru agama ku ketika SMP, namaya Pak Jerry. Bermula dari eskul voli semua cerita ini dimulai. Guru ini yang memotivasi saya untuk tetap kuat di sekolah. Karena waktu SMP itu saya memiliki pertemanan yang kurang baik dengan teman2. Tapi karena guru ini saya merasakan bahwa saya itu spesial. Ada orang yang menghargai diri saya dan mendukung saya. Waktu saya kesulitan menghadapi teman2 yang menjahati saya, guru ini yang membantu saya tetap semangat. Memberikan nasihat2 yang membantu. Lalu guru ini juga yang membuat saya merasa bahwa keberadaan saya itu dihargai, dirasakan dan dinanti. Saya dulu juga jadi sempat suka pada dunia menulis karena guru ini. Dekat dengan nya membawa aura positif buat saya. Dan pertama kalinya juga mendapatkan pujian karena hasil tulisan saya ya dari guru ini. Pokoknya guru ini idola saya banget! Beliau juga mudah membaur dengan murid2 lainnya, sehingga tak heran pasti banyak murid lainnya yang juga mengidolakan Pak Jerry.

  11. Nama: Khoirun nisa’
    Email: khoirvnisa@gmail.com
    Twitter: @khoirvnisa

    Sudah dua tahun yang lalu lulus MAN (iya saya anak MAN yang harusnya sih alim dan kalem wkwk) dan guru yang paling saya ingat adalah bu Yunis. Beliau adalah guru fikih di kelas saya. Saya dulu masuk kelas aksel yang dimana sekelas cuma ada 11 orang yang kalo dipikir-pikir sekarang ANSOS abis sama orang luar wkwk. Tapi jangan bayangin kita bersebelas itu orang-orangnya pendiem dan cuma hobi belajar. Enggak, sa-ma-se-ka-li. Jadi karena kita adalah kelas percepatan dan siswanya cuma sebelas orang, Si Bu Yunis ini kek khawatiran banget sama kita.Tiap di kelas beliau selalu ngasih wejangan-wejangan yang serius deh, sebenarnya kita udah cukup gede buat jaga diri dari semua hal-hal negatif yang jadi bahan kekhawatiran beliau. Beliau sayang banget sama kelas kita apalagi pas mau lulus dulu, saya bahkan masih ingat beberapa nasihat yang diulang-ulang terus sama Bu Yunis saking khawatirnya beliau sama kita bocah-bocah cilik yang ‘dipaksa’ harus segera terbang ke bangku perkuliahan. Yang paling diingat ya itu, ekspresi takut bu yunis yang ngasih wejangan dan khawatir banget kalo kita terjerumus ke hal-hal negatif. Bu, kita udah gede. Heheheh

  12. Nama : Mega Widyawati
    Email : widya.mega354@gmail.com
    Akun twitter : @widy4_w

    Seumur-umur semenjak sekolah, aku baru menemukan satu guru yang garangnya minta ditabok kalo aku berani–kenyataannya enggak berani aku–Kisahnya berawal ketika aku masih SMP, tepatnya kelas 8.
    Dia wanita berumur yang berkepribadian keras. Karena dilarang sebut merk–aku memberi inisial Mrs.X buat guruku. Banyak banget rintangan dari Mrs.X yang diultimatumkan padaku dan teman2 sekelasku, mulai dark:
    -Kalo enggak ngerjain PR, duh, rasakan nginclongin toilet mushola.
    -Ketika Ulangan Harian, eh ternyata nilainya kirang KKM alias remidy, pasti akan ada tugas tambahan yang jumlahnya bejibun sekali.
    -Dan yang paling utama itu, Mrs.X pelit nilai sama murid2nya. Buktinya aku pernah dapat nilai diatas rata2 tapi rapot senesteranku kok gak pas banget sama perhitunganku. huh sebel!
    -Mrs. X terlalu serius terus, sama sekali gaj ada waktu luang buat bercanda kalo pas nerangin,aku kan jadi gagal fokus,ngantuk terus.

    Yap mungkin segitu saja pengalaman guru galakku waktu masih SMP dulu. Walaupun aku tahu, alasan Mrs.X melakukan itu semua karena dia berkeinginan untuk mendisiplinkan murid didiknya. But, thanks a lot Mrs. X, walaupun dia keras didikannya, sebenarnya kan niatnya baik.

  13. Rini Cipta Rahayu
    @rinicipta
    rinspiration95@gmail.com

    Salah satu guru yang paling berkesan bagiku adalah Bu Rina *namanya mirip loh* hahaa.. Beliau adalah guru Fisika ku di SMA. Beliau mengajar selama aku duduk di kelas X. Bu Rina jadi guru terfavorit karena beliau adalah sosok yang friendly. Yaah, mungkin karena guru muda dan fresh graduate, jadi auranya masih segar. Jarak umur kami juga mungkin tidak terpaut jauh, jadi beliau sangat mengerti bagaimana jadi murid apalagi ketika menghadapi pelajaran Fisika. Setiap pertemuan, beliau selalu memberikan cara mengajar yang menyenangkan. Suasana kelas jadi hidup dan nggak membosankan. Beliau selalu memberikan contoh soal bervariatif dan melatih kami hingga benar-benar paham. Enaknya lagi, pas ulangan harian soalnya nggak jauh-jauh dari yang kami pelajari sehari-hari. Yang paling benci Fisika dan hitungan pun bisa dapat nilai sempurna.
    Selain itu, beliau juga jadi pembimbing ekstra kulikuler Karya Ilmiah di sekolahku. Beliau sangat cerdas dan mampu memberikan arahan dengan baik. Kebetulan pernah beberapa kali membimbing kelompokku dan mendampingi kami dalam berbagai perlombaan. Beberapa kali juga memperoleh juara pertama, pokoknya nggak pernah pulang tanpa gelar deh! Ekstra kulikuler KIR jaman itu jadi salah satu yang terkenal dan jadi peminatan terfavorit di sekolah.
    Melalui postingan ini, aku sekalian mau ngucapin terima kasih banget sama Bu Rina. Beliau mengubah pandangan kami selama ini, bahwa Fisika itu tidak susah, beliau juga mengajarkan dasar-dasar penelitian sehingga aku kecanduan dengan hal ini. Sayangnya beberapa tahun setelah lulus, beliau dipindahkan ke sekolah lain. SMA ku kehilangan salah satu guru terbaiknya. Tapi semoga saja, dimanapun beliau mengajar, harapannya beliau tetap berdedikasi untuk memajukan kecerdasan generasi muda Indonesia melalui pendidikan.

  14. Nama : Humaira
    Email : humairabalfas5@gmail.com
    Akun Twitter : @RaaChoco

    Siapa guru favorit kamu di sekolah? Dan coba ceritakan sedikit kenapa guru itu begitu membekas di hati kamu?

