Setelah merilis novel “Meet Lame” di penghujung tahun kemarin, Christian Simamora pun merilis novel barunya, yang merupakan novel pertama dari seri #VIMANASINGLES. Namun, di balik proses penulisan seri baru ini banyak hal baru yang menarik untuk diungkap. Sebelumnya, mari kita mengenal penulisnya terlebih dahulu.
Tentang Penulis:
CHRISTIAN SIMAMORA
Sejak tahun 2006, memutuskan untuk menekuni genre romance untuk pembaca dewasa. Seri #jboyfriend yang sudah terbit: Pillow Talk (Jo), Good Fight (Jet), With You (Jere), All You Can Eat (Jandro), Guilty Pleasure (Julien), Come On Over (Jermaine), As Seen On TV (Javi), dan Marry Now, Sorry Later (Jao).
Tahun ini, dia merilis seri kedua yang diberi nama #vimanasingles.
Meet Lame (Janiel & Daniel) dan Tiger on My Bed (Talita Koum Vimana) adalah novelnya yang kelima belas dan keenam belas.
Fanpage (Facebook): http://www.facebook.com/ChristianSimamoraAuthor
Twitter: @09061983
E-mail: ino_innocent@yahoo.com
-
Berbeda dengan “Meet Lame” yang sebelumnya, di “Tiger On My Bed”, Abang kembali menulis dengan sudut pandang orang ketiga. Kalau menurut Abang, lebih asyik menulis dengan gaya penulisan seperti apa? Sudut pandang orang pertama atau orang ketiga? Dan kenapa?
POV orang pertama dan orang ketiga punya tantangan dan aturan tersendiri. POV orang pertama mengizinkan kontemplasi dan teknik bercerita tertentu. Sebaliknya, POV orang ketiga memungkinkan untuk mengeksplor cerita dari berbagai sisi tanpa berkesan redundant (pengulangan).POV orang pertama bisa membuat cerita berkesan personal, TAPI… risiko tak sinkron dengan maunya pembaca itu sangat tinggi. Kalau diibaratkan dengan video perkawinan, bisa jadi pembaca yang kepengennya menonton acara secara kronologis berbenturan dengan cara berpikir si videografer yang lebih tertarik pada testimoni tamu, misalnya.
Nah, ya dengan POV ketiga, penulis lebih mudah menyelaraskan cara bercerita dengan alur berpikir pembaca. Berhubung pertanyaan kamu adalah perkara suka atau nggak, Abang akan menjawab: tergantung konsep awal. #jboyfriend dan #vimanasingles punya aura yang mirip, jadi teknik berceritanya pun disengaja sebelas-dua belas. Sedangkan Meet Lame kan single title, jadi aturan konsep nggak berlaku buat dia. Pilihan gaya bercerita pun lebih bebas ketimbang buku-buku Abang yang bagian dari serial.
-
Di “Tiger On My Bed”, banyak nih berhamburan adegan-adegan yang terjadi di buku dan Abang analogikan dengan beberapa adegan di film. Biasanya Abang menonton film apa aja sih sampai akhirnya terinspirasi menulis adengan-adegan yang bitter sweet macam yang terjadi di antara Tal dan Jai?
Actually, sebelum menulis Abang sempat merasakan ‘hidup’ seperti tokoh yang Abang tulis. Jadi referensi apa pun yang dibahas di dalam novel adalah berdasarkan ‘pengalaman’ si tokoh. Cara mereka menyelesaikan masalah pun disesuaikan dengan karakter mereka. “What would Tal/Jai do?” Sering banget nanya begitu.
-
Saya penasaran dengan latar belakang tokoh Yana, apa Abang sempat belajar/kursus Bahasa Rusia dulu untuk mendalami karakter Yana?
Kalimat-kalimat Rusia-nya Yana basic dan informal kok. Jadi nggak serepot saat menulis tentang karakter Jermaine yang seorang Prancis di Come On Over. Merayunya saja harus pakai bahasa Prancis. Kalau itu sih, Abang sukses pusing deh, hahahaha!
-
Sebagai latar belakang tokoh Tal yang punya pekerjaan jewelry appraiser, apakah pekerjaan seperti itu didasari oleh hobi Abang yang bersangkutan dengan jewelry atau Abang serta-merta mendalami ilmu perhiasan untuk membangun karakter Tal saja?
Belajar dong, meskipun sebatas sesuai kebutuhan novel. Nggak hanya cara bekerja jewelry appraiser, Abang juga harus tahu sedikit-sedikit tentang sejarah perhiasan dan teknik-teknik. Karena pertimbangan Tal ketika menaksir perhiasan nggak hanya karena kandungan emas dan nilai batu berharganya saja, reputasi pengrajin dan teknik crafting-nya juga ikut dijadikan sebagai bagian penilaian.Meskipun sudah pasti merepotkan, meriset seintens ini bukan kali pertama bagi Abang. Seperti kerbau yang seumur hidup disuruh membajak sawah, badan Abang sudah terbiasa dengan beban hidup ini–halah! 😀
-
Menyangkut nama tokoh laki-lakinya, Jai Birskted, yang berawalan huruf J. Kenapa “Tiger On My Bed” tidak dimasukkan ke dalam seri #JBOYFRIEND?
Duh, si Abang :3 walaupun belum lengkap koleksi bukunya, tapi Bang Christian Simamora sudah masuk dalam kategori penulis favorit dan terbaik versi saya 😀
Bang Ino makan apa sih ya, sampai bisa lancar gitu mikirin draft novelnya.. hehe
Aku loh nggak bakal kepikiran sampai ke “nama pilot Denmark yang juga adalah pahlawan Perang Dunia II” kalau ngasih nama.. dan cerita Bang Ino itu selalu berkesan.. 😀
Riset untuk novel itu loh yang membuat cerita dan karakter sebuah novel itu hidup, dan aku yakin bang Ino selalu sepenuh hati buat melakukan riset untuk bahan-bahan novelnya, makanya semua karya beliau bisa ngena di hati pembaca, meski temanya sebenarnya mainstream 😀