    Bu Winny, guru bimbingan konseling yang ramah dan baik hati. Tempat curhat dan berbagi masalah sekolah. Masa SMA itu, masa lagi labil-labilnya. Jadi, salah sedikit saja bisa bahaya. Pernah suatu hari kelasku memiliki masalah dengan guru matematika. Mungkin guruku, semua teman sekelasku juga aku sudah kadung lelah dengan pelajaran seharian, ditambah pelajaran matematika di jam terakhir, itu sama saja mimpi buruk. Aku sekolah dari pagi dan baru selesai itu hampir jam 3 sore, betapa lelahnya bukan. Menjelang bubar, tentu saja senang bukan. Dan guru matematika aku marah karena masih menjelaskan materi beberapa kata lagi, tapi ketua kelasku berkata dengan suara yang agak keras “akhirnya selesai juga” dan guruku mendengar. Panas dan lelah malah jadi emosi. Guruku marah, jadi saat pelajaran berikutnya beberapa hari kemudian, beliau mogok mengajar. Aku maju meminta maaf sendirian, karena ketua kelas tidak mau melakukannya (takut). Tapi guru kami hanya mengatakan “hari ini pelajaran saya kosong, kalian bisa ngapain aja” bahasanya sampai formal sekali bukan, itu tandanya beliau benar-benar marah. Kami yang bingung, meminta bantuan ibu Winny sebagai gutu BK. Menasehati kami, memberi saran dan menjadi penengah masalah antara kelasku dan pak guru matematika, hingga akhirnya bisa kembali seperti semula. Ibu Winny juga membantuku dan teman-teman untuk memilih jurusan kuliah yang sesuai minat. Dan masih banyak lagi 🙂 🙂

    Terimakasih banyak ibu 🙂

  15. Nama: Husnul AIni
    Email: aini.physics07@gmail.com
    Twitter: @azadinda

    Guru favorit waktu SMA banyak. Gurunya baik-baik sih. Tapi yang paling jadi favorit sepertinya Pak Daning guru Fisika.
    Pak Daning ini punya karakter unik. Kalau misalkan waktu beliau mengajar, kami kaget gara-gara dengar suara besar dari luar kelas. Pak Daning bilang “syukur masih bisa dengar suara”. Kalau lagi di lab praktik yang bikin serem, misalnya listrik. Pak Daning bilang “resiko terbesar paling mati”. Beliau selalu bersyukur dan mengembalikan semuanya sama Allah. Jadi kami nggak akan punya alasan untuk mengeluh. Beliau juga perhatian banget sama setiap muridnya. Kalau ada yang keliatan sedikit “aneh” pasti ditanyain, ada masalah apa, karena beliau mau bantu. Beliau juga friendly banget. Nggak segan-segan gabung waktu kami lagi kumpul. Pernah juga beliau traktir kami di kantin sewaktu diem di sekolah sampe sore karena tahu kami lapar tapi uang nggak punya. Alasannya ngasi uang sih karena udah janji sama bendahara karena udah bantu urusan penjualan buku. Tapi kami tahu, kalau sebenarnya beliau nggak tega lihat kami kelaparan, hahaha. Semoga beliau tetap sehat dan bisa terus mengajar. Terima kasih pak 🙂

  16. Nama: Kiki Suarni
    Email: kikisuarni616@yahoo.com
    Twitter: @Kimol12

    Guru yang paling berkesan di sekolah, yah waktu aku SMP, guru Biologi, namanya Buk DN=Delima Naibaho (Orang Batak lae! Horas!).

    Nah kenapa berkesan? I will tell you why!

    1. Buk DN adalah guru Biologi yang membuatku jatuh cinta pada Biologi. Aku selalu suka sama caranya mengajar dan aku selalu dapat nilai tinggi sama beliau.

    2. Buk DN itu termasuk guru yang keras (kejam/killer) itulah kata-kata para senior-senior dan semua temen-temenku. Bahkan junior yang selalu was-was kalau-kalau suatu saat diajar oleh beliau.

    3. Cubitannya maknyoosss…hahaha…(hukuman kalo kagak siap PR, kagak hapal materi, dan gagal jawab pertanyaan pelajaran minggu lalu) Tapi entah kenapa aku tetep suka sama beliau, menurutku cubitan maknyosnya itu jadi cambuk motivasi buat belajar lebih.

    4. Dikalangan para murid baik yang sudah alumi, senior dan merembet junior Buk DN dijuluki Dewi Neraka (hahah…kenangan abadi tuh) karna terkenal dengan killernya. Terutama buat murid yang malas belajar dan membenci Biologi, julukan itu selalu digaungkan kalo ketemu beliau kapan pun, dimana pun.

    Tapi terlepas dari itu semua, Bu DN adalah guru yang berdedikasi tinggi. Segala tinggat ke killernyannya itu buatku adalah caranya untuk memompa ilmu kepada muridnya. Buk DN juga manusia biasa yang pasti punya kekurangan dan tak lepas dari kesalahan. Buk DN adalah pahlawan tanpa jasa. Buk, mardabu lope….(i lope yu).

    Terima kasih.

  17. Heni Susanti | @hensus91 | henis_minozz@yahoo.com

    Guru favorit di sekolah jaman aku SMA ada namanya Bapak Dandang Ahmad Dahlan. Beliau adalah guru Bahasa Indonesia eksentrik yang tidak pernah terpaku pada buku saat mengajar. Sering sekali beliau hanya 10 menit membahas pelajaran dan sisa waktunya justru kami diberi pelajaran kehidupan. Beliau selalu menceritakan pengalaman-pengalaman hidup yang lucu tapi juga membuat kami berpikir bagaimana kehidupan itu sebenarnya. Mulai dari perjuangannya untuk bisa sekolah, pengalaman hidup di pesantren yang membuatnya dijuluki Santri Tengik karena sikapnya yang eksentrik selama di pesantren. Paling banyak beliau memang bercerita tentang kehidupannya di pesantren dan menyelipkan pelajaran kehidupkan maupun agama di sana. Ada satu kejadian paling lucu yang pasti diingat semua orang yang seangkatan denganku, yaitu waktu Pak Dandang menjadi pembina upacara dan saat tiba waktunya memberikan amanat beliau mengucapkan “Assalammualikum wr.wb.” setelah seluruh peserta menjawab beliau langsung bilang “Wassalammualaikum wr.wb.” dan amanat pun selesai. Ini juga yang membuat beliau menjadi favoritku, beliau paham sekali kalaupun memberikan amanat panjang lebar pasti jarang sekali ada peserta yang memperhatikan. Saat masuk kelas dan kami bertanya kenapa alasannya beliau menjawab, “Panas-panas gini apa kalian mau lama-lama di lapangan? Saya saja malas.” Serentak seisi kelas tertawa. Kabarnya karena itu beliau ditegur Kepala Sekolah tapi berhubung Pak Dandang amat sangat cuek ya gitu deh….ora urus katanya. 😀

    Selain guru beliau juga seorang penulis lho. Aku dapat satu buku beliau berjudul “Sabuk Kiai” yang menceritakan kehidupan beliau di pesantren.

    Beliau adalah guru paling keren yang pernah aku punya dengan semua sikap dan perhatian tak kentara. Berkat beliau nama ‘Heni’ hak eksis jaman SMA dan semua orang dari kakak kelas sampai adik kelas mengenalku dengan nama ‘Menying’. Kata beliau sih artinya gadis kecil yang manis. Hehe
    Hadeeehh, jadi kangen Pak Dandang 🙂

    Semoga beliau selalu dalam kesehatan dan kebahagiaan. Aamiiin.

  18. Nama : Fitriani Dewi
    Email : fitrianidewi914@yahoo.com
    Twitter : @fitrianidewi914

    Pertanyaan: Siapa guru favorit kamu di sekolah? Dan coba ceritakan sedikit kenapa guru itu begitu membekas di hati kamu?

    Jawaban: Guru favorit di sekolah saya dulu itu Ibu Iis namanya. Beliau guru geografi saya ketika SMA. Beliau itu seseorang yang sabar banget ngebimbing dan ngedidik siswanya ketika menyampaikan materi, beliau ngga pernah marah ketika ada siswa yg memang belum paham dengan materi yang diajarkan, beliau selalu memberikan motivasi ke siswanya setiap beliau melakukan kegiatan belajar mengajar. Beliau juga ngga pernah membeda-bedakan siswanya ketika di kelas, karna beliau tau setiap siswa memiliki kemampuan yg berbeda-beda dalam memahami materi yang diajarkan.

  19. Arie Pradianita | ariepradianita@gmail.com | @APradianita

    GURU favoritku di sekolah itu guru Matematika, metode yang digunakan santai jadi enggak membuatku takut. Menurut saya pelajaran Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sulit, sehingga ketika guru yang mengajar itu menyenangkan, maka saya akan termotivasi untuk belajar Matematika dengan lebih giat. Lebih dari itu guru yang mengajar matematika itu pembawaannya menyenangkan. Beliau mengajarkan kedisiplinan dan semangat dalam belajar. Cara mengajar yang menyenangkan itu santai, melalui pendekatan ke siswa dan mengurangi marah terhadap siswa. Guru adalah kunci suksesnya pendidikan. Setiap sekolah pasti memiliki guru favorit siswa. Kriteria siswa untuk guru favorit pun bermacam-macam. Ada yang menilai dari cara mengajarnya, kepribadiannya, tampangnya, dan lain-lain. Guru yang baik dapat memacu prestasi siswa untuk lebih baik lagi.

    Guru Matematika favoritku adalah guru yang mampu menyampaikan mata pelajaran dengan cara kreatif. Penyampaian yang menarik membuat siswa mudah menyerap materi yang diberikan. Guru yang menyenangkan itu jelas dalam menjelaskan materi, memahamkan siswanya, enggak cepat marah, kemudian mengajar dengan sabar hingga murid itu paham dengan apa yang diajarkan, tidak membuat tertekan, hingga belajar jadi menyenangkan. Selain memberikan ilmu, guru juga dapat mencerminkan perilaku yang baik. seperti bertanggung jawab dan peduli dengan siswa. Contohnya ketika ada yang belum mengerjakan PR tidak langsung dimarahi, tetapi ditanya kemudian dinasehati akan pentingnya tugas seorang pelajar.

    Aku nggak suka guru yang hobi menyebarkan aib orang di depan siswanya. Apalagi suka marahin siswa di depan teman-temannya. Kesannya nggak sopan. Pengaruh sikap guru terhadap minat belajar siswa juga cukup tinggi. Guru yang baik membuat aku lebih semangat ke sekolah, aktif bertanya, rajin dan memperhatikan pelajarannya. Manfaat memiliki guru favorit adalah bisa memotivasi siswa untuk lebih giat ke sekolah dan belajar. Selain itu sikap guru yang baik bisa menjadi teladan untuk siswa-siswanya.. (^_^)

  20. Eris Andriani
    ayaseyis@gmail.com
    @RizAnNie88

    Guru favorit disekolah banyak, cuma yg paling berkesan itu guru mata pelajaran biologi.
    Cara mengajar beliau itu beda banget, beliau menyiapkan materi bukan dari buku cetak tapi dari rangkuman beliau sendiri dalam bentuk lembaran-lembaran kertas yg begitu rinci. Saat ulangan siswanya benar-benar dituntut untuk membaca dan mengerti setiap detail tulisan yg ada, karena jawaban dari ulangan biasanya itu bisa kata lain yg terdapat di materi itu. Lebih menekan pada sistim karya ilmiah remaja yg menuntut muridnya untuk berpikir kritis, cermat, teliti, dan pandai mengolah kata. Saat presentasi dan sesi tanya jawab sangat menarik, benar-benar membuat ku lebih berpikir lebih luas lagi dan lebih tertantang,,,hehe

    Selain cara mengajarnya yg sukses membuat muridnya lebih rajin untuk membaca dan pandai mengolah kata yg simpel tapi pas, beliau juga disiplin, funny, easy going, dan berkharisma menurut ku.
    Bagi ku guru seperti ini lah yg mampu membuat anak didiknya lebih menyukai membaca dan berpikir kritis..
    Setiap pelajaran biologi selalu membawa kesenangan sendiri bagi ku
    hehe…

  21. Hapudin
    hapudincreative@gmail.com
    @adindilla

    Jawaban: Guru favorit saya namanya Ibu Suharti Juliah. Dia guru bahasa inggris di SMP. Cara dia mengajar bahasa inggris, selalu unik. Kadang kami harus menghafal banyak kosakata lalu menuliskannya kembali dengan batasan waktu yang singkat. Dan itu dilakukan setiap pertemuan sebelum belajar materi selanjutnya. Sering juga dia meminta murid melaksanakan tugas sekolah dalam bentuk presentasi. SMP lho? Jika kami masih gagap, dia tidak pernah marah. Dia memaklumi. Karena menurut dia, murid yang sudah pintar bahasa inggris, harusnya tidak belajar lagi. Justru karena belum bisa, makanya kami belajar.

    Ada hal lain yang dia ajarkan ke saya, pentingnya berbagi rezeki. Saya tidak punya hubungan keluarga apa pun dengan dia. Tapi dia sudah menjadi ibu kedua saya. Dia memutuskan membiayai sekolah SMA saya lantaran dia melihat potensi yang rasanya sayang jika tidak diasah. Saya pernah tanya kenapa dia mau melakukannya-membiayai sekolah muridnya yang bukan siapa-siapa dia? Jawabannya mengejutkan saya, “karena ibu tahu, di dalam harta ibu ada hak-hak orang lain juga. Dan ibu ingin menunaikan itu.” Sejak itulah, saya selalu mengingat pentingnya berbagi rezeki meskipun sedikit.

    Fungsi guru bukan hanya sekedar share knowledge. Tapi lebih dari itu, mendidik muridnya dari segi mental, kepribadian, kebiasaan dan hal lainnya di luar ilmu eksak. Banyak sekali PR untuk guru-guru dalam membentuk karakter muridnya. Saya selalu berdoa semoga diperbanyak sosok-sosok Ibu Suharti ini.

    “Terima kasih, Ibu Suharti, untuk takdir manis yang sudah mempertemukan kita.”

  22. Nama : Miftahur Rizqi
    Email : miftahurrizqi2@gmail.com
    Twitter : @MR_Laros

    Salah satu guru favorit saya adalah guru kearsipan kelas XI Administrasi Perkantoran 2 atau disingkat XI AP 2. Namanya Pak Syaf. Posturnya pendek sedikit gemuk dengan ciri khas brewok yang tebal. Ini guru favorit banget lah. Gimana gak. Pak Syaf gak pernah marah, gak bisa ngerjain soal di depan kelas malah dikasih tau jawabnya, ketauan makan di dalam kelas saat pelajaran malah dikasih kesempatan makan. Ah pokoknya Pak Syaf is the best lah.
    Dan beruntung sekali Pak Syaf jadi wali kelas saya di XI AP 2. Selain gak pernah marah, sabar dan pengertian, Pak Syaf juga dermawan sama murid-muridnya. Ngelihat murid-muridnya kelelahan setelah kerja bakti, semua murid ditraktir es teh di kantin *semoga jadi amal ibadah jenengan ya Pak*
    Pernah suatu ketika saya dan teman sebangku saya ketauan makan saat Pak Syaf ngajar jam ke nol (sebutan untuk jam pelajaran sebelum jam 7 pagi). Di SMK saya jam masuk lebih awal 30 menit dari jam masuk SMK/SMA lain.
    Jam pelajaran pertama dimulai pukul 06.30 dan jam pulang pukul 13.00. Nah karena masuknya lebih pagi sering banget gak sarapan dulu. Tiba-tiba di tengah jam pelajaran saya dan teman sebangku saya, Fiki, kelaperan. Lalu kami membuka bekal makan yang dibawa Fiki dan sedikit sembunyi-sembunyi memakannya.
    Eh gak taunya ketauan sama Pak Syaf. Tapi beliau tidak marah justru mempersilahkan saya dan Fiki menghabiskan makanan itu sambil dengerin pelajaran dia. *oh Pak Syaf. So sweet banget kan punya guru pengertian banget*

  23. Dari sekian banyak guru yang aku suka atau dengan kata lain yang kuharapkan kehadirannya, ada satu yang paling membekas. Sedikit bercerita, aku menganut prinsip ‘cinta jadi benci’ untuk pertanyaan satu ini.

    Ketika SMP, aku mengambil kelas fisika yang artinya akan ada pelajaran fisika olimpiade. Kesan pertamaku sama seperti teman-teman yang lain, sulit. Gurunya terkesan penuh wibawa, kecerdasannya terlihat jelas. Ditambah lagi, ketika pertemuan kedua (setelah perkenalan), guru mapel itu langsung menugaskan banyak soal, belum ada penjelasan. Katanya, dicoba dulu. Serius. Aku kaget bukan main. Tapi aku tidak sendiri, teman-temanku juga merakasan hal yang sama : benci sebenci-bencinya saat itu. Tidak jarang aku mengeluh, menyesal karena masuk jurusan ini. Seakan mengerti apa yang dipikirkan murid barunya, beliau bilang, “dicoba dulu, setelah kalian benar-benar menyerah nanti dibahas. Tapi masa iya udah nyerah di pertemuan kedua?”

    Aku diam, tapi aku juga ingin berontak. Tidak ada satu pun soal yang kumengerti. Pun dengan teman-temanku.Tapi waktu yang diberikan guru itu terlalu banyak jika hanya dihabiskan untuk mengeluh sambil meratapi soal.

    Jadilah kami–aku dan teman sekelas baruku–mulai mencoba sebisanya. Hingga setelah sekian lama, aku berhasil! Iya. Satu soal. Jawabanku sama seperti angka kunci jawaban di bawah soal (memang ada kuncinya, tapi percuma kalau yang dibutuhkan caranya, kan?). Apapun itu, yang jelas aku berhasil! Aku merasa seperti terlahir kembali saat itu. Semangatku mulai membuncah untuk melahap soal lain. Kulihat teman-temanku yang tidak mau kalah dan ikut berlomba-lomba memecahkan deretan soal dari buku tebal olimpiade itu.

    Dimulai dari sana rasa itu tumbuh. Rasa jatuh hati pada fisika. Jatuh sejatuh-jatuhnya. Aku pikir tidak lepas karena guru itu sukses memperkenalkan ‘menariknya fisika’. Memaksa siswanya berpikir dan memainkan logika. Dari logika itu kami dikenalkan konsep. “Karena fisika, bukan tentang kumpulan rumus untuk dihafal. Semua itu turunan, asal mengerti konsep. Penemu tidak menemukan rumus, tapi membuatnya dari konsep mereka, ingat?” begitu kata seseorang yang kemudian menjadi guru favoritku.

    Nama : Alfiani Z F R
    Akun twitter : @falfanyfitri
    Email : alfiani.fitri901@gmail.com

  24. Nama: Wulandari
    Email : wulanchayaank@gmail.com
    Twitter : @wulanchayaank

    Guru favoritku adalah Ibu Purwantini, guru Matematika di SMP.
    pada dasarnya aku sangat lemah di pelajaran satu ini dan malas mengikuti. Adaa saja alasan untuk tidak ikut mapel matematika yg bikin aku pusing.
    Tapi tidak setelah bu Pur mengajar. Sifat beliau yang keibuan , ramah dan kekinian mengubah citra pelajaran matematika menjadi sangat menyenangkan. Aku menjadi sangat menyukai pelajaran ini. Ternyata pola pengajaran yang ringan justru sangat membantu sekali. Kami di kelas juga sangat nyaman di ajar oleh beliau. Hampir tidak pernah lagi aku pergi ke UKS bilang sakit padahal malas hheee…

  25. nama : Eny
    twitter : @Enythxz
    email : enytok03@gmail.com
    link share :
    https://mobile.twitter.com/Enythxz/status/728395330052497408?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3295174260

    Semua guru bagiku adalah favorit punya keunikannya masing-masing : ada yang galak tapi care saat aku sakit, ada juga yang pura-pura cuek dan tak peduli tapi sebenarnya peduli sekali pada murid-muridnya, ada juga guru yang lemah lembut dan sayang kepada murid-muridnya, dsb.

    Oh, ya salah satu guru favoritku adalah Bu Ellisabeth biasa dipanggil Bu Ellis,beliau mengajar pelajaran PKN ,karena beliau bukan sekedar mengajarkan kami tentang pelajaran materi tapi juga pelajaran hidup. Beliau mengajarkan kami agar terhindar dari generasi hedonisme (kesenangan sesaat) banyak anak muda yang hidupnya dibuat main-main jadi orang gak benar keluar sekolah karena terjurumus kesenangan yang sesaat. Hidup kita ada ditangan kita sendiri jangan sampai kita mengecewakan
    Orang lain dan masadepan kita sendiri.

    Bu Ellis adalah sosok wanita yang lemah lembut, ramah, perhatian dan tegas.Maka dari itu banyak murid yang menyukainya selain itu beliau cantik dan suka menghibur murid-muridnya.
    Bu Ellis selalu menginspirasi saya untuk menjadi “pintar” pintar disini bukan melulu mendapat nilai baik disetiap pelajaran, tapi juga “menjadi wanita yang pintar” dengan menjaga harga dirinya, menjadi wanita kuat dan mandiri.

  26. Nama : Tri
    E-mail : triwahyuni.irawan3@gmail.com
    Twitter : @tewtri

    Sekolah selama belasan tahun, banyak ketemu pengajar-pengajar hebat dan baik. Namun, guru favorit saya tetap beliau ini. Bapak Sodirin. Beliau guru, saat saya kelas enam SD. Waktu dulu, pertama kali beliau mengajar, saya tau beliau sangat luar biasa. Yah, murid adalah teman. Kami tidak pernah merasa canggung, tegang apalagi takut. Pak Sodirin, merupakan tipe guru yang mencoba sama mudanya dengan anak-anak didiknya. Kami berjumlah 29 orang, dengan anak laki-laki yang banyakan males dan bandel. Walau begitu, ditangan pak Sodirin yang hangat, sangat pengertian, dan lucu juga. Kami bersama-sama melewati masa sekolah dasar dengan lancar. Lalu, itu kah alasan utamanya saya memfavoritkan beliau? Salah satunya mungkin karena hal tersebut. Namun, saya mengidolakannya sejauh dan selama ini sebab beliau merupakan satu-satunya guru yang saya temui, yang mau meminta maaf. Dengan setelan kemeja hitam-hitam, saya masih ingat beliau berdiri di pintu yang memisahkan ruang kelas lima dan enam. Membuka pagi dengan permintaan maaf karena telah gagal membawa kami juara lomba upacara. Saya dan teman-teman mungkin menyadari, kami banyak error saat ikut berlomba terutama pak Sodirin, hari itu entah mengapa beliau juga sama tidak fokusnya. Lomba itu harapan kami, sebab tahun itu merupakan tahun terakhir kami di sekolah. Kami sudah sangat percaya diri bisa membawa piala. Namun, dengan permintaan maaf beliau, seorang laki-laki paling kuat dan hebat yang mewalikelasi kami tiba-tiba meneteskan air mata. Kami tahu, beliau sungguh sangat menyayangi kami. Semua guru tentu mengasihi muridnya tapi, baru pak Sodirin yang saya pribadi menyadari seberapa besar pedulinya beliau terhadap masa depan kami sih khususnya. Sampai hari ini, saat saya dan teman-teman sudah mau belasan tahun lulus dari sekolah. Beliau masih aktif mengajar dan menciptakan murid-murid yang sangat keren dan berbakat. Saya tahu, beliau akan selalu menularkan kehebatannya kepada seluruh anak didiknya. Terima kasih untuk pak Sodirin, kami sangat bersyukur 😁

  27. Wulaningtyastuty
    Wulaningtyastuty@gmail.com
    @tyas_ning

    Guru favorit aku adalah almarhum bpk. Sugeng. Beliau adalah guru seni musik. Beliau selalu bercerita masa mudanya dan selalu memberi petuah-petuah pada muridnya. Karena beliau juga aku jadi bisa memainkan sebuah alat musik (ya walaupun nggak mahir >o< ) beliau juga pandai menciptakan musik. Sayangnya kini beliau telah tiada. Semoga amal ibadah beliau diterima disisiNya. Amin 🙂
    Terima kasih karena telah menjadi guru yang luar biasa 😀

  28. Putri Prama A.
    anantaprama@yahoo.co.id
    @putripramaa
    Pak Hanafi.
    Beliau hadir di kelas kami saat kelas VIII, menjadikan kami sebagai kelas ‘spesial’ karena kami digunakan untuk research beliau. Yang seingat saya, kami under pressure banget karena harus menelan pelajaran lebih. Kemudian, kami ditinggalkan oleh beliau lagi karena beliau tidak bertugas aktif saat itu.
    Setelah itu kami naik kelas ke kelas IX. Dari 26 anak di kelas awal, kami dikurangi 2 anak menjadi 24 anak. Semula kami cuma 24 anak di kelas IX yang menjalani tahun terakhir di masa SMP sambil senang-senang saja. Bimbingan Belajar pagi, KBM hingga setengah 2, kerja kelompok hampir setiap hari hingga pukul setengah 4, pulang, tidur. Begitulah setiap harinya. Tapi, akhirnya setelah beliau ‘menyindir’ kami dengan perilaku bocah SD yang rajin beribadah di dini hari, kami berlomba-lomba untuk melakukan hal itu juga! Kami bangun dini hari, menelepon teman-teman untuk bangun agar beribadah. Terus seperti itu, lalu ‘menyindir’ kami lagi kalau kelas lain melakukan bakti sosial. Oke, kami juga melakukan hal yang sama! Dan yang terakhir yang paling membekas adalah beliau meminta kami untuk mengerjakan tugas genetika tentang fenotip-genotip (iya, belau guru sains) yang melampirkan foto kedua orang tua kita. Ternyata… tugas itu bukan untuk tugas! Tapi, dibuat untuk menampar kami tentang apa saja yang telah kita lakukan untuk orang tua. Sekelas banjir air mata, deh! Beliau meminta kami bukan cuma meningkatkan nilai kami, tetapi meminta kami untuk meningkatkan kualitas diri kita! Saya suka dengan kebiasaan beliau yang itu.
    Beliau juga aktif memotivasi kami, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Terkadang beliau ‘menyentil’ kami di sosial media maupun secara langsung, tentang sifat kami, orang yang kami sukai, maupun postingan kami di sosial media! Saya sendiri diingat sebagai fotografernya togamas karena kedapatan memosting foto buku di togamas. Beliau bahkan tidak segan menjadi teman curhat kami bahkan tentang kehidupan percintaan kami.
    Di media sosial, beliau sharing dengan murid-muridnya dan teman-temannya tentang agama, pendidikan, maupun hobi beliau dengan vespa. Beliau selalu memotivasi murid-muridnya, mengajak murid-murid agar tidak lupa bahwa tugas utama seorang pelajar adalah belajar. Karena itulah saya ingat sekali dengan beliau ini. Bahkan waktu kelihatan vespa saja, saya langsung ingat dengan beliau.
    Yah, seperti itulah guru favorit saya di sekolah. FYI, saya sekarang sudah SMA, jadi jarang ketemu Mr. Han. Terima kasih untuk giveawaynya, semoga kali ini aku beruntung. 🙂

  29. guru favorit saya adalah ibu dian, beliau adalah guru seni saya sewaktu kelas 2 smp. Beliau benar-benar mengajari anak murid nya mengenai seni yang sebenarnya. bukan hanya mengenai materi, hafalan, menggambar, menari ataupun hal-hal yang berbau seni seperti biasanya. tetapi beliau mengajarkan bahwa seni yang memang terlahir dalam diri kita sendiri sebagai manusia, beliau menganggap bawa semua orang pasti mempunyai jiwa seni. dalam segala hal, beliau selalu melibatkan seni dalam kehidupannya. beliau benar-benar menginspirasi saya dalam hal seni ❤

  30. Nama: Nurul islamiyah
    Email: mianurulpotatonaa@gmail.com
    Twitter: @miaryzki

    Guru Favorit di sekolah namanya Bu VIna. Bu Vina itu guru Fisika terbaik sepanjang masa 🙂 Bu Vina bukan cuma ngajarin gimana cara ngerjain soal, tapi juga ngajarin berfikir positif terhadap soal-soal fisika yang notabene susah. Bu Vina juga bisa jadi temen curhat, temen nge-gosip, pokonya bisa banget jadi sahabat buat murid-muridnya. Dan yang paling disukai temen-temen yaitu: Suka ngasih hadiah ke muridnya yang dapat nilai terbaik (I Love this moment), Jadi nambah semangat belajarnya 🙂

  31. Fikriah Azhari | Fikriahazhari[at]gmail[dot]com | @Lovaren_

    Siapa guru favorit kamu di sekolah? Dan coba ceritakan sedikit kenapa guru itu begitu membekas di hati kamu?

    Pak Jamal!
    Beliau ini guru IPA kelas 7 yang kalau menjelaskan itu lancar serasa itu materi udah tertanam banget di kepalanya dia. Cukup santai, suka melucu, tapi orangnya juga serius. Setiap minggu ada 3 kali pertemuan, dan salah satunya pasti diisi dengan ulangan harian. Dia juga rajin menjelaskan. Percaya nggak percaya, ternyata buku tulis IPA kelas 7 ku ada 3 karena begitu banyak materi yang perlu dicatat. Sampai PowerPoint bahasa Inggris dari jaman sekolah masih RSBI, dia suguhkan pada kami.

    Tapi, para siswa dibuat mengerti dengan penjelasannya, jadi dia salah satu guru favorit. Yang sampai sekarang sering salah nyebut nama “Fikriah” jadi “Izkiyah”.

    Yang cukup membekas dari Pak Jamal?

    Pernah ya, waktu itu tiba-tiba ulangan mendadak, kalau aku nggak salah ingat materinya enzim, berbagai macam penyakit akibat kekurangan gizi, dan sel hewan & tumbuhan. Ulangannya diperiksa hari itu juga dan ternyata dari 29 siswa, cuma 2 orang yang nilainya di atas 80. Sisahnya di bawah dari itu dan alhasil dapat marah kok bisa nilainya yang lain cuma segitu. Maka, yang dapat nilai di bawah 80 *sialnya waktu ulangan itu aku juga dapat di bawah 80* disuruh lari keliling lapangan basket 10 kali. Betul-betul itu aku larinya 10 kali dan itu cukup membekas di hati jadi salah satu kenangan masa SMP xD.

    Senin ini udah UN dan nggak kerasa udah akan ninggalin SMP ini.

  32. Nama: Shinta Amelia
    Email: shimeliaw[at]gmail[dot]com
    Twitter: @S130596

    Saya alumni SMAN2 Bekasi, guru favorit saya bernama Alm. Purwanto aliyas Pak Pur atau panggilan gaulnya ‘papuy’. Beliau meninggal tahun lalu 😦 Kalau ingat, masih sedih sampai sekarang ih.

    Jadi beliau ini guru paling disipliiiiin dan gualak di sekolah. Kebetulan pula ngajar MTK kelas 12, mata pelajaran yang paling saya benci. MTK di kelas saya itu kebagian 4x dalam seminggu, saya sekolah hingga jumat saja dan hebatnya dari 4 hari itu, MTK 3 harinya berada di jam pelajaran pertama dan sisanya di jam terakhir, jadi kebayang dong ya gimana waktu kelas 3 saya muak banget sama MTK (di jam pertama ngantuk, di jam terakhir apalagi) dan berimbas juga ke guru yang mengajarnya. Ditambah lagi, sebelum masuk pada materi, Pak Pur ini hobi banget kasih kami quiz dari materi yang sudah dia ajar sebelumnya, minimal 10 nama random dipanggil ke depan buat “pemanasan” ngerjain soal. Kalau ada yang gagal atau “gak bisa” kami sekelas disuruh lari satu putaran di lapangan. Pokoknya Pak Pur ini musuh bersama seangkatan bangetlah waktu awal dulu itu, lebih menegangkan dari film horror, serius 😦 Pak Pur selalu bilang kami satu kelas harus selalu peduli dan saling mengajarkan satu sama lain, jangan pernah malu untuk bertanya! Itu makanya kenapa kalau satu gak bisa sekelas jadi kena hukumannya semua. Dia juga punya aura “mengheningkan” kelas tanpa harus repot-repot mukul papan tulis atau teriak suruh anak-anak tenang. Dia juga terkenal disiplin karena ketat banget dengan absensi, yang tidak masuk kelas dia tanpa keterangan selama 3 hari dalam kurun waktu seminggu bisa gak dibolehin masuk kelas dia selama sebulan kedepan, padahal kami kelas 12 😦 dan rata-rata yang absen kelas dia pun karena telat masuk. Pernah saya punya pengalaman begini, ketika itu saya berpapasan sama beliau di tangga menuju lantai 2, tujuan kami sama ingin ke kelas saya 12 ipa 2. Demi kesopanan terhadap guru saya mempersilakan beliau duluan masuk ke kelas, sedangkan saya berjalan sedikit lambat di belakangnya. Tapi disaat saya melangkah masuk dalam kelas, Pak Pur minta saya keluar karena memang peraturan dia seperti itu, murid yang masuk setelah dia ke dalam kelas tidak boleh ikut pelajaran dan menunggu di luar kelas (walaupun hanya telat beberapa detikpun) aduh, itu malu bangetttt dan sebel. Padahal kan beliau tau saya berpapasan sama dia dan berjalan di belakangnya! Akhirnya saya gabung sama geng telat di luar kelas sambil ngerjain Pe-er. Mwahahaha.

    Dari cerita saya kayaknya saya benci banget ya sama beliau, awalnya memang iya, tapi lama-lama dia menjadi guru favorit saya nomer satu! Walaupun disiplin dan galak kalau lagi jam pelajaran, Pak Pur ini aslinya baik dan ramah sekali. Cara mengajar dia yang keras itu malah membuat saya “jago” matematika. Karena gak ada istilah malas di kelas dia, setiap malam kami belajar materi yang tadi diberikan sekaligus mempelajari materi buat besok (ini mau gak mau loh! karna kalau mau besok ‘hidup’ yah harus rajin belajar dan kerja keras) dia guru yang sangat perhatian, kalau ada murid yang gak bisa/belum kuasai materi dia ajarkan ke meja kita sampai paham, gak ada kata ‘gak bisa’ di kelas dia, semua harus bisa, dari beliau kami jadi paham betapa pentingnya menghargai waktu, dia juga guru yang penuh inovasi, gak cuma mengajar dengan cara berdiri di depan kelas, kadang juga pakai bantuan proyeksi, canggihlah dia itu. Kalau kami ngantuk si kelas, kami gak akan dimarahi tapi langsung di suruh cuci muka ke toilet, bener-bener cuci muka. Walaupun kehjaaam tapi dia guru yang paling pengertian, waktu mau UN dari semua pelajaran, cuma pelajaran MTK lah yang materinya kelar duluan (ngebutnya emang bisa nih dia, tanpa kami sadar!) detik-detik menjelang UN itu kami cuma diberi motivasi, curhat, ketawa-tawa pokoknya dibuat rileks bangetlah sama dia :’)

    Duh sampe nangis nih nulisnya, banyaaaak banget kenangan sama Pak Pur ini yang sampai sekarang kalau ketemu kawan lama pun masih sering kami omongin dan ketawain. Pada akhirnya beliau jadi guru kesayangan semua orang, guru favorite semua orang termasuk saya yang bangga sekali pernah jadi muridnya, karena mungkin di luar sana gak ada lagi guru yang modelnya seperti dia itu, gak ada guru yang se-heartwarming dia ketika diingat saat bernostalgia. Orang hebat Pak Pur itu :’)

    Terima kasih.

  33. Fian Aulia | @Fian_aulia | fianaulia01@gmail.com

    Wah, kalo dibilang guru favorit sepertinya kurang pas. Buat aku sih, guru inspirasi.
    Namanya Pak Hasyim. Orangnya pendek, berjangkut, tua *plak!, sabar, tekun ibadah, professional.
    Alasannya, karena pernah mengkritisi karyaku dengan sangat menohok. Bilangnya, karyamu itu terlalu melankonis, bertele-tele, gak hidup, kayak cerita dongeng padahal jelas-jelas teenlite. *plak! Awalnya, emang marah, sebel, bahkan sempat gak bertegur sapa walaupun dalam KBM. Tapi, sebagai guru yang baik, dia ngasih buku panduan menulis, jadinya kemarahanku menguap deh. Satu lagi, dia gak pelit, hehe. Setiap aku bikin karya yang menurutnya bagus, pasti aku dibelikan cilok, bakso, batagor, mie ayam, dan masih banyak lagi. Dia sabar dan telaten dalam membimbing aku. Gak pernah marah, eh, pernah sekali, gara-gara melewati batas deadline. Dia bilang, aku gak konsisten dalam mengolah waktu.
    Sekarang gak kerasa, udah jadi alumni. Sedih banget, soalnya gak punya waktu bebas buat minta kritik saran Pak Hasyim. Apalagi posisiku pindah ke luar jawa. Wua, I miss you, Pak Hasyim.

    Terima kasih. 🙂

  34. Nama : emma
    email : amrelisha(at)gmail(dot)com
    twitter id : @emmanoer22

    jawaban : guru favorite waktu sekolah dulu namanya pak Rudi, beliau ini wakil kepala sekolah mengajar Pendidikan Kewarganegaraan yang mengajar saat dikelas satu SMA. Karena kelas dua dan tiga gurunya sudah berbeda. Kenapa beliau aku jadikan guru favorite gak lain karena cara beliau mengajar, beliau ini royal dengan nilai bagi murid yang benar” mau belajar dan menerima syarat mendapat nilai dari beliau. Syaratnya gak susah” banget yaitu bisa menjawab pertanyaan yang beliau ajukan, sebelum diberi pertanyaan tentunya tentang pelajaran yang beliau tampu siswanya di bebaskan meminta nilai berapapun nilai sempurna pun boleh, asal dapat menjawab pertanyaan beliau dengan baik nilai 100 atau A+ mudah sekali didapatkan, beliau pernah bilang semua pertanyaan dari beliau mudah jawabannya asal satu mau membaca buku pelajaran. Apalagi saat pelajaran beliau mengadakan diskusi, kemudian murid kelasku yang berjumlah 40an siswa itu dibagi dalam beberapa kelompok saling menyerang dengan pertanyaan” seputar Kewarganegaraan itu menyenangkan untukku pribadi. Karena pelajaran beliau memang lebih pada membaca dan mempraktekan. 😀

  35. Nama : Devi Ambar Wati
    Email: ivedvedi@gmail.com
    Twitter : @ivedvedi

    Jawaban :
    Guru Bahasa Indonesia, Bu Kusmini.
    Dedikasinya saat mengajar di sekolah ku. Kondisi fisiknya tak cukup bagus, ia penderita kanker rahim.
    Selama 3 bulan, ia rela. menyumbangkan ilmu nya untuk kam i. Saat itu pas kelas 10, tentu saja satu sekolahan tahu tentang penyakitnya itu. Namun, semangat yg dimilikinya untuk tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, seperti air yg terus mengalir. Tak surut.
    Setiap ia memasuki kelasku, kami semua menangis…….Menatap wajah pucat nya….
    Suara nya masih jelas serta lantang, ia begitu sabar dan tentu saja ia sangat cantik.
    1 minggu pasca operasi, kami satu sekolahan berduka hati. Kami, kehilangan sesosok guru yg begitu kuat, sosok guru yag begitu bersemangat ,sosok guru yg begitu penyabar.. Sosok guru yg memberikan kita ilmu, sosok.guru yg ak pernah pilah memilihsiswa. Ia begitu adil. Andai masih diberikan waktu, aku hanya ingin mengucapkan beberapa kata “Bu Kus, aku bangga memiliki seorang guru seperti anda”
    She is my inspirator, She is my spirit .

  36. Nama: Gusti
    Domisili: Malang
    Twitter: @onionkiddo (Harlem Ai Mizuki)
    E-mail: nekoyuina@yahoo.co.id
    Link share: https://twitter.com/onionkiddo/status/729206197719465984

    Siapa guru favorit kamu di sekolah?

    Masih ada satu nama guru yang begitu membekas hingga sekarang. Namanya Bu Fat. Beliau guru agama waktu aku masih SMA. Orangnya lembut, baik, nggak pernah marah dan karena itu bagiku cara mengajarnya enak. Karena kebaikan hatinya aku menghormatinya. Tapi teman-teman sekelas diam-diam suka ngomong di belakang Bu Fat, protes karena suaranya yang pelan. Aku heran. Kelas kami saat itu kelas kecil karena kami hanya bersebelas di kelas Bahasa. Kalau mereka fokus mendengarkan, suara Bu Fat sebenarnya jelas-jelas saja. Mengapa mereka tak menghormati guru yang baik hati hanya karena suaranya pelan? Namun, di depan Bu Fat, tentu saja mereka bersikap manis dan ceria.

    Bu Fat, menyadari bahwa saat itu aku dijauhi sebagian besar teman sekelas. Dan hanya beliau yang saat itu membicarakan hal itu padaku. Beliau bilang, “Sepertinya teman-temanmu sebagian besar tak mempedulikanmu. Tapi Ibu yakin, kamu pasti jadi orang sukses.”

    Kata-kata itu begitu menyentuh hatiku. Sebagian besar guru tidak mengetahui apa yang kualami. Mungkin memang benar-benar tidak tahu, atau ada yang termakan omongan teman-teman sekelas yang sepertinya mencapku egois karena jarang bermain bersama mereka (karena aku sibuk dengan kegiatan ekskul di luar kelas demi mengejar prestasi. Aku juga punya teman-teman lain di luar kelas). Padahal, waktu ada kegiatan kelas aku pun berpartisipasi aktif. Misalnya menggambar kartun-kartun dan mading serta menyumbangkan poster untuk menghias kelas (dan kerjasama itu membuahkan juara III).

    Alhamdulillah… kata-kata Bu Fat terbukti saat aku lulus dengan nilai UAN Kelas Bahasa tertinggi sekota (dan nomor 3 se-provinsi). Tentu saja tanpa nyontek (sebagian besar teman sekelasku nyontek waktu ujian. Dan aku menolak menjadi bagian dari “kesepakatan” itu). Setelah lulus, masa reunian anak-anak BDI (Badan Dakwah Islam) adalah terakhir kali aku bertemu dengan Bu Fat. Saat itu aku sudah diterima di universitas pilihan pertamaku. Juga mendapatkan beasiswa unggulan yang berlaku penuh selama 7 semester. Beliau senang karena aku sudah lebih ceria daripada waktu masih di SMA. Aku sudah berniat ingin mengunjungi rumahnya. Namun, tak lama setelah itu, sebelum niat itu terlaksana, aku mendengar kabar kematian beliau. Sudah lama beliau menderita sakit keras.

    Semoga amal dan kebaikan beliau diterima olehNya. Semoga beliau dilapangkan kuburNya, dan menjadi salah satu penghuni surgaNya.

    Banyak guru mengira tugas mereka hanya sampai jam pelajaran berakhir. Padahal, justru kebaikan hati merekalah yang bisa berpengaruh dan menjadi pegangan serta sumber semangat murid-muridnya. Bahkan setelah sang murid sudah tidak bersekolah di sekolah itu lagi.

  37. nama: Thia Amelia
    e-mail: thia.amelia18@yahoo.co.id
    akun: @Thia1498

    Siapa guru favorit kamu di sekolah? Dan coba ceritakan sedikit kenapa guru itu begitu membekas di hati kamu?

    Ketika saya SMP, ada guru saya yang bernama Pak Adry, dan dia adalah guru favorit saya. Pertama karena dia sangat pintar, kebetulan saya sekolah di sekolah swasta yang mempunyai SD dan SMP, ketika SD beliau ngajar IPA dan ketika SMA, beliau ngajar IPS dan B. Inggris. Selain karena pintar, beliau juga selalu memberi saya motivasi. Ketika guru lain memarahi karena merasa sifat saya bandel padahal menurut saya itu benar, Pak Adry datang membela saya. Bukan membela sebenarnya hanya memberikan saya nasihat bahwa memang apa yang menjadi tujuan saya bagus, tapi jalannya salah dan lain sebagainya. Hingga membuat saya paham. Ketika saya SMA di sekolah negeri, teman-teman saya memandang remeh, bahkan guru saya pun rata-rata menolak ketika saya meminta bantuan. Tapi Pak Adry ini, datang dengan sendiri nya dan membantu saya dengan kemampuannya. Pak Adry sangat membekas di ingatan saya, maka dari itu, ketika sekarang saya mau kuliah pun saya meminta saran Pak Adry jurusan mana yang harus saya ikuti. Pak Adry guru favorit saya sepanjang masa.

  38. nama : Mukhammad Maimun Ridlo
    email : maimun_ridlo@yahoo.com
    akun twitter : @MukhammadMaimun

    Siapa guru favorit kamu di sekolah? Dan coba ceritakan sedikit kenapa guru itu begitu membekas di hati kamu?

    Ibu Siti Fatimah. Guru Agamaku waktu SD.
    Beliau orangnya sabar, baik dan selalu menceritakan kisah-kisah para nabi dan sahabat nabi jaman dahulu dan mengajarkan kami untuk memetik hikmah dari kisah tersebut. Beliau juga mengajak kami untuk mengamalkannya. Sehingga pembelajaran jadi menyenangkan dan mengena. Apalagi kadang-kadang dibumbui beberapa nyanyian.
    Setiap akhir pekan, beliau selalu membawa ‘sesuatu’ ke sekolah. Ya, apapun itu yang ada di rumah, ia bawa ke sekolah untuk di bagi-bagikan untuk siswa-siswanya. kadang baju layak pakai anak-anaknya, pisang, kue. Macam-macam deh pokoknya… Siswa jadi senang dengan beliau dan selalu mencintai dan menantinya mengajar. Sekaligus mengajarkan kami untuk selalu berbagi dengan orang lain.

  39. Nama: Leny
    Email: lynnlenie7@gmail.com
    Twitter: @Lenny1785
    Jawaban: Guru favoritku itu guru bahasa Inggris. Aku memfavoritkan beliau karena beliau itu baik dan juga ramah serta tidak pernah marah. Ketika mengajar beliau menjelaskan dengan benar dan perlahan-lahan sehingga materi pembelajaran lebih mudah untuk dipahami. Bahasa inggris itu kan susah, tapi beliau bisa membuatnya menjadi menyenangkan lewat permainan-permainan yang beliau buat. Sehingga aku pun jadi suka belajar bahasa inggris dan mendapat nilai yang baik.

  40. Yeay.. bersyukur banget bisa menang Starlight. Segera saya kirimkan datanya ya.. Sekali lagi terimakasih banyak

Leave a comment